Cerita Mesum Hot – Perkenalkan namaku Bica, saya wanita usia 28 tahun dan tinggiku 169 cm dengan berat badanku 56 kg memiliki ukuran payudaraku 36B disupport dengan wajah cantikku yang putih. Saya dulu kerap kali jadi SPG (Sales Promotion Girl) pada acara pameran kendaraan karena kecantikanku. Saya memiliki suami namanya Roni berusia 30 tahun dan kami sendiri setuju untuk memiliki anak setelah menikah. Masalah seks, kami baik-baik saja, Suamiku dapat dibilang Hypersex dalam sehari meminta jatah 3 kali. Cerita ini bermula dari kesuksesan Roni memperoleh kepercayaan dari atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini sering membuat ia bekerja overtime, mulanya saya dapat menahannya tapi kelamaan keperluanku ingin dipenuhi juga. Itulah yang bikin kami sering berantem sebab kadang Roni harus pergi pagi sekali bahkan kadang lewat tengah malam baru pulang. Mulailah cerita ini dikala Roni memperoleh tanggung jawab untuk menangani proyek besar dan ia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Saat dikenalkan, Faiz tampak terkesima denganku dan sering menatapku saat Roni tidak ada, hal itu membuatku merasa risih. Faiz sendiri gagah dan kekar dan saya yakin banyak wanita yang menyukai. Sebab tuntutan dan agar lebih efisensi, kantor Roni memutuskan Faiz untuk tinggal di rumah kami untuk sementara. Mereka berdua pun sering bekerja sampai larut malam di rumah. Tempat tidur Faiz tepat di seberang kamar kami. Sering kali Faiz mencuri pandang diantara sela-sela pakaian tidurku saat saya berpamitan tidur.
Saya sendiri memang senang tidur bertelanjang supaya kalau Roni datang dapat segera bercumbu. Pernah suatu pagi hari, saya dan Roni bercumbu di dapur dengan posisiku sedang duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan memperhatikan kami. Ia menyuruh diam supaya saya tak menghentikan aktivitas kami, sebab kami sedang dalam puncaknya dan saya juga tak tega menghentikan Roni. Walhasil ku biarkan saja Faiz memperhatikan kami bercumbu tanpa Roni sadari sampai kami berdua orgasme. Saya tahu Faiz pasti memperhatikan tubuh telanjangku dikala Roni melepaskan penisnya dari vaginaku dan terjongkok di bawah meja. Sesudah kejadian itu, Faiz lebih sering melihat lekuk tubuhku. Hingga saat Roni sibuk sekali sehingga hampir seminggu tak menyentuhku. Di hari Jum’at, tempat Roni bekerja sedang mengadakan pesta bersama di rumah atasan Roni. Rumahnya terdiri dari dua lantai yang betul-betul mewah, lantai 2 terdapat galeri berisi barang-barang antik. Kami datang bertiga, saya menggunakan gaun warna merah yang terbuka di belakang cuma dihubungkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tak mungkin bisa pakai BH. Bagian bawah gaunku terdapat sobekan panjang sampai sejengkal di atas lutut yang membuatku merasa betul-betul seksi, Faiz bahkan sempat terpana dengan penampilanku. Sebelum berangkat saya dan Roni sempat bercumbu di kamar dan ternyata Faiz mengintip tanpa kami ketahui melalui pintu yang tak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat aksi kami dari pantulan cermin. Sayangnya karena letih atau terburu-buru, Roni orgasme dulu dan saya dibiarkan menahannya dan Faiz mengetahuinya. Malam itu dikala acara betul-betul ramai, Roni tiba-tiba dipanggil oleh atasannya untuk dikenalkan dengan customer. Roni berkata padaku untuk menunggunya sejenak dan saya pun memutuskan untuk menunggu di lantai 2 sambil memperhatikan barang-barang antik. Di lantai 2 terbukti kondisi cukup sepi cuma ada 3 orang di ruangan yang besar itu. Saya sendiri sangat tertarik dengan sebuah cermin besar yang terdapat pojokan ruangan. Saya sangat mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin dan tanpa ku sadari Faiz berada di sampingku.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : Ngentot Teman Lama dan Selingkuh Dengan Tetangga Idaman
“Udah, nanti kacanya pecah lho.. gak tahan dengan
kecantikanmu..!”, canda Faiz “Ah bisa
aja kau Faiz”, balasku. Kami berdua
berbincang-bincang di depan cermin cukup lama. Faiz tiba-tiba memintaku
membantu memegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasku dan
gelasnya. “Saya dapat membuatmu tampak
lebih seksi”, katanya yang langsung memegang rambutku dengan lembut. Tidak bisa mengelak, ia sudah menggulung
rambutku sehingga menampak leherku yang mulus dan saya sangat terpikat dengan
kondisi diriku yang seperti itu yang tampak membuatku lebih seksi. Saat saya sedang terpikat, tiba-tiba Faiz
menyentuh leherku dan membuatku geli. Selanjutnya Faiz menempelkan bibirnya di
leher belakangku yang langsung membuatku lemas karena daerah itu paling
sensitif. Masih dalam keadaan memegang gelas, Faiz sudah menyudutkanku di
dinding dan mencium leherku dari depan.
“Faiz apa yang kau lakukan..segera lepaskanku Faiz..lepas..!”, rontaku
namun Faiz tahu saya tak akan berteriak di suasana ini sebab akan mempermalukan
seluruh orang. Faiz terus menyerangku
tubuhku dengan bebas dengan kedua tanganku yang masih memegang gelas. Ia meraba
buah dadaku dari luar dan terus mencium leherku, sambil meronta-ronta saya
merasa gairahku meningkat, apalagi Faiz tiba-tiba mulai menyentuh belahan bawah
gaunku sampai ke selangkanganku.
“Faizz..hentikan Faiz… saya mohon..Faiz..tolong jangan lakukan itu..”,
rintihku. Namun Faiz tidak menghirauku dan terus menyerangku hingga jari tengah
tangannya sampai di vaginaku yang terbukti sudah berair sebab serangan
Faiz. Ia menyadari saya cuma mengenakan
G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, ia lalu menariknya dengan sekali
sentakan dan terlepaslah G-stringku. Saya takut apalagi merasakan benda keras
di pahaku. Dikala Faiz semakin liar dan
saya pun tak bisa berbuat apa-apa, tiba-tiba Roni memanggil dari pinggir tangga
yang membikin pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu saya segera lari sambil
memberesi baju ku menuju Roni yang tak memperhatikan kami dan meninggalkan Faiz
dengan G-string hitamku.
Saya sungguh kaget dengan kejadian itu namun tanpa disadari
saya menikmati gairah yang cukup tinggi menikmati tantangan mengerjakan di
daerah lazim walau dalam klasifikasi diperkosa.
Rupanya pesta malam itu berlangsung sampai larut malam dan Roni
mengatakan ia sepatutnya mengerjakan meeting dengan customer dan atasannya dan
ia mempertimbangkan saya untuk pulang bersama Faiz. Tanpa dapat menolak hasilnya malam itu saya
ditemani Faiz, diperjalanan ia cuma mengakatakan “Maaf Bica..kau sungguh menawan malam ini.”
Sepanjang jalan kami tak mengobrol apaun. Sampai hingga dirumah saya segera
masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, saya menikmati hal yang
aneh antara malu saya baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu
mengakui bahwa saya terstimulus hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan
gairah. Tanpa sadar terbukti Faiz sudah
mengunci seluruh pintu dan masuk ke dalam kamarku, saya kaget dikala mendengar
suaranya’, “Bica saya berkeinginan
mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana
pendek saja, dengan berdiri saya ambil G-stringku dengan pesat, namun dikala
itu juga Faiz sudah menyergapku lagi dan segera menciumiku sambil segera
menarik kaitan gaun malamku, karenanya bugilah saya diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu saya segera
dijatuhkan di daerah tidur dan ia segera menindihku. Saya meronta-ronta sambil
menendang-nendang? ”Faizz..lepaskan saya
Faiz..ingat kamu sahabat suamiku Faiz..jangan..ahh..saya mohon”, erangku
ditengah rasa kebingungan antara nafsu dan malu, namun Faiz terus menekan
sampai saya berteriak dikala penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku,
terbukti ia telah siap dengan cuma menerapkan celana pendek saja tanpa celana
dalam. “Ahhhh?Faizz..kamu..:’ Lalu
mulailah ia memompaku dan lepaslah perlawananku, hasilnya saya cuma menutup mata
dan menangis perlahan..clok..clok..clok..saya mendengar bunyi penisnya yang
besar keluar masuk di dalam vaginaku yang telah betul-betul berair sampai
mempermudah penisnya bergerak.
Lama sekali ia memompaku dan saya cuma meringkuk mendengar desah napasnya di telingaku, tidak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Hingga kurang lebih satu jam saya hasilnya melenguh panjang “Ahhh?..” terbukti saya orgasme terutamanya dulu, sungguh saya betul-betul malu mengalami perkosaan yang saya nikmati. Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar bunyi Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” saya menikmati vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Faiz terkulai di atasku. “Maaf Bica saya tidak kuasa membendung nafsuku..”bisiknya perlahan lalu berdiri dan meninggalkanku meringkuk dan menerawang. hinga tertidur Saya tidak tahu jam berapa Roni pulang sampai pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti awam saya berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Sebab tidak ada seorang bahkan saya memberanikan diri untuk berenang tanpa baju. Ketika asiknya berenang tanpa disadari, Faiz terbukti berdalih tak nikmat badan dan kembali pulang, sebab Roni betul-betul mempercayainya karenanya ia izinkan Faiz pulang sendiri. Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan memperhatikan saya sedang berenang tanpa baju. Lalu ia bergerak ke kolam renag dan melepaskan segala bajunya, dikala itulah saya sadari kedatangannya, “Faizz..mengapa kamu ada di sini?” tanyaku, “Hening Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, saya memperhatikan tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk dikala ia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantes saja, semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Saya buru-buru berenang menjauh tetai tak berani keluar dr dalam kolam sebab tak mengenakan baju apa saja juga. Ketika saya bersandar di pingiran sisi lain kolam, saya tak memperhatikan ada tanda2 Faiz di dalam kolam. Saya mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba saya menikmati vaginaku hangat sekali, terbukti Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil membatasi kedua kakiku tanpa dapat meronta. Walhasil saya cuma dapat menikmati lidahnya merayapai segala sisi vaginaku dan menjelang liang senggamaku..saya cuma menggigit bibir membendung gairah yang masih bergelora dari semalam.
Baca Juga Cerita Seks Panas : Hisapan Guru Paling Maknyus
Cukup lama ia mengerjai vaginaku, napasnya kuat sekali pikirku. Detik selanjutnya yang saya tahu ia sudah berada di depanku dan penisnya yang besar sudah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku membendung sedap yang telah seminggu ini tak tersentuh oleh Roni. Walhasil saya membolehkan ia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Kini saya cuma memeluknya saja dan membolehkan ia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Malah dikala ia tarik saya ke luar kolam saya cuma menurutinya saja, edan saya mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, namun terbukti gairahku sudah menutupi kenyataan bahwa saya sedang diperkosa oleh sahabat suamiku. Dan di pinggir kolam ia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kamu betul-betul menawan dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku. Saya cuma memejamkan mata berpura-pura tak menikmatinya, meskipun seandainya saya jujur saya betul-betul berkeinginan memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Cuma bunyi eranggannya dan bunyi penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..ia tahu bahwa saya telah berada dalam kekuasaannya. Sebagian dikala kemudian kembali saya yang mengalami orgasme dimulai eranganku “Ahhh..” saya menggigit keras bibirku sambil membatasi keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari saya mengalami orgasme. Sejenak kemudian Faiz lah yang berteriak panjang, “Kamu hebat Bica..saya cinta kamu..AAHHH..HHH” dan saya menikmati semburan kuat di dalam vaginaku. Edan hebat sekali ia dapat membuatku menikmatinya pikirku. Sesudah ia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, saya reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Saya tidak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau sebab ia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar. Sesudah Roni pulang herannya saya tak menyebutkan kejadian malam lalu dan pagi tadi, saya berkeinginan Roni bisa memberikan kepuasan padaku.
Dengan cuma menggenakan kimono dengan tali depan saya dekati
Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu saya buka tali
kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang,
berkeinginan da berbalik dan menyerangku.
Ternyta yang kudapatkan merupakan hardikannya “Bica..apakah kau tidak
dapat memperhatikan seandainya saya sedang sibuk? Jangan kamu ganggu saya dahulu..ini untuk
masa depan kita” teriaknya keras. Saya
yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Saya kaget dan menangis, lalu saya
keluar kamar dengan membanting pintu, lalu saya pergi ke pinggir kolam dan
duduk di sana merenung dan membendung nafsu.
Dari kolam saya dapat memperhatikan bayang-bayang di Roni di depan
komputer dan lampu di kamar Faiz. Nampak samar-samar Faiz keluar dari kamar
mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Sebab di luar gelap tidak
mungkin ia melihatku. Tanpa sadar saya mendekat ke jendelanya dan melihat Faiz
mengeringkan tubuh. Edan kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku
merupakan penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan
memanggilku. Saya malu sekali mengagumi
dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih
haus. Pelan saya membelai-belai vaginaku
sampai terasa berair, hasilnya saya mempertimbangkan untuk memintanya pada
Faiz, dengan hati yang berdegub pesat dan nafsu yang telah menutupi kesadaran,
saya nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan segera mengunci pintu dari dalam. Faiz betul-betul kaget “Tyas..apa yang kau
lakukan?”, saya cuma merekatkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat supaya
tak bersuara sebab Roni ada di kamar seberang.
Seketika saya membuka baju tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku
tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz cuma terperangah dan menatap
terpukau pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil menunjukkan penisnya yang kian
membesar dan kelihatan berotot.
Dengan seketika saya segera berlutut di hadapannya dan
mengulum penisnya, Faiz yang masih kaget dengan kejadian ini cuma mendesah
pelan menikmati penisnya saya kulum dan hisap dengan nafsuku yang telah
memuncak. Sambil mulutku konsisten di
dalam penisnya saya pelan naik ke atas daerah tidur dan menempatkan vaginaku di
mulut Faiz yang telah meringkuk, ia paham maksudku dan segera saja lidahnya
melahap vaginaku yang telah betul-betul berair, cukup lama kami dalam posisi
itu, terinat akan Roni yang dapat saja tiba-tiba datang saya segera mengambil
inisiatif untuk mengubah posisi dan pelan duduk di atas penisnya yang telah
mengacung tegang dan besar panjang.
Pelan saya arahkan dan usulan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda
dengan dikala saya diperkosanya, pelan namun pasti saya merasaskan suatu
sensasi yang benar-benar besar hingga hasilnya keseluruhan batang penis Faiz
masuk ke dalam vaginaku
“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku pelan membendung bunyi gairahku supaya
tak terdengar, saya menikmati segala penisnya memenuhi vaginaku dan meraba
rahimku. Sungguh suatu sensasi yang
tidak terbayangkan, dan sensasi itu kian bertambah dikala saya mulai
menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus
memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku sampai berwarna kemerahan
dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan
kami pelan mengiringi bunyi penisnya yan keluar masuk vaginaku
clok..clok..clok? Tidak bendung dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan
mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher
dan terus lagi. Saya sungguh tidak bisa
membendung gairah yang selama ini terpendam. Mungkin sebab nafsu yang telah
betul-betul terbendung atau takut Roni mendengar tidak kuasa saya melepaskan
puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya
supaya tak bersuara. Kudekap erta Faiz
seakan tidak bisa dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku.
Faiz menikmati penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa
saya mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya betul-betul erat sambil
memelukku dengan belaian hangatnya.
Selesai saya orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan saya dengan
penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan
menjilati leher dan putingku pelan, entah kenapa saya kembali bernafsu dan
membalas kecupannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz
menikmati penisnya kembali bisa keluar masuk dengan gampang sebab vaginaku
telah kembali berair dan siap mendapatkan serangan selanjutnya. Dan Faiz segera memompa penisnya dengan
motivasi dan pesat membikin tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik
turun dan sungguh bunyi yang muncul antara erangan kami berdua yang terbendung
derit daerah tidur dan bunyi penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar
gairahku dan saya bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz. Dan benar saja 10 menit kemudian saya hingga
pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras
bokongnya sampai penisnya meraba rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang
membolehkan saya merasakan deburan ombak kenikmatan yang menyerangku
berkali-kali berbarengan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku supaya tak mengeluarkan bunyi, cukup lama saya dalam
kondisi ini dan anehnya sesudah selesai saya berada dalam puncak terbukti saya
telah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku. Ketika itulah kudengar pintu kamarku terbuka
dan detik selanjutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kamu telah
tidur?”, demikian ketuk Roni. Seketika saja
Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku mengumpet di kamar mandi. Sempat
menyambar baju tidurku yang tergolek di lantai saya segera lari ke kamar mandi
dan mengunci dari luar.
Sungguh hatiku berdegub dengan kerasnya membayangkan apa jadinya kalau saya ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat kaget memperhatikan Faiz telanjang, ”Sedang apa kau Faiz” tanpa curiga dengan daerah tidur yang semrawut yang seandainya diamati dari dekat ada cairan kenikmatanku. Faiz cuma tersenyum dan mengatakan,”Ingin tau aja..” Dasar Roni ia segera mendiskusikan suatu hal profesi dan mereka terlibat diskusi itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka mengobrol dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdegub-debar namun anehnya dengan kondisi ini nafsuku sungguh kian menjadi-jadi. Sesudah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi pelan,”Bica buka pintunya..telah aman”. Itu saya buka pintunya Faiz segera menarik saya dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, segera saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku. “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar pelan sambil terus menggoyangkan bokongnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku. Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz kian pesat sehingga saya tahu ia akan menempuh puncaknya, dan akupun menikmati hal yang sama. “Faizz lebih pesat sayang saya telah hampir keluar..” desahku “Bendung sayang kita berbarengan keluarnya”, dan benar saja dikala kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku saya mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan merasakan puncak gairah itu berbarengan. “Faizzz..,” desahku terbendung. “Ahhh Bica..kamu hebat..” demikian katanya. Walhasil kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang betul-betul melelahkan. Ketika kulirik jam terbukti telah dua jam kami bergumul. “Terima beri Faiz..kamu hebat..” kataku dengan ciuman mesra dan segera menerapkan baju tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tak curiga sama sekali dan konsisten berkutat dengan komputernya dan tak menghiraukanku yang segera terbaring tanpa melepas pakaianku seperti umumnya sebab saya tahu ada bekas kecupan Faiz di sekujur buah dadaku.
Baca JUga Cerita Panas Hot : Cumbuan nikmat untuk istri tetangga dan Kontol ku Milik Tetangga
Malam itu saya merasa betul-betul bersalah pada Roni namun
di lain sisi saya merasa betul-betul puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya
seperti awam di hari Pekan saya dan Roni berenang di pagi hari tapi mengingat
adanya Faiz. Kami yang umumnya berenang
bertelanjang hasilnya mempertimbangkan menerapkan baju renag, saya syukuri
sebab hal ini bisa menutupi buah dadaku yang masih memar sebab gigitan Faiz.
Ketika kami berenang saya menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari
kamarnya. Dan dikala Roni sedang asyik
berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membikin saya kaget
ia menunjukan penisnya yang telah mengacung besar dan tegang. Aku di hipnotis
saya nekat berjalan ke dalam. ”Ron saya
berkeinginan ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, ia cuma mengiyakan
sambil terus berenang, Roni memang betul-betul hobi berenang dapat 2 jam
nonstop tanpa stop. Saya dengan tergesa
masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz telah menunggu dan tidak
tabah ia melucuti pakain renangku yang memang cuma memakai tali sebagai pengikatnya. “Edan kau Faiz..dapat ketahuan Roni lho,”
protesku tanpa konfrontasi sebab saya sendiri betul-betul bergairah oleh
tantangan ini. dan dengan kasar ia menciumi punggungku sambil meremas buah
dadaku “Sinting kau menikmatinya
khan?!,” goda Faiz sambil mengecup leher belakangku. Dan saya cuma mendesah membendung sedap dan
tantangan ini. Yang lebih edan Faiz menarikku ke jendela dan masih dari
belakang ia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung sampai pantatku, “Edan kamu Faiz, Roni dapat memperhatikan
kita,” namun anehnya saya tak berontak sama sekali dan melihat Roni yang
benar-benar betul-betul menikamti renangnya.
Di kamar Faiz bahkan saya betul-betul merasakan sentuhan Faiz. “Bica kau menyukai ini khan?” tanyanya sambil
dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Faiz..” teriakku terkejut dan sedap,
kini saya berani bersuara lebih pesat sebab tahu Roni tak akan
mendengarnya. Seketika saja Faiz memaju
mundurkan penisnya di vaginaku. ”Ahh..
Faiz lebih pesat..fuck me Faiz..puaskan saya Faiz..penismu sungguh luar
awam..Faiz saya sayang kau..”
teriakku tidak keruan dengan masih melihat Roni. Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar
sampai vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi
ini, ”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya
sambil terus menekanku, seandainya saja Roni memperhatikan sebentar ke kamar
Faiz karenanya ia akn betul-betul kaget meilhat panorama ini, istrinya sedang
bercumbu dengan rekan kerjanya. Rupanya
kami memang dapat saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami telah
menempuh puncak secara berbarengan
“Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh saya keluar Faizzz”,
teriaku. “Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat
ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya berbarengan dengan puncak kenikmatan
yang datang berbarengan. Sesudah itu
saya segera mengecup bibirnya dan kembali mengenakan baju renangku dan kembali
berenang bersama Roni yang tak menyadari kejadian itu. Sesudah itu hari-hari selanjutnya sungguh
mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercumbu bersama
Faiz. Pernah suatu dikala dikala
hasilnya Roni berkeinginan bercumbu denganku di suatu malam sampai hasilnya ia
tertidur kelelahan, saya hendak mengambil susu di dapur dan sebab telah larut
malam saya nekat tak mengenakan baju apa saja.
Ketika saya membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat
bayang-bayang di belakangku sebelum saya menyadari Faiz telah di belakangku dan
segera menubruku dari belakang. Penisnya
segera menikam vaginaku yang membuatku cuma tersedak dan membendung sedap
tiba-tiba ini.
Kami bergumul di lantai dapur lalu ia mengambil tempat duduk
dan duduk di atasnya sambil memangku saya.
“Faizz kau badung” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercumbu
sampai hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku
selama ini. Walhasil dikala proyek
kantor Roni selesai Faiz sepatutnya pergi dari rumah kami dan malam sebelum
pergi saya dan Faiz melowongkan bercumbu kembali.
PENISKU DIKOCOK KOCOK
Ketika itu adalah tanggal ulang tahun sekolah gue belajar
2,5 tahun belakangan ini. Pada hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat
bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet
belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan
untuk acara hari itu! pada hari jadinya
sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru
pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba
antar kelas sampai lomba modern dance. Namun lomba modern dance ini tidak
diadakan antarkelas, tetapi antarangkatan yang membuat acara ini seru adalah
suporter dari masing2 kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos
untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi
tinggi-tingginya Ok kembali ke acara
ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 9 pagi. Namun gue datang pukul
11 siang!hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue
datangnya telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern
dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga. Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan
gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya melia
yang memiliki nama lengkap Putri Amelia Candra. ohhh ya gw kok sudah mengenalin
orang lain padahal gue aja belom kenalan!he..nama gw ryo sob nama panjangnya ga
usah deh ya jelek soalnya Acara pun dimulai dari
penampilan kelas 1 lalu iikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3.
Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi.
Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup
ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.
Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi
lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliak-liukan
badannya dengan seksi. Seiring lompatan atau gerakan seksi mereka payudara
mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu Mata saya hanya tertuju pada melia. Selain
karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi
tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya.
Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga. Mulai dari payudara yang lebih besar dari
melia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju
pada melia. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi
secara fisik maupun non.Setelah mereka bermodern dance ria & membangkitkan
gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher &
bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju. melia segera menuju kelas untuk kembali
mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh
bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia
pun menuju ke wc untuk berganti baju.
Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena
keringat yg basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke
kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yg berwarna hitam jatuh di
depan pintu kamar mandi. Gue pun
langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue
pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa
maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue
akan berikan setelah gue kencing.
Setelah gue kencing, gue liat amelia mondar-mandir di
sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,
“Nyari apa melia?” “Eh lo ryo,
ini nih gue nyari bh sm cd gue, lo lyat gak?”
“Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya. “Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu
dimana?” “Ni tdi jatoh. Lo ga tau…” “Oh yawdh, thanks ya ryo. “Iya sm2 melia.” “Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah
banget nih.” “Ngapain melia?” “Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya
amelia nakal. “Hhhee. Emg boleh melia??” “Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu
dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya. “Ywdh yuk masuk.” “melia, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan
ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin amelia. Trus
kencing. dan Tiba-tiba melia berkata “Oh
my god. Gede banget ryo barang (Kontol gue) lo” Gue pun kaget. “melia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip
sih?” “Hhehe. Sori ryo, abis gak
sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…” “Ah, dsar lo melia. Ywdh, ganti baju tadi
katanya mo ganti baju?” “Ywdah”Gue pun
memakai clana gue lagi. Amelia pun sibuk
membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya. Gue pun merhatiin semuanya. “Eh ryo, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil
ia menutupi toketnya yg sekel dengan tangan kirinya. Trus memiawnya juga ditutupin
sama cdnya yang baru dibuka. “Hehehe.
gue penasaran juga melia…” “Penasaran??” “Iya”
“Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?” “Iya sih” sambil ia senyum-senyum. “melia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh
ga?” “Ha? Tai lo ryo. Emang lo siapa
gue!!” “Bentar aja melia” “Tapi gue juga pegang2 barang lo ya ryo? Biar
adil.” “Oh yawdah”dan gw pun ngebuka
resleting gue.
Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue. Gue dengan semangat ngeremes2 toket amelia yg
sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue. “Knp melia? Pegang dong… gue aja udah megang
toket lo nih. Sekel banget sih melia toket lo?”
“Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.” “Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…” dan gue mencoba membawa tangannya buat megang
Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh
oleh tangan amelia. “Oowwhhh… kocok2
dong melia…” Pinta gue. Dia pun agak
malu2 pas mau ngocok Kontol gue.
Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket
dia. “Owwhhh… enak melia… agak kenceng
dong megangnya…” “Iya… ohh gede bgt sih
ryo?? Lo dah ngaceng ya nih??” “Iya udah
lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.” “melia… gue isep yah toket lo??” “Ihh, gila lo ah.” “Bentar…”
“Ywdah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia
ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.
“melia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…” “Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun
ngocok Kontol gue agak cepet. “Aahhhh…
ohhhh… enak meliaa…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketny. “Ahhh… yg cepet lagi melia… oohh… uuhhh…
ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya. “melia, sepongin dong sebentar…” “Ha?”
“Sepongiiin… masukin Kontol gue ke mulut lo… trus kocokin pake mulut
lo…” “Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja
yah ryo? Nnti kpn2 deh.” Amelia nolak.
“Bentar meliaa… pengen nihh…” gue memohon.
“Ah lo ryo. Ywdah, tp bentar aja ya” “iya, sampe keluar…” “Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut
gue!!” “Iya, gak… nnti kalo gue dah mau
muncrat gue cabut Kontol gue dari mulut lo…”
“Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntr sama anak2 yang
laen.” “iya” jwab gue. Amelia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas
banget udah berhadepan sama Kontol gue.
Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Amelia pun tanpa ragu lagi
membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya
amelia. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju
mundur sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue. Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada
rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.
Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak2in Kontol gue maju mundur. “Ooohh… meliaaa… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh…
ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutny yg ga terlalu panjang. “Mmmhhhhh… mmmmhh… mhhhh…” amelia pun
mendesah smbil terus nyepongin Kontol gue.
“Ooohhhhhhhhh… teeruusss meliaaaa… ooohhh… eeennnaaakkk… terus
melia…” “Mmhh… mmhhhh…” “Cepetin lagii meliaaa…” pint ague. “Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” amelia pun
sedkit agak kewalahan nyepongin Kontol gue.
“Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak meliaaa… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh” Amelia pun semakin mempercepat kocokan
mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Kontol gue
di mulutnya. Saking terasa cepatnya.
Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.
“Aaohhh… meliaa… gue mau keluar nihhhh…” Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari
Kontol gue. Trus dia berdiri dari yg sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi
jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus gue tuntun buat megang Kontol gue
yang udah ngaceng banget krn mau keluar.
“Kocokin yang cepet melia…”
Amelia pun mengocok Kontol gue cepet. Pas dia lagi ngocokin Kontol gue,
gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel
gak terlalu gede. Akhirnya setelah kira2
3 menit dikocokin pake tangannya.
“Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…” “Uwwhh, ywdah keluarin aja ryo…” dia pun
ngarahin Kontol gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc
tanpa berceceran di lantai. “Aaarghhh…
oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar meliaaa…” akhirnya
peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar
setetes setetes. “Oouhwwww… gila ryo,
banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” amelia pun ngelepasin
tangannya dari Kontol gue. Trus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue
sedikit pake aer di gayung. “Uuffhh… iya
nih melia, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah
dicoliin sama lo… capek nih melia… melia bersihin dong peju gue nih dikit lagi
pake mulut lo…” pinta gue kea ca. “Apa?”
amelia kaget. “Jilatin dikit nih ujung
Kontol gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”
“Ih males. Gak ah. Jijik gue.”
“Yah, tanggung nih melia… dikit lagi”
“Gak. Nnti aja yah kapan2 ryo…” amelia memberi harapan. “Huh. Dsar lo melia. Tanggung juga nih. Ywdah
deh.” “Nih gue bersihin peju lo yang di
sini aja nih.” Kata Amelia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya
banyak peju gue. Setelah nyiramin peju
gue yang berceceran di wc, amelia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue.
Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang
gue. Gue perhatiin amelia. Ia kleiatan
seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya.
Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang
juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu
ia pun meminta tolong gue. “ryo tolong
pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya. “Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue
ngeledek. “Syarat apaan?” “Tebak dong”
“Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit
ngotot. “Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke
arah memiawnya. “Ohh ini… lo mau ngewe
sama gue?” amelia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget. “Iaa, gue pengen ngewe sm lo melia… blh
ga?” “Anjjrriitt lo ryo, apa masih
kurang yg skrg?” “Kurang laaaah… gue mau
nyicipin tubuh lo pake Kontol gue…”
“Aaaaaaaahhh!” “Sssstt, jgn
kenceng2 melia… Ayoo dong meliaaaa… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue
memohon lagi. “Gue masih virgin laaahh
ryoo.” “Ahh yakinnn lo??” “IYA!”
“Kalo dari toket lo yg gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin
deh…” “Hah? Tau dari mana lo???” “Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga
virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…” “Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget
nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya. “Iya dong, makanya kapan2 mau nyoba ngewe
sama gue ga?” “Hmmm gimana yaaaaa, yaa
liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut
dan poninya. “Yawdahhh nnti kpn2 kita
coba yaa??” Ucap gue memastikan. “Iya
ahh, ywdah, gue mau balik ke anak2 dulu nih. Ntr gue dicurigain lagi ganti baju
doang kok lama banget.”
Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi. “Sipp, ati2 lo. Thankss meliaa atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue. dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa ryo? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa melia untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha… sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gw ngentot sama melia, tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si melia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan. Demikianlah cerita bokep hot Sensasi Bercumbu Darah Perawan dan Penisku dikocok kocok oleh cerita sex hot