– Tanpa terasa, di luar telah gelap. Aku pun mohon ijin ke Ceme guna mandi. Tapi Ceme justeru mengajakku mandi bersama. Dan aku tidak menolaknya. Karena aku beranggapan toh sama-sama wanita.Sungguh di luar dugaan, di kamar mandi saat kami sama-sama telanjang bulat, Ceme menyerahkan sesuatu urusan yang sama sekali tidak terpikirkan. –
Sebelum air yang hangat tersebut membanjiri tubuh kami, Ceme memelukku seraya tidak henti-hentinya memuji keindahan tubuhku. Semula aku risih, tetapi rasa risih tersebut hilang oleh perasaan yang beda yang sudah menjalar di sekujur tubuh. Sentuhan-sentuhan tangannya ke sekujur tubuhku membuatku nikmat dan tidak kuasa aku menolaknya. Apalagi saat Ceme menyentuh unsur tubuhku yang sensitif. –
Kelembutan tubuh Ceme yang memelukku membuatku merinding begitu rupa. Buah dadaku dan buah dadanya saling beradu. Sementara bulu-bulu lebat yang sedang di bawah perut Ceme terasa halus menyentuh wilayah bawah perutku yang pun ditumbuhi bulu-bulu. Namun bulu-bulu kemaluanku tidak selebat miliknya, sampai-sampai terasa sekali kelembutan tersebut ketika Ceme menggoyangkan pinggulnya. –
– Karena keadaan yang demikian, aku pun merasakan segala apa yang dia lakukan. Kami benar-benar melupakan bahwa kami sama-sama perempuan. Perasaan tersebut hilang dampak kenikmatan yang terus mengaliri tubuh. Dan pada kesudahannya kami saling berpandangan, saling tersenyum, dan mulut kami juga saling berciuman.
Kedua tanganku yang semuala tidak bergerak sekarang mulai melingkar di tubuhnya. Tanganku mencari punggungnya yang halus dari atas hingga ke bawah dan terhenti di unsur buah pantatnya. Buah pantat yang kencang tersebut secara refleks kuremas-remas. Tangan Ceme juga demikian, dengan lembut dia juga meremas-remas pantatku, membuatku semakin naik dan terbawa arus suasana. –
Hingga sebuah saat saat Ceme melepas ciuman bibirnya, kemudian mulai menciumi leherku dan semakin turun ke bawah, bibirnya sekarang menemukan buah dadaku yang mengeras. Tanpa berkata-kata seraya sejenak melirik padaku, Ceme menciumi dua bukit payudaraku secar bergantian. Napasku mulai memburu sampai akhirnya aku menjerit kecil saat bibir tersebut menghisap puting susuku. Dan sungguh aku merasakan semuanya, sebab baru kesatu kali ini aku diciumi oleh seorang wanita. –
Sementara tangan kanannya turun ke bawah mengarah ke kemaluanku. Aku terkenang akan suamiku yang sering mengerjakan hal serupa, tetapi perbedaannya terasa sekali, Ceme paling lembut memanjakan tubuhku ini, mungkin sebab dia pun wanita. –
– Setelah tangan tersebut berada di kemaluanku, dengan lembut sekali dia membelainya. Jarinya sesekali menggesek kelentitku yang masih tersembunyi, maka aku segera membuka pahaku sedikit supaya kelentitku yang terasa mengeras tersebut leluasa keluar.
Ketika jari tersebut menyentuh kelentitku yang mengeras, semakin asyik Ceme memainkan kelentitku itu, sampai-sampai aku semakin tidak bisa mengendalikan tubuhku. Aku menggelinjang hebat saat rasa geli campur nikmat menjamah tubuhku. Pori-poriku sudah menerbitkan keringat dingin, di dalam liang vaginaku telah terasa terdapat cairan hangat yang mengalir perlahan, pertanda rangsangan yang sungguh membuatku menjadi nikmat.
Ketika tanganku mengurangi bagian atas kepalanya, bibir Ceme yang menghisap kedua putingku secara bergantian segera berhenti. Ada kemauan pada diriku dan Ceme memahami akan keinginanku itu. Namun sebelumnya, pulang dia pada posisi wajahnya di depan wajahku. Tersungging senyuman yang manis.
Sambil tersenyum aku mengangguk pelan. Tubuhku diangkatnya dan aku duduk di ujung bak mandi yang tercipta dari porselen. Setelah aku memposisikan sedemikian rupa, tangan Ceme dengan tangkas membuka kedua pahaku lebar-lebar, maka vaginaku sekarang terkuak bebas. Dengan posisi berlutut, Ceme mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Aku menantikan perlakuannya dengan jantung yang berdebar kencang.
Napasku turun naik, dadaku terasa panas, demikian pula vaginaku yang tampak pada cermin yang terletak di depanku telah mengkilat dampak basah, terasa hangat. Namun rasa hangat tersebut disejukkan oleh angin yang terbit dari kedua lubang hidung Ceme. Tangan Ceme kembali mengelus vaginaku, menguakkan belahannya guna menyentuh kelentitku yang semakin menegang.
Agak lama Ceme membelai-belai kemaluanku tersebut yang sekaligus mempermainkan kelentitku. Sementara mulutnya menciumi pusar dan sekitarnya. Tentu saja aku menjadi kegelian dan tidak banyak tertawa. Namun Ceme terus saja mengerjakan itu.
Kedua tangan Ceme memegangi pinggul dan pantatku menyangga gerakanku yang menggelinjang nikmat. Kini ujung lidahnya yang menyentuh kelentitku. Betapa pintar dia mempermainkan ujung lidah tersebut pada daging kecilku, hingga aku pulang tidak sadar berteriak saat cairan di dalam vaginaku mengalir keluar.
– Aku mulai menggoyangkan pinggulku, memancing nikmat yang lebih. Ceme masih pada posisinya, melulu sekarang yang dijilati tidak saja kelentitku namun lubang vaginaku yang panas itu. Tubuhku bergetar begitu hebat. Gerakan tubuhku mulai tidak karuan. Hingga sejumlah menit kemudian, saat terasa orgasmeku mulai memuncak. Karuan saja wajah Ceme semakin terpendam di selangkanganku.
Tubuhku seakan melayang entah kemana. Wajahku menengadah dengan mata terpejam menikmati berjuta-juta nikmat yang sekian detik menjamah tubuh, sampai akhirnya aku melemas dan berpulang kepada posisi duduk. Maka Ceme juga melepas hisapannya pada vaginaku.
Dia berdiri, mendekatkan wajahnya ke hadapan wajahku, dan pulang dia menghirup bibirku yang terbuka. Napasku yang tersengal-sengal disumbat oleh mulut Ceme yang menciumku. Kubalas ciuman mesranya tersebut setelah tubuhku mulai tenang.
Setelah berlalu mandi, kami pun terbit dari kamar mandi tersebut secara bersamaan. Sambil berpelukan, pundak kami melulu memakai handuk yang memblokir tubuh kami dari dada hingga pangkal paha, dan sama sekali tidak mengenakan dalaman. Aku berjalan mengarah ke kamarku sedang Ceme mengarah ke kamarnya sendiri. Di dalam kamar aku tidak langsung mengenakan baju. Aku masih menginginkan kejadian barusan.
Di depan cermin, kubuka kain handuk yang menutupi tubuhku. Handuk tersebut jatuh terjuntai ke lantai, dan aku mulai menyimak tubuh telanjangku sendiri. Ada kehormatan hati dalam hatiku. Setelah tadi menyaksikan tubuh telanjang Ceme yang indah, ternyata tubuhku lebih indah. Ceme memang seksibet, melulu dia terlampau ramping sampai-sampai sepintas tubuhnya tersebut terlihat kurus. Sedangkan tubuhku agak montok tetapi tidak terkesan gemuk.
Setelah puas menyimak tubuhku sendiri sambil mencocokkan dengan tubuh Ceme. Aku juga membuka tasku dan memungut celana dalam dan Bra-ku. Kemudian kukenakan kedua pakaian rahasiaku tersebut setelah sekujur tubuhku kulumuri bedak. – END,,,,,,,,,,,,,,,,,