Apabila Anda telah membaca tulisan saya terdahulu yaitu Antara Pengalaman dan Kenyataan. Anda akan melihat pengalaman pribadi saya dengan sunat. Fenomena ini menarik bagi saya, karena tanpa diduga sunat ternyata juga menjadi masalah di Indonesia, yang notabene sebagian besar penduduknya disunat. Masalah ini tidak mengemuka karena diduga:
1.Sunat dianggap harus dilakukan.
2.Dilakukan biasanya pada saat masih kecil sehingga tidak dapat membedakan keadaan sebelum dan sesudah sunat.
3.Merasa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan selain operasi plastik. Hal ini muncul setelah ada beberapa rekan yang membaca tulisan saya, atau yang pernah berdiskusi tentang sunat atau foreskin restoration dengan saya di beberapa kesempatan, mereka mengemukakan masalah seksual mereka sebagai dampak dari sunat. Oleh karena itu saya menilai bahwa sunat, menarik untuk diulas.
Bagi kita yang hidup di Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sunat bukanlah hal yang aneh atau langka kita dengar. Hampir setiap waktu / ‘musim’ liburan sekolah, kita sering menerima undangan selametan khitanan / sunatan bagi anak laki-laki. Bila suatu organisasi, atau perusahaan ingin memberikan bantuan atau sumbangan kepada masyarakat kurang mampu, sunatan massal menjadi salah satu alternatif kegiatan amal perusahaan tersebut. Sunat bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam maupun Yahudi, seperti Malaysia, Sebagian besar Afrika, Israel menganggap sunat adalah kejadian rutin, inisiasi, dll.
Akan tetapi bila kita hidup di negara yang mana sunat tidak menjadi budaya di negara tersebut, misalnya: Jepang, Cina, Australia, dll. tentunya sunat menjadi bahasan. Prosedur sunat di negara-negara tersebut dianggap sebagai prosedur operasi, dimana pelaksanaan sunat mengikuti prosedur operasi secara medis yang biasanya dilakukan karena alasan-alasan medis. Kegunaan prosedur sunat diluar alasan medis menjadi pertanyaan di negara-negara tersebut.
Di luar dugaan, ternyata Amerika banyak melakukan prosedur sunat. Dokter-dokter Amerika banyak yang melakukan sunat terhadap anak-anak bayi yang baru lahir. filmbokepjepang.sex Sebagai negara maju, dan menjunjung hak perorangan yang sangat tinggi, masalah sunat ini terungkap, dan mulai dibicarakan serta dipertentangkan. Banyak kritik, kecaman terhadap prosedur sunat, akan tetapi sebaliknya juga, banyak dukungan serta manfaat sunat yang dilontarkan.
Hal lain adalah sunat ternyata tidak hanya dilakukan kepada laki-laki, akan tetapi juga dilakukan terhadap wanita. Di Indonesia, sunat bagi wanita juga cukup banyak dilakukan, biasanya dilakukan terhadap bayi wanita, yang memasuki usia / hari / bulan tertentu. Tidak jarang pula adat di suatu tempat yang melakukan sunat pada anak wanita sebelum menginjak usia dewasa atau usia remaja. Di negara-negara lain, ternyata sunat bagi wanita juga banyak dilakukan, terutama sebagai proses inisiasi sebelum wanita tersebut menginjak masa dewasa. Berbeda dengan sunat pada laki-laki, yang hampir semua dilakukan prosedur yang sama yaitu pengangkatan kulit penutup kepala penis, sunat pada wanita dilakukan beraneka macam cara dan jenis, diantaranya:
1.Pengangkatan / pemotongan sebagian kecil kulit penutup kepala clitoris.
2.Pengangkatan seluruh kulit penutup kepala clitoris.
3.Pengangkatan / pemotongan sebagian kecil bibir dalam vagina (labia minora).
4.Pengangkatan seluruh clitoris.
5.Pengangkatan / pemotongan seluruh bibir dalam vagina (labia minora).
6.Pengangkatan / pemotongan bibir dalam vagina & clitoris.
7.Penutupan lubang vagina.
Dari sekian banyak prosedur yang dilakukan dalam sunat pada wanita: prosedur 1-3 yang paling banyak dilakukan di Indonesia, dan dianggap masih dapat diterima oleh kalangan banyak. Prosedur 4-7 hampir tidak dilakukan di Indonesia, paling tidak, tidak ada laporan yang menyebutkan dilakukan di Indonesia. Akan tetapi banyak wanita yang mengalami sunat prosedur 4 – 7 di atas. Biasanya dilakukan oleh suku, atau negara, atau penduduk di tempat tertentu di Afrika, Arab.
Terlepas dari hal tersebut, saya ingin mengulas beberapa hal tentang sunat, baik pada pria dan wanita, yang mana masih merupakan kontroversi, dan terserah kepada Anda dalam menilai. Satu hal yang saya ingin tekankan dalam tulisan ini, bahwa tulisan ini tidak menggunakan basis atau pendekatan agama / kultur, akan tetapi berdasarkan pengalaman, penelitian, serta tulisan dari beraneka ragam sumber.
Pada Pria
1.Alasan Sunat
Alasan terbanyak dari dilakukannya prosedur sunat adalah alasan keagamaan dan tradisi. Alasan bahwa menjalankan perintah agama yang banyak dilakukan. Dari segi tradisi, biasanya sunat dikaitkan dengan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja atau masa remaja ke masa dewasa. Di beberapa tempat atau suku di seluruh dunia, seorang laki-laki baru dianggap sebagai orang dewasa apabila dia sudah disunat. Laki-laki tersebut baru boleh menikah apabila dia sudah disunat. Hal-hal inilah yang seringkali dijadikan alasan mengapa seorang laki-laki disunat.Alasan kedua yang sering mengemuka adalah sunat adalah salah satu upaya menjaga kebersihan kelamin pria. fantasiku.com Penis yang disunat dianggap lebih bersih daripada yang tidak disunat. Alasan yang lain, yang sering mengemuka di kalangan negara Afrika, atau keturunan Afrika, Amerika Latin, sunat menghilangkan kebiasaan masturbasi. Alasan lain adalah alasan medis. Ada kasus-kasus medis tertentu yang menyebabkan laki-laki tersebut harus disunat. Diantara kasus-kasus yang sering terjadi adalah infeksi pada bagian kulit penutup kepala penis, atau pada lubang kencing. Kulit kepala penis terlalu ketat, sehingga mengganggu ereksi. Alasan lain yang cukup mencengangkan adalah tanpa alasan. Hal ini yang sering terjadi di Amerika Serikat, dimana seorang bayi laki-laki disunat tanpa alasan, baik alasan agama, tradisi maupun medis.
2.Manfaat Sunat
Manfaat sunat masih kontroversi, ada yang mengatakan bahwa sunat mempunyai manfaat, akan tetapi ada yang justru menganggap sunat sama sekali tidak bermanfaat. Dalam kesempatan ini saya akan menjelaskan dari segi positif, atau dari pihak yang memandang sunat adalah baik, sedangkan yang memandang sunat tidak bermanfaat atau merugikan akan saya tulis dalam kerugian / efek samping.
–Penampilan
Dari beberapa kasus, mengatakan bahwa penis yang disunat tampak lebih baik daripada penis yang masih terselubung kulit pembungkus kepala penis. Pengakuan ini juga diakui tidak hanya oleh pria, akan tetapi juga wanita. “Lebih seksi”, demikian ungkap beberapa wanita di beberapa website ketika dimintai komentarnya tentang penis yang disunat.
–Diterima masyarakat
Manfaat ini lebih dirasakan oleh pria yang hidup dalam budaya yang menganggap bahwa laki-laki sejati adalah bila ia sudah disunat.
–Kesehatan
Manfaat sunat yang diklaim oleh pendukung prosedur sunat adalah kesehatan. Sunat dianggap membantu kesehatan karena dengan dibuangnya kulit pembungkus kepala penis, maka tidak ada sisa-sisa air seni dan sperma yang tertinggal atau tertahan di kepala penis. Penis jadi mudah untuk dibersihkan. Manfaat kesehatan ini tidak hanya bagi pria yang disunat saja, akan tetapi juga bagi wanita pasangan hidupnya karena penis yang disunat tidak menyimpan sisa air seni maupun sperma, sehingga dianggap lebih bersih ketika melakukan hubungan seksual. Disamping itu, sunat dapat mengurangi nyeri pada pria yang mempunyai kulit pembungkus kepala penis sangat ketat, terutama pada saat ereksi.
–Meningkatkan kualitas hubungan seks
Sunat diklaim pula bermanfaat untuk menambah lama hubungan seksual. Sentuhan kepala penis dengan pakaian karena tidak ada kulit pelindungnya mengurangi sensitifitas kepala penis, sehingga dapat mengurangi rangsangan pada penis saat hubungan seksual yang diduga rangsangan yang berlebihan dapat mempercepat orgasme.
3.Kerugian / Efek Samping Sunat
–Penampilan
Penis disunat dipandang tidak seksi bagi sebagian wanita. Demikian juga pria yang tidak setuju dengan prosedur sunat.
–Merasa ditipu
Hal ini berlaku bagi kebanyakan pria yang mengalami prosedur sunat sejak baru lahir. Selain itu, beberapa pria yang disunat setelah pernah menikmati hubungan seksual tanpa disunat mengakui bahwa ia menyesal disunat. Aktifitas seksualnya terasa ‘hambar’. Traumatis saat disunat juga mengemuka pada anak-anak yang mengalami sunat tanpa pembiusan.
–Kesehatan
Sunat dirasakan dapat mengganggu ereksi, terutama bagi pria yang disunat terlalu ‘cepak’. Tidak sedikit pria yang mengeluh karena tidak nyaman ketika ereksi, karena kulit penis terasa tertarik saat ereksi sebagai akibat kulit yang dipotong sangat banyak, sehingga tidak memungkinkan sisa kulit ikut melar ketika ereksi. Kasus kehilangan banyak darah juga banyak dilaporkan pada prosedur sunat non medis (dukun, saman, dll). Selain kehilangan darah, prosedur sunat yang dilakukan tanpa memperhatikan kebersihan dapat menyebabkan infeksi pada alat kelamin. Bagi penentang prosedur sunat, kebersihan kepala penis dari sisa air seni maupun sperma dapat dilakukan dengan mudah setiap saat, tanpa harus membuang kulit pembungkusnya.
–Aktifitas seksual
Banyak kasus yang menyebutkan bahwa sunat mengurangi kenikmatan seksual, baik masturbasi, maupun dengan pasangan. Kasus ini biasanya dilaporkan oleh pria yang baru disunat pada saat dewasa atau mendekati dewasa, yang pernah merasakan aktivitas sebelum dan sesudah sunat.Kepekaan kepala penis yang hilang, hilangnya saraf perasa pada kulit pembungkus kepala penis yang diduga mengurangi kenikmatan akibat sunat. Disamping itu kulit penutup kepala penis bukanlah sekedar kulit, namun didalamnya terdapat saraf-saraf peraba yang sangat sensitif terhadap rangsang. Sebagian besar saraf kenikmatan seksual pria terdapat pada kulit tersebut.Kulit penutup kepala penis ini juga diklaim dapat meninkatkan perangsangan pada klitoris wanita pada saat melakukan hubungan seksual. Mekanisme luncuran penis ke dalam vagina menyebabkan kulit tertahan pada pangkal penis yang membantu menekan klitoris sehingga klitoris terangsang dengan baik. Penghilangan kulit ini mengurangi tekanan pada klitoris.
Bersambung ke bagian 02