Susan Yg Kesepian
Aku seorang manager di salah satu
perusahaan besar di Jakarta. Susan adalah salah satu karyawati di
tempatku bekerja, sebagai operator. Kujelaskan sekali lagi bahwa dia
bukan perawan, melainkan sudah mempunyai seorang anak yang cukup besar.
Tetapi umurnya masih dibawah 30 tahun dan bodinya sangat menggiurkan,
kulitnyapuN putih bersih.
Rupanya Susan ada perasaan lain
terhadap diriku, karena setiap kali aku melintas di depannya, dia
selalu memperhatikan. Paling senang apabila mengantarkan surat-surat ke
kamarku, padahal ada office boy dan office girl.
Saat itu aku
ingin interlokal, dari ruanganku tidak bisa, yah terpaksa melalui
operator. Aku tidak minta tolong pada dia, lalu aku duduk bersebelahan
dengan dia. Dan tanpa disengaja atau tidak dia berikan pahanya untuk
dilihat olehku.
Kubilang, “Sus, nanti aku pegang lho”, sambil bercanda.
Eh dia malah nantangin, “coba kalau berani”.
Perlahan
kuelus mulai dari dengkul ke atas lalu kembali lagi ke dengkul. Timbul
akal bulusku untuk memulai, karena pikiranku sudah tidak benar.
Kubilang nanti sore kamu lembur ya biar aku yang tanda tangani surat
perintah lemburnya. Setelah dengan sabar aku menunggu, akhirnya sampai
juga waktu yang kutungu-tunggu. Office girl kusuruh pulang, office boy
kusuruh makan sampai aku memberinya kabar melalui pager.
“Ok, Boss”, kata office boy.
Aku
pura-pura minta tolong interlokal ke customer yang di luar kota dan
luar negeri, ternyata orang-orangnya tidak berada di tempat. Susan
menyusulku ke ruanganku. Harum parfumnya membuatku merangsang. Susan
duduk di sampingku, mulai ngobrol-ngobrol sekitar kurang lebih 10 menit
langsung kupegang tangannya, ternyata dia diam saja. Terus beralih ke
paha, dia juga diam saja.
Ternyata aku tidak dapat menahan
nafsuku, kucium dia mulai dari rambut, pipi, telinga, leher. Dia hanya
melenguh kecil “Ooohh”, sambil tangannya memegang kepalaku. Ciumankupun
disambut dengan gelora yang cukup tinggi. Kuberanikan tangganku
mengusap buah dadanya dari luar baju, ternyata malah dia yang
membukakan kancing baju seragamnya. Terlihat BH-nya berwarna lembut,
cepat-cepat kucari pengaitnya yang ada di depan. Kuremas dengan
perlahan buah dadanya sambil kuciumi lehernya, “OOhh”, rintihnya lagi
kemudian kuciumi buah dadanya dan kumainkan dengan lidahku serta
kuhisap-hisap dengan perlahan
“OOhh teruskan, teruskan, jangan
berhenti”, tangankupun tak tinggal diam kusergap selangkannya yang
masih dibungkus dengan rok dan celana dalam, kutarik ritsluitingnya ke
bawah dan kuberi perintah supaya membuka roknya.
“Amboi pikirku
sudah punya anak satu tetapi masih ok punya, mungkin karena dia selalu
minum jamu setiap pagi di dapur kantorku”. Akupun semakin bernafsu
untuk membuka CD-nya yang berwarna salem itu kubelai bulu vaginanya
yang agak keriting, ternyata kemaluannya sudah basah. Kusingkirkan
pekerjaan yang ada di atas meja tersebut, karena menghalangi untuk
Susan posisi tidur di atas meja.
Berselang 3 menit, kumainkan
kemaluannya dengan mengusap-usap maupun dengan mencolokkan jariku ke
vaginanya. Dia memintaku berhenti, karena akan membuka seluruh
pakaianku mulai dari dasi, kemeja, kaos dalam, celana panjang sampai
celana dalam. photomemek.com Tersembullah penisku yang mencuat ke atas. Dia mulai
mencium kepala penisku lalu mengulum penisku. Aku menjerit kecil “Oohh
Sus.., nikmat sekali”. Kuangkat kepalanya dari penisku karena aku sudah
tidak tahan. Kubaringkan dia di atas mejaku dan kuciumi vaginanya,
kumainkan clitorisnya dengan lidahku.
“Ohh teruskan…, teruskan…, jangan berhenti”, sambil tangannya memegang rambutku.
Sialan,
pikirku karena agak sulit untuk bernafas. Sampai akhirnya dia menjambak
rambutku dan berteriak, “Ooohh”, panjang sekali. Rupanya dia sudah
mencapai klimaks. Lalu aku arahkan penisku ke mulut vaginanya dan,
“Bleeess”, masuk sudah seluruh penisku ke lubang vaginanya. Kuayun
pantatku sambil memainkan payudaranya sambil kupuntir-puntir putingnya
terus tanpa berhenti, aku mendekat ke badannya, kubilang, “Keluarnya di
mana?, di dalam atau di luar”.
“Terserah aja”, katanya.
Kucabut penisku, Susan heran, “kok dicabut”, katanya.
“Putar badanmu Sus”, pintaku.
Tanpa menolak dia membalikkan badannya. Kumulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya dari belakang seperti doggy style
Terdengar suara angin seperti orang kentut begitu penisku menerobos
vagina Susan. Kuayunkan terus pantatku sampai akhirnya aku bosan dan
kubalikan lagi badannya. Dengan posisi kaki Susan di atas pundakku
kuarahkan kembali penisku ke lubang vagina Susan. “Bless”, terasa
nikmat.
“Ohh…, nikmat Yan…, terus jangan berhenti.., Yan”.
Tak
terasa sudah 15 menit berlalu kutekan keras-keras penisku ke lubang
vaginanya. Matannya merem melek, kuangkat lagi kutekan lagi, kuangkat
lagi sampai akhirnya aku bilang, “Sus…, ak.., ak ssshh…, shh”,
sambil menekan penisku ke dalam lubang vaginanya.
Akupun lemas
tetapi belum kucabut penisku dari vaginanya. Beberapa saat barulah
kucabut dan kulihat maniku mengalir dari lubang vaginanya yang baru mau
merapat.
“Thanks ya Sus”, sambil kukecup bibirnya yang merah merekah.
Dia bilang, “Sama-sama”.
“Kapan-kapan boleh lagi dong”, rayuku.
“Aku sih terserah saja”.
Setelah merapihkan pakaian, Susan membuatkan kopi untuk berdua.
“Yan sebetulnya sudah lama lho saya naksir sama kamu”.
Aku bilang, “Lho kamu kan sudah punya suami”.
“Suamiku nggak tentu pulangnya”.
“Emangnya kamu isteri ke 2 atau suami kamu punya isteri lagi”.
Dia bilang, “nggak dia tinggal di rumah mertuanya, suaminya sibuk dengan pekerjaannya memburu merah delima dan anti cukur”.
Dalam
hatiku kenapa tidak dari dulu saja. Sampai sekarang jika ada kesempatan
Susan menelepon melalui handphone-ku dan kamipun selalu mengulangi
kenikmatan yang pernah kami rasakan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
TAMAT