Setelah aku lulus dari SMA, aku melanjutkan kuliah dijakarta karena sejak SMA aku sudah mempunyai angan-angan kalau aku lulus akan melanjutkan di UI. setelah orangtuaku memberikan ijin akhirnya aku bergegas menuju kejakarta untuk mendaftar kuliah. Sampai dijakarta aku sementara tinggal dirumah paman , dan semua fasilitasku dipenuhi olehnya .
Setelah diterima kuliah, aku memutuskan untuk kost saja. karena rumah pamanku gak terlalu besar dan juga sudah dihuni dengan empat orang anaknya. maka lama-kelamaan aku merasa gak enak sendiri. Setelah aku ngomong dengan paman tentang keinginanku untuk ngekos, akhirnya ia menyetujui dan dia menyarankan aku sebuah tempat kos yang besar dan enak. Aku pun menurut padanya..
ternyata paman ku kenal dengan pemilik kos yang mana pemilik kos itu adalah perempuan setengah baya namun terlihat masih cantik. Kemudian aku dipasrahkan kepada pemilik kos tersebut. namanya adalah Evina, aku memanggilnya Tante Evina. Tante Evina ini orangnya menurutku sih seksi sekali… Buah dadanya besar bulat montok seperti semangka dengan ukuran 38A. Sedangkan tingginya sekitar 168cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata karena memang dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di kos kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar kos. Lagian aku juga bingung mau keluar karena nggak tahu jalan.
sehari -harinya aku cuma ngobrol sama Tante Evina yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel. nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Evina bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk… Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya sementara suaminya lagi pergi… Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Elvina semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku.
Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Evina lagi mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.
Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar kos seperti biasa, aku di kamar lagi buka laptop, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm,. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Evina masuk menyelonong tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Evina sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu De!?!!”
“Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.
Tapi Tante Evina sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
“Ada apa sih Tante!?!!” tanyaku…
“Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan”
“Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan” jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Evina lagi.
Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Evina nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.
Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan… Malah malam itu Tante Evina memakai baju yang seksi, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan… Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa… Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Evina langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
“ngapain sih kamu De!?!!”
“ nggak Tante……”
Sementara itu Tante Evina mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
“Kamu terangsang yah De, lihat film ini!?!!”
“Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri.
Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras… Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Evina pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu Tante seksi nggak De!?!!” tanyanya.
“Wah seksi sekali Tante”, kataku…
“Seksi mana sama yang di film itu!?!!” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.
“Wah seksi Tante dong, “kataku…
“Ah masa sih!?!!” tanyanya…
“Iya bener Tante, sumpah…” kataku.
Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Evina terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku.
“Kamu mau nggak kalo diajak berbungan sama Tante!?!!”
“Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Evina…
“Wahhhh punya kamu gede juga ya De…” katanya.
“Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih…… gemes deh ngeliatnya…” kataku.
“Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Evina sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya…
“Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku…
“Ah yang bener nih!?!!” tanyanya.
“Iya Tante…… ehhh, eehhh saya boleh pegang itu nggak!?!!” kataku…
“Pegang apa!?!!” tanyanya…
“Pegang itu tuh……” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu…
“Ah boleh aja kalo kamu mau…”
Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.
“Ahhh…… arghhh …… kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku…
“Loh kok dilepas sih De!?!!”
“Ah, takut Tante marah”, kataku…
“Ooohh nggak sayang… kemari deh…”
Tanganku digenggam Tante Evina, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya… “Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Evina, sungguh diluar dugaanku, Tante Evina menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu… “Ahhh kamu memang hebat …… terusin sayang…… malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah…… ahhh…… arhhh…”
“Tante, saya boleh buka baju Tante nggak!?!!” tanyaku.
“Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu… “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan “Teruss…… terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Evina, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.
Lalu sekilas kulihat tangan Tante Evina sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupeloroti… “Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante Evina terengah -engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi celana dalamnya… Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Evina sudah bugil total… Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut.
Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu… “Aahrrrh… sshh… …… ”, jeritnya… Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja… Tante Evina semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri… “Aahhh… sshhh come on baby…… give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah.
Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme… Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… … ahhh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis… Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa.
“Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Evina.
Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Evina dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu.
“Aahh……” desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
“Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.
Tangan Tante Evina segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Evina… Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu… Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Evina karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok.
“Aahhh… shhh,”, rupanya Tante Evina mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Evina menjadi semakin blingsatan.
“Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De!?!!”
“Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…”
“Aahhh kamu emang pandai muji orang De……”
Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus… Lalu Tante Evina mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Evina jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku… “Wahh batang kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule”, Tante Evina memuji-muji batang kemaluanku.
Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya… Uaah, tak kurasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Evina malam itu.
Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya… aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Evina bergelinjang menahan kenikmatan.
Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Evina kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet… Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
“Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah…… Tante udah nggak sabar mau ngerasain disodok-sodok…”
“Iiiya Tante”, kataku.
Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Evina tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Evina sehingga Tante Evina lagi-lagi menjerit keenakan.
“Aahhh…… yes…… yes…… oh good…… ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku… Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Evina ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu…
“Aahh…… shhh…… aoh…… oohhh pelan-pelan sayang…… terusterus… ahhh”, aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Evina sehingga Tante Evina merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.
Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Evina juga ikut-ikutan bergoyang-goyang.
“Aahhh argghhh…… rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Evina menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu .
“Uuaahhh……” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Evina dan menjilati lehernya yang dibasahi keringat.
Sementara itu tangan Tante Evina mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.
“Ooohh shhh sayang… ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini,
“Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Evina kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Evina.
“Aahh… shhsss…… yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya…
“Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar…”
“iya Tante… bentar lagi juga Dode keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Evina yang sempit dan berdenyut-denyut itu…
“Ahh enak sekali Tante…… ahhh…”
“Terusin sayang…… terus… ahhh…… shhh”, erangan Tante Evina membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya…
“Aauwh pelan-pelan sayang ahhh…… yes…… ahh good…”
“Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
“Aahh Dode sayang… keluarin di dalam aja yah sayang…… ahhh…… Tante mau ngerasin…… ahhh… shhh mau rasain siraman hangat itu sayang…”
“Iiiyyaa… Tante……” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya…
“Aahhh… ohhh ahhh…… ssshhh…… Tante Dode mau keluar nih…… ahhh”, lalu aku memeluk Tante Evina sambil meremas-meremas buah dadanya.
Sementara itu, Tante Evina memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya.
“Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat…
“Seeerr…. serr… crot… crot…”
“Aahhh enak sekali Tante… ahhh… ahhh Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Evina untuk menuntaskan semprotan maniku itu…
Lalu Tante Evina membelai-belai rambutku.
“Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Evina.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,