Sebagai anak tunggal dari keluarga cukup berada, aku terkadang merasa sangat kesepian di rumahku sendiri. Memang terdengar klasik, tapi itulah yang aku rasakan. Umurku bulan depan 17 tahun, tinggiku 165 cm berat 48 kg dengan rambut hitam lurus sebahu. Kulitku putih karena aku berdarah Menado – Belanda, dan aku pernah terpilih sebagai Finalis Cover Girl salah satu majalah remaja beken di Jakarta.
Kesepian yang aku rasakan sangat terasa pada saat aku kembali ke rumah sepulang sekolah ataupun les. Papa sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai Kepala Rumah Sakit swasta di Jakarta dan Mama aktif di yayasan-yayasan dan lembaga- lembaga sosial lainnya. Hampir tiap hari mereka pulang jam 9-10 malam dalam kondisi kelelahan sehingga tiada waktu buatku untuk membagi cerita dan keceriaan sehari-hari dengan mereka.
Di rumah aku tinggal bersama Mbok Narsih, yang sudah tua, dan Tarman tukang kebun sekaligus penjaga rumahku yang berumur kira-kira 25 tahunan. Kadang aku agak merasa ngeri dengan si Tarman karena beberapa kali kepergok kalau dia sedang mengamati bentuk tubuhku dari belakang. Memang kuakui kalau bodiku cukup proporsional didukung wajahku yang cantik untuk seumuran ABG.
Ukuran payudaraku tidak terlalu besar (34B) tapi padat dan kencang, maklum aku sampai sekarang belum pernah pacaran, jadi belum seorang pria pun kuijinkan menjamah milikku itu. Kepada para pembaca ACEH, aku akan menceritakan pengalaman yang membuatku agony dan tidak akan kuceritakan kepada siapa pun (termasuk Papa – Mama), kecuali kepada pembaca untuk mengurangi stressku.
Hari itu adalah hari Senin, dan aku tiba di rumah pukul 3 abscessed sepulang dari sekolah. Aku merasa sangat penat karena tadi pagi ada mata pelajaran Olah Raga…hhmmfffhh!!! Cape abisss…Pengen langsung tidur. Seperti biasa rumah dalam keadaan sepi, namun sayup-sayup aku dengar seperti ada suara TV dinyalakan di ruang tengah. Rasa heran bercampur penasaran berkecamuk di benakku, siapa yang lagi nonton TV siang-2 bolong begini….Langsung saja aku menuju sumber suara tersebut. Makin dekat makin jelas terdengar desahan dan erangan dari suara TV itu…aku kaget juga…sinetron apaan nih dalam hatiku bertanya-tanya….kok ada suara-2 aneh beginii…
Aku mengendap-endap mengintip dari belakang tembok ruang tengah dan aku terkesiap setengah mati!!! Aku melihat adegan yang belom pernah kulihat seumur hidup…di TV terlihat seorang wanita bule cantik dalam kondisi bugil sedang dikelilingi oleh beberapa pria (telanjang pula!!) dan mulut wanita itu penuh mengulum ‘burung’ pria negro yang besarnya, ihh amit-amit deh!! Keringat dingin mulai mengucur dari dahiku….disusul degup jantung yang tidak keruan…tapi diluar itu, perasaan aneh menjalari tubuhku….bulu kudukku merinding dan anehnya ada perasaan nikmat terasa di selangkanganku…seperti berdenyut gitu…Aku terus mengintip adegan blur di TV itu (yang belakangan kutahu kalo itu filem bokep) sambil bertanya-tanya siapa yang memutar blur itu…Papa kah? Ngga mungkin…dia pasti pulang malam…Mama? Lebih ngga mungkin lagi!! Siapa ya???
Perhatianku terus tertuju pada adegan blur itu sambil dipenuhi pertanyaan siapa sih yang memutar filem ini…dari tempatku berdiri aku melihat dengan jelas bagaimana si wanita itu mempermainkan alat basic pria-pria itu sambil ia sendiri dimasuki dari anus dan vaginanya….selangkanganku terasa membasah dan jantungku makin tak keruan detaknya. Sampai akhirnya satu persatu pria dalam adegan itu mengeluarkan cairan putih kental yang banyak sekali membasahi muka, rambut, payudara, perut, dan vagina wanita bule itu…Hffff….aku langsung sesak nafas…sensasi yang kurasakan sukar dilukiskan dengan kata- kata…pertama kali aku melihat bentuk penis dan sperma dari berbagai pria…juga kulihat si wanita bule itu dengan sangat antusias menelan dan menjilati setiap tetes sperma yang membasahi mukanya… Namun yang membuatku makin tersedak adalah ketika kulihat bayangan di cermin ternyata si Tarman yang sedang menonton blur itu….dan dia menonton sambil mempermainkan penisnya yang tegang penuh dengan bulu- bulu di sekitar kemaluannya…Haaakk!!!! Aku semakin bergidik.
Untungnya (atau sialnya?) si Tarman keliatannya tidak sadar keberadaanku…langsung saja aku lari ke kamarku…masa bodo si Tarman akhirnya sadar atau enggak, abis kayaknya dia lagi asik sama tontonannya (dan penisnya tentu!). Eeeh ternyata si Tarman langsung sadar dan dia langsung mengejarku ke arah kamar…Aku menjerit begitu tahu dia ada di belakangku (dalam keadaan ngga pake celana lagi!!)..Jadi dia mengejarku sambil penisnya berayun-ayun mengikuti langkah larinya ke arahku. photomemek.com Aku cepat meraih handle pintu kamarku dan mencoba masuk…sialnya si Tarman bergerak cukup cepat dia juga berhasil meraih daun pintu dan menahan dengan kakinya sehingga aku tidak bisa menutup pintu kamarku!!
Sambil menjerit putus asa aku mencoba menahan pintu sehingga terjadi dorong mendorong pintu kamarku…apa daya tenaga seorang tukang kebun ternyata jauh lebih besar dari upayaku menutup pintu, sehingga aku terjengkang ke belakang…dan si Tarman berdiri dengan gagahnya (tanpa memakai sehelai celana pun) di hadapanku. “Diam Non! Jangan coba berteriak!! Percuma, di rumah ini cuma ada si nenek tua yang budeg itu!!” Aku masih mencoba menjerit sampai satu tamparan keras mendarat di pipiku yang membuatku langsung berkunang- kunang. Begitu aku membuka mata kulihat muka si Tarman begitu dekat dengan wajahku sehingga napasnya yang bau rokok murahan itu tercium menyesakkan hidungku. Sambil mencengkeram leherku dia berkata, “Gue bunuh lo kalo coba teriak!”
Kemudian tangannya yang kasar mulai menyusup ke kemeja sekolahku dengan sekali sentak lepaslah kancing-2 kemeja itu sehingga nampaklah BH-ku yang berwarna jingga muda dan belahan payudaraku. Kudengar napas si Tarman menderu deru dan matanya merah nyalang menyapu ke payudara dan pahaku yang putih mulus. Sekilas kulirik penisnya telah menegang memerah kehitaman dengan ujung yang berkilat basah menempel di pahaku…ihhh..jijik sekali aku!! “Gilee..ternyata dalemnya sama bagus dengan luarnya…gue isep putting lo yaa..,” katanya serak di telingaku. “Jangann..jangann..tolongg”, ibaku lemah. Sejurus kemudian kepalanya telah tenggelam di payudaraku dan lidahnya menyapu bagian atas payudaraku karena masih tertutup BH.
Sekali sentak, lepaslah BH-ku dan payudaraku tidak tertutup lagi…aku memejamkan mata sambil menangis karena payudara yang aku jaga selama ini telah “diperawani” oleh tukang kebun bajingan ini….dengan kasar dia meremas payudaraku dan mulutnya tak henti-henti mengisap, mengulum, dan menggigit putingku sehingga makin memerah….aku menggeliat antara ketakutan, kesakitan, sekaligus nikmat yang becampur aduk menjadi satu…..entah ilmu apa yang dipakai si Tarman sehingga saat itu aku merasa lemas tak bertenaga sama sekali. Badanku didorong ke lantai dan ditindih olehnya, Tarman juga melucuti rokku dan tangannya menerobos masuk ke celana dalamku. Aku terjingkat ketika jarinya menusuk klitorisku… “Hhh…asikk banget ni anak…masih perawan lo ya?!” si Tarman terus meracau sambil terus menjilati leherku, payudaraku, turun hingga ke perut… “Hentikan!” jeritku.
Jeritanku menyadarkan si Tarman kalau mungkin saja da orang yang mendengar kegaduhan ini. “Diam!!” dia bangkit mengangkangi wajahku, “Isep nih! Kalo nggak gue pukul kepala lo!” Aku ketakutan setengah mati, melihat kegarangannya terlebih lagi menyaksikan penis hitamnya mengacung di hadapanku. “Cepet masukin ke mulut lo!!!” bentaknya menyentakku. Perlahan aku masukkan penisnya ke mulutku…hampir aku muntah mencium bau khas penis yang keluar dari ujungnya…Hueekkhh!!! Tiba-tiba, “Iseppp yang kuattt…jangan cumaa dilomoh ajaaa!! Yaa..gituuu…isepppsss teruussss”, ceracau si bangsat itu. Dia terus mengocok penisnya di mulutku… “Sshhh…ahhh…enakkkkss…tenannn…terussssinnn sayanggg.” Sambil menggerakkan penisnya keluar masuk mulutku, tangannya lincah menggerayangi payudaraku dan memilin-milin putingku…lama kelamaan syaraf rangsangku tersentuh.
Si Bangsat itu (sekarang kusebut dia si Bangsat saja) menarik penisnya dari mulutku (ahh syukur deh selesailah penderitaanku) tapi dia langsung menggelosor ke arah vaginaku…. “Aaawww….jangan” teriakku kaget setengah mati….dia memegang kedua pahaku sambil mulai menjilati vaginaku yang sudah agak basah… “He..heh..hehe…ternyata kamu terangsang juga ya!?” ledeknya menjijikkan. Sluurrpp…sluurpp..sshhrrpp…bunyi lidahnya diantara vaginaku.
Terus terang saja rasanya ngga pernah aku alami sebelumnya, kenikmatan yang kualami dengan sapuan lidah si Bangsat ini benar-benar membuatku melayang… “Ahhh…sudahh…ahhha….oooww…uuuuu,” aku mulai meracau ngga keruan. Antara sadar dan tidak, aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menikmatinya, “Masak aku kalah dengan si Bajingan ini,” kataku dalam hati. “Enak banget rasa memiaw lo!” celetuk si Bajingan. Lidahnya tak henti menyapu ke labia minora dan labia mayoraku… “Aahh…aahhkkss….aaaaahhkkkkk!!!” akhirnya pertahananku bobol…Aku orgasme!!! Gilaaa kataku dalam hati… “He..he..he..gimana enak?” seringai si Bajingan dengan mulut yang belepotan cairan kewanitaanku.
Sekarang si Bajingan itu berdiri sedangkan aku tergeletak lemas tak berdaya. “Sekarang giliran gue yang harus klimaks…gue mau ngecretin mulut lo!” kata si Bajingan. Dia mendekati aku dan, “Buka mulut lo!!” sambil menjambak rambut panjangku…tanpa sepersetujuanku dia masukkan lagi penisnya ke mulutku. “Ahhh….ayooo…isepp…pegang dan kocokin sambil elo emut!” perintahnya seperti raja. Dengan lemah aku isap penisnya sambil mengocok penisnya. Aku mulai berpikir, daripada si Bajingan ini merusak keperawananku, lebih baik aku bikin dia puas tanpa penisnya harus merusak selaput daraku. Sambil berpikir begitu, aku jadi bersemangat mengulum penisnya dan menjilati kepala penisnya, “Naaahh…gituuuu bell cah ayu sayangku… maniskuuwww….. aduuuh.. duuu.. duhh… enakkksss… ujungnya sayang…jilat ujungnyaaa”, aku menuruti perintahnya dengan harapan si Bajingan ini cepat-cepat ejakulasi.
Harapanku mulai membayang, ketika gerakan pantatnya makin cepat dan tangannya menjambaki rambut indahku, sambil sesekali menahan kepalaku…aku jadi lebih termotivasi karenanya…kupercepat gerakan mulutku… Tiba-tiba, “Aaahhkkk….gue mo keluar…gue mo keluar,” si Bajingan kelabakan dan… cret.. cret.. crettt.. crett.. crettt.. lima kali semprotan air mani kurasakan menerpa langit-langit mulutku dan langsung meluncur ke tenggorokan… ehhekk.. hekkk!! Aku tersedak tapi kepalaku ditahan oleh tangannya sehingga aku harus menelan air mani Bajingan ini. Terasa agak asin dan kenyel seperti agar-agar… hikkk! “Aaaaaahhh….aahh,” lenguhan panjang si Bajingan menandakan kenikmatan yang tiada tara menerpa tubuhnya. “Ayo jilat!!! Abisin sisa pejuh gue!!” bentaknya lagi…terpaksa aku menjilati sisa-sisa sperma di kepala penisnya… “Abisin jangan sampe sisa!” Aku menelan semuanya sampe penis si Bajingan itu betul-betul bersih seperti abis dimandiin… aneh aku baru tau ternyata setelah dia ejakulasi ukuran penisnya menyusut drastis jadi hanya sebesar ibu jari… hihihi… bentuknya malah lucu.. Setelah menunaikan hajatnya, si Bajingan buru-buru memakai celananya dan bergegas keluar kamarku.
Begitu dia keluar aku langsung mengunci kamar dan termangu di kamar tanpa sehelai benang pun dan sisa balm sperma yang masih memenuhi kamarku yang berantakan akibat pergulatan tadi. Aku bersumpah untuk membunuh Bajingan itu pada kesempatan lain, namun aku tidak akan menceritakan pengalamanku ini pada siapa pun. Ternyata aku tak tahan juga, maka aku putuskan untuk menceritakan ini pada pembaca ACEH. Ternyata hari berikutnya, si Bajingan itu sudah hengkang dari rumahku untungnya tidak ada barang-2 berharga yang dibawanya. Hanya orangtuaku kebingungan dan sempat melaporkan ke polisi karena takut ada burden pencurian. Mereka tidak tahu, dan tidak akan pernah tahu kalau si Bajingan itu telah merampas “harta” anak perempuan mereka satu-satunya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,