Cerita Panas Terbaru – cerita seks dewasa ini adlah cerita mesum yang mana sangat panas. Sebagian tokoh dalam cerita seks birahi ini digambarkan memiliki latar belakang (profesi, kelas sosial, suku dll) tertentu. Tindakan mereka dalam cerita seks birahi ini adalah fiksi dan belum tentu menggambarkan orang-orang berlatar belakang serupa di dunia nyata. (b) Semua tokoh dalam cerita seks birahi ini adalah fiktif. Kemiripan nama tokoh, tempat, lembaga dan lain-lain hanyalah kebetulan belaka dan bukan kesengajaan. Malam yang sangat gelap mencekam mengiringi kedatangan sebuah mobil Toyota Kijang memasuki suatu desa yang cukup terpencil. Desa itu bernama desa Cimani Gunderowo, yang dalam bahasa Indonesia berarti Air Sperma Gunderewo. Suatu nama yang tak lazim untuk suatu desa. Desa itu terletak di suatu pedalaman hutan kota Banten. Kurang lebih 150 KM ke arah barat dari pusat kota. Sangat jauh dari hiruk pikuknya kendaraan, dan sangat jarang terjamah oleh orang luar. Terbukti dari akses jalan yang masih sangat minim untuk menuju ke sana. Sandra, Gisti, dan Gilang. Mereka adalah reporter dari salah satu stasiun televisi lokal. Mereka diberi tugas untuk meliput desa tersebut. Karena ada beberapa laporan masyarakat yang masuk pada pihak redaksi tentang desa tersebut. Setelah sekian lama berkendara, mereka pun menepikan mobil mereka ketika telah menemukan tempat yang mereka cari.
Mereka akhirnya tiba di desa Cimani Gunderewo. Desa itu
terlihat sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon besar tumbuh mengelilingi desa
tersebut. Lolongan anjing sayup-sayup terdengar di dalam kelebatan hutan,
memecah keheningan malam. Sungguh, semakin membuat ngeri tempat itu. “Lang, anter dong. Gue kebelet pipis nih.”
ucap Sandra kepada Gilang. “Yaelah, elu.
Yaudah deh, yuk gue anter.” balas Gilang.
“Terus gue gimana guys?” ucap Gisti.
“Elu diem aja disini Ti. Lu jagain mobil. Siapa tau ada warga yang
lewat, lu kan bisa minta ijin sekalian tempat tinggal sama mereka.” ucap
Gilang. “Tapi gue takut sendirian
disini.” “Udah tunggu aja Ti. Bentar
doang kok.” “Ayoo cepetan Lang, gue udah
kebelet.” lanjut Sandra seraya menarik tangan Gilang memasuki hutan. Mereka pun mulai menghilang di balik
pepohonan, meninggalkan Gisti sendirian di dalam mobil. Di suatu desa yang
sangat menyeramkan. Gisti, gadis kelahiran Bandung 21 tahun yang lalu. Dia
memiliki paras yang cantik khas mojang kota kembang, dengan kulit yang berwarna
putih bersih. Gadis ini memiliki tinggi 159 cm dan berat 42 kg. Payudaranya
berukuran 36 B, juga pinggul yang semok membuat dia sangat menarik setiap kaum
Adam yang memandangnya. Gisti memiliki seorang tunangan yang sudah ia pacari
semenjak ia duduk di kelas 2 SMA. Umur mereka terpaut 5 tahun. Namun Gisti
sangat mencintai tunangannya saat ini, karena dia tak pernah mau merenggut
keperawanan Gisti semenjak mereka pacaran dulu. Paling banter mereka hanya
melakukan piting dan Blow Job saja. Pria itu sangat menghormati Gisti sebagai
perempuan, dengan tetap menjaga keperawanan gadis ini.
20 menit sudah Gisti duduk termenung di dalam mobil sendirian. Dia sudah mengerti lagi dengan kelakuan kedua temannya tadi. Mereka pasti tengah bersetubuh di dalam hutan itu. Karena bosan, Gisti pun mencoba untuk berbaring di sana. Namun belum lama dia berbaring, terdengar suara ketukan di kaca samping mobilnya. Dan Gisti pun segera menoleh ke asal suara. Dia mendapati sesosok pria paruh baya tengah berdiri di luar mobilnya. Ki Samad, panggil saja begitu. Lelaki ini berusia sekitar 86 tahun. Seluruh wajahnya penuh dengan kerutan. Dia memiliki tinggi sekitar 152 cm dan berat 60 kg. Namun dia masih bisa berdiri tegap dalam usianya yang hampir satu abad itu. Akhirnya Gisti pun menghampiri kakek itu. Dia mengemukakan maksud kedatangan nya dan kedua teman-temannya pada ki Samad. Gisti pun meminta sebuah tempat tinggal sementara untuk mereka tinggali selama beberapa hari di desa tersebut. Ki Samad pun mengangguk mengerti, dan mengajak Gisti ke suatu rumah milik warga tak jauh dari mobil mereka. Gisti mengunci pintu mobilnya, kemudian mengikuti ki Samad memasuki sebuah rumah. Meskipun hanya sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu, rumah itu cukup nyaman dan layak untuk ditinggali. Akhirnya Gisti pun berterima kasih kepara ki Samad. Sebuah senyum terlukis indah di bibir tipisnya. “Eh maaf Ki, teman-teman saya sudah lebih dari 1 jam memasuki hutan disana. Kalo aki ketemu sama mereka, tolong beri tahu mereka kalo saya ada disini ya ki. Mereka memakai baju yang sama seperti yang saya pakai ini ki. Mohon maaf sebelumnya kalo merepotkan.” ucap Gisti pada ki Samad. Ki Samad hanya mengangguk mengerti, seraya menyuguhkan makanan pada Gisti. Lelaki ini tahu kalau Gisti sedang lapar. Dan mereka pun makan bersama malam itu. Meski hanya sekedar makanan yang sederhana, namun cukup membuat Gisti merasa kenyang. Setelah makan, Gisti pun mulai mengambil hand phone nya dan menyeting recorder. Dia ingin mengorek informasi desa ini pada ki Samad. Gisti pun melayangkan beberapa pertanyaan pada kakek itu. “Eh ki, maaf sebelumnya. Saya dari stasiun tv XXX dateng kesini untuk mencari informasi dari desa ini. Kalo boleh tau, kenapa desa ini dikasih nama Cimani Gunderewo yaa ki?” tanya gadis itu.
Baca Juga Cerita Sex ABG : DEWASA PERSELINGKUHAN DITA
“Oh itu, jadi ceritanya gini neng. Dulu, banyak orang yang dateng kesini untuk pengasihan. Pengasihan Gunderewo tepatnya. Jadi, setiap orang yang mau kaya dateng ke sini sambil bawa perawan sebagai tumbal.” ucap ki Samad bercerita. “Nah, terus perawan itu dibawa ke gua di hutan sebelah sana. Gua itu dipercaya tempat tinggal nya Gunderewo neng.” lanjutnya. “Oh gitu ki. Terus para perawan itu di apain lagi ki? Apakah gunderewo itu menampakan diri sama warga disini? Terus, para perawan yang dijadikan tumbal, apakah mereka terlihat kembali?” Tanya Gisti memberondong. “Yaa, para perawan itu di letakan di suatu ruangan di dalam gua itu. Terus tumbal itu di ikat kedua kaki dan tangannya membentuk huruf X dalam keadaan telanjang, diatas batu persembahan.” jawab ki Samad Serius. “Gunderewo itu gak pernah menampakan diri sama sembarangan orang neng. Dia hanya menampakan diri ke kuncen ataupun gadis tumbalnya saja. Mereka yang dijadikan tumbal pengasihan Gunderewo tak pernah terlihat keluar lagi dari gua itu neng, warga sini percaya kalo gadis yang ditumbalkan itu dijadikan gundik sama Gunderewo disana.” lanjutnya seraya menatap nanar ke Gisti. “Oh, iyaa ki. Aki sendiri pernah melihat sosok Gunderewo itu gak?” Tanya Gisti lagi. Ki Samad hanya mengangguk, sambil pandangan matanya tak pernah lepas dari tubuh seksi Gisti. Membuat Gisti merasa risih dibuatnya. “Kalo saya boleh tau, gimana rupa dari Gunderewo itu ki?” “Kenapa neng nanyain hal itu?” jawab ki Samad galak. “Maaf ki. Ini info yang sangat penting dalam liputan saya. Hal ini akan jadi berita yang sangat penting buat masyarakat luas. Jadi saya mohon maaf kalo aki merasa terganggu dengan pertanyaan saya barusan.” jawab Gisti tertunduk. “Kalo neng bener-bener ingin tahu rupa dari Gunderewo itu, neng harus masuk ke gua itu. Soalnya saya tau kalo neng ini masih perawan kan. Gunderewo itu pasti dengan senang hati menampakan wujudnya sama neng.” ucap ki Samad seraya tersenyum pada Gisti, menampakan susunan giginya yang telah menghitam. Gisti nampak terkaget dibuatnya, dia bergidik ketakutaan.
Namun tak lama
kemudian, Gisti merasa pusing dikepalanya. Seluruh pandangan nya mulai
mengabur, dan dia pun jatuh pingsan. Ki Samad tersenyum melihat itu. Semua
rencananya berhasil. Kedua tubuh sedang
bergumul di dalam rimbunnya semak-semak. Mereka sedang saling tindih dalam
keadaan yang telanjang. Yaa, kedua sosok itu merupakan Sandra dan Gilang.
Gilang sedang memacu tubuh montok Sandra dalam keadaan missionaris. Kedua kaki
Sandra berada di bahu Gilang, membuat vaginanya terangkat menghadap Gilang. Hal
ini membuat penis besarnya keluar masuk dengan lancar divagina Sandra. “Aagghh, terus lang. Aggghh, kontol lu enak
banget. Agghh,, ogghhh,, yaa terus.. Aggghh..” desah Sandra menikmati genjotan
Gilang. “Aggghhh, iyaa dra. Memek lu
juga enak banget.. Agghhh… Kontol gue berasa di pijet di dalam memek lu..
Agghhh…” jawab Gilang sambil mempercepat genjotannya. Sandra hanya mendesah dan mengerang
dibuatnya. Kedua matanya terpejam, menikmati gesekan antara kelamin mereka.
Sandra seakan terbang ke langit ke tujuh dibuatnya. “Aaggghhh,, dra, gue mau keluar.. Aaggghhh…
Ooggghh..” ucap Gilang sambil mulai menciumi payudara Sandra. Sandra kelojotan dibuatnya. Dan beberapa
detik kemudian, dia merasakan cairan hangat yang muncrat di dalam vaginanya.
Ternyata Gilang telah mendapat orgasmenya yang kedua malam itu. Tubuh Gilang pun ambruk menimpa tubuh Sandra.
Sandra masih terpejam menikmati denyutan penis Gilang di dalam vaginanya. Dia
memeluk tubuh Gilang dengan erat. Namun dia pun menjerit ketika membuka
matanya. Dia melihat ada beberapa sosok yang mengelilingi mereka berdua, Sandra
hitung ada sekitar tujuh orang. Sandra
pun segera membangunkan Gilang, namun tak ada respon darinya. Dia pun
menggulingkan tubuh Gilang ke samping, dan memcoba memungut pakaiannya untuk
menutupi ketelanjangannya. Sandra menjerit kembali ketika dia melihat kedua
tangannya yang berlumuran darah segar. Dia sapukan pandangannya ke arah Gilang,
dan menemukan luka sayatan di tubuh Gilang. Ternyata Gilang telah mati di
tangan para penduduk setempat.
“Aaaarrrggghhhh! Siapa kalian?” jerit Sandra. “Biadab kalian! Kalian telah membunuh Gilang.
Dasar manusia biadab kalian!” Lanjutnya memaki para penduduk tersebut.
Namun ke tujuh sosok yang mengelilingi Sandra tak mengeluarkan sekecap katapun. Mereka hanya menatap Sandra dengan tatapan lapar. Sebuah senyuman kemenangan mengembang di wajah mereka semua, lalu secara bersamaan mereka menyerang tubuh telanjang Sandra. “Tidak! Mau apa kalian semua biadab? Tolong! Tolong! Aarrgghh, lepas kan! Tolong! Tolong!” jerit Sandra ketakutan. Namun jeritannya tak berpengaruh apapun pada mereka semua. Dengan sangat bernafsu, mereka mulai menggerayangi tubuh telanjang Sandra. Mereka meremas payudara Sandra dengan sangat kasar, dua orang dari mereka mengoreki vagina Sandra dengan sangat kasar juga. Setiap lekuk tubuh Sandra tak ada yang terlewat dari jamahan tangan nakal mereka. Satu persatu dari mereka mulai melepas semua baju mereka. Dan tujuh batang besar mulai terpampang jelas di hadapan Sandra, minta untuk di puaskan. Sandra bergidik ketakutan melihat ukuran penis mereka. Dia tak sanggup membayangkan apa yang akan segera menimpa tubuh seksinya sebentar lagi. Satu per satu mereka mulai mendekati tubuh telanjang Sandra. Dan tanpa menunggu lama lagi, sebuah penis besar menembus vagina Sandra dengan sangat kasar. Sandra menjerit kesakitan. Vaginanya serasa disayat oleh silet. Namun jeritannya tak keluar lama, setelah satu penis besar telah menembus bibir tipisnya. Sandra merasa sangat tersiksa dibuatnya. Satu demi satu penis besar telah keluar masuk divagina dan mulutnya. Satu penis yang keluar setelah menyemburkan sperma, segera digantikan dengan penis besar lainnya. Tidak memberi Sandra waktu untuk sekedar menarik nafas. Dia sangat lemah kesakitan dibuatnya. Vaginanya mengeluarkan bercak darah, penis besar para penduduk setempat itu telah merobek vaginanya. Sandra mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan mulai berontak, ketika dirasa ada sesuatu yang menggesek lubang duburnya. Sebuah penis besar tengah mencoba untuk menembus lubang duburnya dari belakang. Sandra menjerit memohon, berharap mereka akan sedikit tiba pada dirinya. Namun usahanya sia-sia saja. Para pemerkosanya itu sama sekali tak peduli pada Sandra. “Mmmhhh,, jangan! Mmmhhh.. Ampun! Mmhhh…” jerit Sandra disela kulumannya.
Baca Juga Cerita Seks Panas : HOLIDAY’S CHALLENGE LINA SI GADIS PETANI
Dan “aaarrrrggghhh!” Sandra menjerit, dia melolong
kesakitan. Sebuah penis raksasa menembus paksa lubang duburnya yang masih
perawan dalam satu sentakan kasar.
Sandra tak mampu menerima lagi semua itu. Tubuhnya telah mendapat titik
maksimal dalam menerima rasa sakit, dia pun jatuh pingsan. Para penduduk masih
terus melakukan aktifitas mereka diatas tubuh Sandra. Mereka sama sekali tak
peduli pada keadaan Sandra saat itu. Mereka terus menggenjot dan meremasi tubuh
Sandra secara brutal. Seluruh lubang di tubuh Sandra terus menerus dijejali
penis raksasa mereka tanpa jeda sedikit pun.
Mereka berniat untuk memberikan luka permanen pada tubuh Sandra. 4 jam
kemudian mereka baru selesai dengan tubuh Sandra. Seluruh tubuh Sandra dipenuhi
dengan bercak sperma yang mengering. Lelehan sperma masih merembes dari dalam
mulut, lubang vagina dan lubang duburnya yang menganga lebar. Bercak darah pun
masih nampak jelas di kedua lubang tersebut. Setelah puas dengan tubuh Sandra,
mereka pun mengenakan pakaian mereka kembali.
Tubuh telanjang Sandra yang sudah sangat mengenaskan mereka ikat di
pohon pinus. Tak lupa mereka menaruh madu di seluruh tubuhnya, dan menjejalkan
bunga pinus di lubang vagina dan duburnya. Sedangkan mayat Gilang, mereka buang
ke sungai. Setelah semuanya selesai, mereka pun kembali ke desa. Meninggalkan
Sandra yang masih pingsan di dalam rimbunnya hutan sendirian. Gisti terbangun setelah mencium bau yang
sangat menyengat hidungnya. Dia sama sekali tak ingat dengan kejadian yang dia
alami kemarin, kepalanya masih sangat pusing. Dia pun membuka matanya dengan
perlahan. “Wahai Gunderewo, terimalah
tumbal dari kami semua. Dan berikan kami hasil panen yang berlimpah.” ucap
seorang lelaki. Mendengar itu, Gisti
segera mengerjapkan matanya yang masih mengabur. Tubuhnya sama sekali tidak
bisa digerakan. Dia pun mulai melihat kesekeliling, mengamati keadaan. Gisti
menjerit sejadi-jadinya, ketika dia tau keadaan nya saat ini. “Sadar juga kamu neng.” ucap suara yang tak
asing bagi Gisti. “Ki Samad! Apa yang
aki lakukan sama saya? Saya mau diapakan ki? Tolong! Tolong!” teriak
Gisti. “Percuma geulis, gak akan ada
orang yang bakalan denger kamu disini. Kamu bakalan aki jadikan tumbal untuk
Gunderewo.” ucap Ki Samad. “Tidak! Apa
salah saya ki? Tolong! Saya gak mau jadi tumbal. Tolong!” teriak Gisti. Namun tak ada satu pun yang menolongnya. Ki
Samad terlihat khusu melanjutkan mantera pemanggilan Gunderewonya. Mulutnya
komat-kamit merapalkan mantra. Dan tak lama kemudian, kepulan asap mulai
memenuhi ruangan gua tersebut. Gisti meronta, dia mencoba untuk melepas kan
dirinya. Gadis cantik itu tengah
terbaring di atas sebuah batu yang datar. Kedua tangan dan kaki nya di ikat ke
setiap sudut batu itu.
Tubuh seksinya itu tak tertutupi sehelai benangpun, ia telah
telanjang. Vagina dan payudaranya terpampang dengan sangat jelas. Membuat orang
ingin segera menyantap dan menjamah bila melihatnya. “Siapa yang berani membangunkanku?” sebuah
suara geraman menggema di gua tersebut.
“Ampun Gunderewo. Saya ki Samad.” jawab ki Samad sambil membungkuk. “Ah, ki Samad!” “Apa gerangan kamu sampai berani mengganggu
tidur lelapku? Huh?” lanjut Gunderewo itu.
“Ampun. Saya bawa tumbal baru buat Akang. Saya cuman minta ditukar
dengan hasil panen yang melimpah 2 tahun ke depan.” Gunderewo itupun mengalihkan pandangan nya
pada batu persembahan. Dia tersenyum lebar ketika melihat sosok gadis perawan
berparas ayu terbaring di atasnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat
menggema. “Hahaha… Tumbal yang bagus
Samad. Haha… Baiklah, akan ku buat panen warga desa melimpah untuk dua tahun ke
depan. Hahaha…” “Sekarang pergi lah!
Biarkan aku menikmati tumbal ku!” lanjut Gunderewo itu seraya mendekati tubuh
Gisti. Ki Samad pun meninggalkan gua itu
dengan segera. Dia tidak ingin mengganggu prosesi yang akan di lakukan
Gunderewo itu pada Gisti. Dia sudah terlalu senang dengan apa yang akan dia
dapat di ladangnya untuk dua tahun ke depan.
Sesosok mahluk tinggi besar menghampiri tubuh Gisti. Tingginya sekitar 2
meter lebih. Badannya berwarna hitan legam, dengan bau yang sangat menyengat
tercium di seluruh tubuhnya. Bulu hitam kasar menghiasi seluruh tubuh mahluk
itu. Sepasang mata merah yang menyala menatap nanar pada Gisti. Taring tajam
pun menghias di bibir tebalnya. Gisti terbelalak tak percaya melihat sosok di
hadapannya sekarang. Dia berontak lebih
keras, mencoba untuk melepaskan ikatan di tubuhnya.
Gisti menjerit sejadinya. Meminta pertolongan kepada siapa pun yang bisa mendengarnya. Namun semua usahanya itu nihil. Tak ada seorang pun yang berani masuk ke gua tersebut. Melihat mangsanya terikat tak berdaya, membuat penis Gunderewo itu menyembul keras. Batang penisnya sangat besar dan panjang. Diameternya mencapai 15 cm, dan panjangnya hampir 35 cm. Sungguh penis raksasa. Gisti menggidik ketakutan melihat penis Gunderewo itu. Dia tak sanggup membayangkan bila benda sebesar itu menembus liang vaginanya yang masih perawan. Gisti mulai menangis karena saking takutnya pada mahluk itu. Gunderewo itu mulai tak sabar ingin segera menikmati tubuh Gisti. Dia mulai menjamah tubuh telanjang gadis itu. Tangannya segera menggerayangi tubuh seksi Gisti dengan perlahan. Mahluk itu mulai merangsang setiap titik sensitif di tubuh Gisti dengan sangat intens. Tangan besar nya meremasi payudara gadis itu dengan perlahan. Sedang kan mulutnya mulai menjilati wajah cantik Gisti. Mahluk itu mencoba mencium bibir mungil Gisti. lidahnya yang panjang dia coba untuk menelusup masuk ke dalam bibir Gisti. Namun Gisti tak pernah mau membuka mulutnya. Gisti terpejam, dia tak sanggup melihat sosok menyeramkan di depannya itu. Hidungnya mencium bau yang sangat menyengat di depannya. Dia sampai ingin muntah dibuatnya. Bibirnya dia katupkan dengan sangat keras. Dia tak mau berciuman dengan mahluk jelek nan bau ini. Takan pernah! Karena geram, Gunderewo itu pun mencubit puting kiri Gisti dengan sangat keras. Membuat Gisti membelalak kesakitan. Mulutnya terbuka, menjerit sejadinya. Dan pada saat itu lah, Gunderewo ini menesulupkan lidahnya ke dalam bibir tipis Gisti. Mahluk itu mulai mencium bibir gadis itu. Mendapatkan serangan seperti itu, Gisti merasa sangat mual. Ada rasa aneh yang sangat tidak mengenakan di dalam mulutnya. Air liur mahluk itu juga berbau menyengat di dalam mulutnya. Dia sampai muntah dibuatnya. Kedua matanya mulai menangis semakin deras. Lidah panjang mahluk itu menggelitik setiap rongga mulut Gisti. Dia ingin membuat Gisti terbiasa dengan rasa dari liurnya itu.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : ISTRIKU SELINGKUH dan ATIN SI PEMBANTU BERTUBUH MOLEK
Tangan kanannya meremasi payudara kiri Gisti, Sesekali
memilin puting payudaranya yang masih berwarna merah muda itu. Sedangkan tangan
kirinya, dia gerakan menuju vagina Gisti. Gisti merasakan sesuatu yang sangat
kasar menggeseki lubang vaginanya.
Mencoba untuk men stimulus daerah istimewanya tersebut. Gisti mencoba
menahan mati-matian setiap rangsangan tersebut. Namun dia pun hanya wanita
biasa. Menerima serangan yang intens, lubang vaginanya pun membasah di
jari-jari kasar sesosok Gunderewo. Mengetahui mangsanya sudah mulai terangsang,
Gunderewo itu pun segera menurunkan ciuman bibirnya semakin ke bawah. Dia
jilati setiap lekuk tubuh Gisti. Mulai dari wajah, telinga, leher, perut, dan
kedua bongkahan payudaranya Gisti. Tak ada bagian yang terlewat dari jilatan
lidah panjangnya itu. Ketika pagutan
mahluk itu terlepas di bibirnya, Gisti meludah terus menerus. Dia ingin
membuang semua air liur mahluk itu yang selalu terasa menempel di rongga
mulutnya. Dia juga mencoba untuk menahan setiap rangsangan di tubuhnya dengan
sangat kuat. Namun sia-sia saja semua usahanya itu. Gisti pun mulai mendesah
dan mengerang, ketika lidah panjang mahluk itu mulai menjilati lubang
vaginanya. Gunderewo itu menjilati setiap inchi vagina Gisti dengan sangat
telaten. Sesekali dia coba untuk memasukan lidah panjangnya itu ke dalam lubang
sempit dihadapannya. Lidah itu pun mulai
keluar masuk lubang vagina Gisti bak seekor ular. Gunderewo itu menjilati
seluruh rongga di dalam vagina Gisti. Menerima itu semua, membuat desahan Gisti
semakin menjadi. Mulutnya tak berhenti mengerang dan mendesah. Gunderewo itu
sungguh sangat pintar merangsang setiap titik sensitif di tubuhnya. Tak lama berselang, Gisti pun merasakan
sesuatu yang sangat enak di vaginanya. Sebuah perasaan yang tak pernah dia rasa
kan sebelum nya. Ada sebuah dorongan yang ingin keluar dari dalam vaginanya.
Semakin dia tahan, semakin kuat dorongannya. Dan tanpa bisa dicegah lagi, Gisti
pun mendapat kan orgasme nya yang pertama selama hidupnya itu. Cairan bening
nan lengket menyembur deras dari dalam vaginanya.
Dan langsung masuk ke
dalam mulut Gunderewo itu semuanya. Yaa, Gunderewo itu menghisap habis setiap
cairan yang keluar dari dalam liang vagina Gisti. Mahluk itu menelannya habis,
tak bersisa. Tubuh Gisti masih mengejang sambil mengejat-ngejat. Dia sungguh
sangat tenggelam oleh kenikmatan yang baru dia dapat hari itu. Matanya
terpejam, sedang kan mulutnya membuka lebar. Melihat kesempatan itu, Gunderewo
segera mencoba untuk memasukan penis raksasanya itu ke dalam mulut mungil
Gisti. Dia mendorongnya dengan kasar, membuat Gisti sangat terkejut. Ukuran
penisnya yang terlalu besar, tak muat ke dalam bibir Gisti. Hanya sebatas
kepalanya saja yang dapat masuk, itu pun tak muat. Hal itu membuat Gisti sangat
tersiksa. Mulutnya dipaksakan untuk menganga sampai ukuran maksimal. Penis raksasa itu memaksa mulut Gisti untuk
membuka sampai ukuran yang sebelum nya belum pernah bisa dia capai. Penis
Gunderewo itu seakan ingin merobek mulut Gisti. Kesal karna penisnya tak bisa
muat ke dalam mulut Gisti, Gunderewo ini pun mulai memposisikan posisi nya
diatas tubuh Gisti. Dia gesekan penis raksasa nya yang bersisik itu tepat di
depan lubang vagina Gisti yang masih perawan. Dia menggesek-gesekan nya untuk
beberapa saat. Dan saat dirasa sudah tepat di depan vaginanya, dia dorong
penisnya merobek vagina mungil Gisti dalam satu hentakan kasar. ‘Breeeettt’
Gisti yang awalnya terbuai oleh rangsangan di vaginanya itu mulai menjerit
sejadi-jadinya. Dia merasakan perih yang teramat sangat di lubang kelaminnya
itu. Tubuhnya mengejang keatas, menahan rasa sakit yang tak terkira itu. Dan Gisti pun jatuh pingsan, tak kuat
menerima rasa sakit. Melihat mangsanya sangat lemah, Gunderewo itu sangat
marah.
Dia mulai menggerakan penisnya itu dengan sangat kasar di
lubang vagina Gisti. Dia menggenjot vagina mungil Gisti dengan sangat brutal.
Mahluk itu memaksakan vagina Gisti untuk bisa menerima seluruh batang penisnya
yang sangat besar dan panjang itu. Dia hentakan pinggulnya dengan sangat keras,
seakan ingin mendobrak dinding rahim Gisti.
Setelah beberapa hentakan yang sangat kuat di dalam vagina Gisti,
akhirnya seluruh penis Gunderewo itu pun masuk seluruh nya. Penis yang
berdiameter 15 cm, dan panjang 35 cm itu pun bersarang dengan manis di dalam
vagina mungil Gisti. Sampai vagina Gisti mengembung dibuatnya. Seluruh otot
vagina Gisti seakan meremasi setiap bagian penis Gunderewo itu. Mahluk itu
merasa sangat dimanjakan dibuatnya. Dia pun mulai mempercepat genjotannya di
dalam vagina Gisti. Penis mahluk itu menghentak dengan sangat kuat mendobrak
vagina Gisti. Kemudian dia cabut penisnya dengan sangat perlahan, menikmati
setiap gesekan antara dinding vagina Gisti yang lembut dan Penis nya yang
bersisik itu. Mahluk itu melakukannya terus menerus, sampai membuat Gisti sadar
dari pingsannya. “Aaaaawwwhhh,,
sakiiitt… Berhentiiii… Sakiiitt,, aku mohon! Awwwhhh…” ucap Gisti mengiba. “Diam kau sundal! Mulai detik ini tubuhmu
adalah milik ku. Kau sama sekali tak berhak lagi atas seluruh tubuhmu ini.”
ucap Gunderewo itu sambil mempercepat genjotannya. “Kamu itu sudah dijadikan tumbal untuk ku.
Jadi mulai saat ini, kamu adalah budak birahiku. Hahaha…” lanjutku mahluk itu
sambil tertawa. “Tidak! Aku tidak sudi!
Lepas kan aku dasar mahluk menjijikan!” maki Gisti sambil meludah ke arah
mahluk yang sedang menggagahinya itu.
“Dasar kurang ajar kak sundal! Lihat, aku akan menyetubuhimu dengan
sangat ganas dari sekarang. akan kubuat kau bertekuk lutut pada kontolku ini.”
ucap mahluk itu geram. Pompaan di dalam
vagina Gisti makin cepat dan kuat saja. Mahluk itu ingin membuat Gisti
merasakan multiple orgasme. Gunderewo itu ingin membuat Gisti tak bisa lepas
ataupun menolak penis raksasanya lagi. Mahluk itu mulai menyetubuhi Gisti
dengan sangat menggila. Penisnya mengeluarkan precum di dalam lubang vagina
Gisti. Cairan itu mengandung semacam
bakteri, yang akan membuat vagina korbannya merasa sangat gatal dan geli
dibuatnya.
Precum yang Gunderewo itu keluar kan dalam dosis yang cukup
banyak di dalam vagina becek Gisti. Rupanya mahluk itu ingin membuat Gisti tak
bertingkah lagi. Gisti merasa ada yang aneh di dalam vaginanya. Dia merasakan
ada sesuatu yang sangat panas di dalam vaginanya. Gadis itu merasakan vaginanya
sangat gatal dan sangat geli, sehingga tanpa dasar dia pun mendesah-desah
menerima setiap sodokan penis raksasa Gunderewo itu. Mengetahui kalau rencananya berhasil, mahluk
itu pun menghentikan gerakan nya di dalam vagina Gisti. Dia mencabut keluar
penisnya dalam satu tarikan kuat. ‘Plooop’ suara ketika penisnya keluar. Lubang
vagina Gisti nampak menganga sangat lebar. Bercak darah masih menetes dari
dalam sana. Gisti tersadar dari lamunannya. Dia merasakan ada sesuatu yang
hilang dari dalam vaginanya. Lubang
vaginanya terasa sangat gatal minta digaruk. Namun benda yang sedari tadi
keluar masuk di vaginanya itu telah hilang. Sedang kan kedua tangan dan kakinya
terikat dengan keras, membuatnya tak bisa melakukan apapun selain
menggesek-gesekan kedua pahanya. Gunderewo itu hanya tersenyum melihat perilaku
Gisti. Dia merasa puas dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim tersebut.
Rupanya dia telah berhasil untuk merubah sifat Gisti, dan membuang semua rasa
malu gadis itu. Gunderewo itu telah berhasil membuat Gisti bertekuk lutut pada
penisnya. Mahluk itu telah berhasil membuat Gisti menjadi budak sexnya. “Aaaaggghhhh… Hmmm… Aggghhh…. Ssshhhh…
Aggghhh….” desah Gisti. “Kenapa kau
menggeliat seperti cacing seperti itu manusia? Huh?” “Apakah memekmu gatal ingin di garuk?
Apakahmemek mu rindu sama batang penis besar ku? Huh? Jawab!” ucap Gunderewo
itu sambil menatap tajam ke arah Gisti. Sebuah tatapan yang seakan merendahkan
derajat Gisti sebagai seorang wanita alim.
“Aaaagghhh,, iyaa tuan… Aggghhh… Tolong berikan kontol besarmu itu…
Aggghhh…” “Tolong garuki memek gatalku
ini tuan… Aaaagghhh…. Setubuhi aku tuan… Aggghhh… Aku adalah budak sex tuan….
Ooouuuuuggghhh….” ceracaunya Gisti makin tak jelas. Mendengar itu semua Gunderewo hanya tersenyum
dengan bangga. Predikatnya sebagai mahluk bau, jelek, dan menjijikan namun
tetap bisa menaklukan wanita muda yang amat cantik tetap melekat pada dirinya.
Dia pun tersenyum lebar, kemudian melepas ikatan di kedua pergelangan kaki dan
tangan Gisti. Gisti yang merasa bebas, segera mengarahkan tangannya menuju
lubang vaginanya. Dia langsung menggeseki vaginanya dengan cepat dan bernafsu.
Gisti mulai memasukan satu demi satu jarinya ke dalam vagina nya yang sudah
sangat basah itu sambil terpejam. Ternyata semua jarinya mampu masuk ke dalam
lubang vaginanya itu.
Sekarang dia mengeluar-masukan kepalan tangan nya menggaruki
dinding vaginanya yang sangat gatal itu. Gunderewo tertawa dengan sangat keras
dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim ini. Dia sangat puas melihat
Gisti menggeseki vaginanya sendiri dengan susah payah. Gisti terlihat sangat
bernafsu saat itu. Dia mencoba segala yang dia bisa untuk menghilang kan rasa
gatal di dalam vaginanya. Namun semuanya sia-sia saja. Rasa gatal di vaginanya
tak pernah hilang, namun bertambah gatal saja setiap detiknya. Frustasi, Gisti pun menangis. Dia merasa
sangat tersiksa dengan rasa gatal di vaginanya itu. Dia terlihat sangat
tersiksa karena ulahnya sendiri pada vaginanya. Karena kasihan, Gunderewo
itupun berbisik pada Gisti. “Rasa gatal
di vaginamu itu hanya bisa hilang dengan gesekan kontolku saja wahai budak
manusia. Rasa gatal itu hanya akan mereda bila bersentuhan dengan sisik di
penisku ini. Apa kau mengerti?” bisik mahluk itu ditelinga Gisti. “Aaaaghhhh,,, iyaa tuaaan.. Tolong berikan
itu pada hamba… Aggghhh….” ucap Gisti sambil terisak. “Ada syaratnya!” ucap mahluk itu menatap
Gisti tajam. “Aaapp,, apa syaratnya
tuaann? Aaagghhhh…” ucap Gisti sambil terus mendesah. “Kau harus membuatku orgasme terlebih dahulu
dengan mulut dan tanganmu itu. Kamu harus menelan habis spermaku terlebih
dahulu.” “Ba,, baik lah Tu,,, aaagghhhh…
Baik lah tuan…. Sssshhh..” “Lakukanlah
sekarang dasar budak!” “Ba, baik tuan.”
Ucap Gisti sambil menyerbu tubuh mahluk itu.
Gisti mulai menggenggam penis raksasa Gunderewo dengan kedua tangannya.
Diameternya tak muat dalam genggaman tangan nya itu. Dia kemudian menjilati
penis bersisik itu dengan sangat bernafsu. Sesekali Gisti mencoba untuk
memasukan benda itu ke dalam mulutnya. Namun sekeras apapun dia mencoba, benda
itu tak pernah bisa masuk ke dalam mulutnya yang terlalu mungil itu. Gisti
menjilati setiap inchi penis dari mahluk yang paling menjijikan itu dengan
sangat telaten. Dia menjilati penis dari mahluk yang telah membuat nya muntah
beberapa jam yang lalu. Gisti telah kehilangan akal sehatnya. 15 menit sudah
Gisti menjilati penis besar bersisik Gunderewo itu, namun sama sekali belum
terlihat jika benda itu akan segera memuntahkan sperma nya.
Sedangkan rasa gatal di dalam vaginanya telah mencapai level
maksimal. Gisti akhirnya menangis. Dia lalu mencoba memasukan benda besar itu
kedalam liang vaginanya dengan sangat bersusah payah. ‘Bleeeeesss’ akhirnya penis besar itu
menembus liang vaginanya yang sudah sangat basah. Benda besar itu langsung menggaruk rasa gatal
yang menyerang dinding vaginanya. Gisti pun menggoyangkan pinggulnya dengan
sangat cepat diatas tubuh mahluk itu. Gisti memejamkan matanya menikmati kenikmatan
yang batang penis mahluk itu tengah berikan pada vaginanya. “Aagggghhh… Enak nya… Ooohhh,, ahhhhhh….”
desah Gisti sambil mempercepat goyangan vaginanya. Gunderewo itu hanya bisa tertawa dengan
sangat lantang melihat aksi Gisti saat itu. Gisti sedang menggerakan tubuh
seksinya itu dengan sangat lincah di atas tubuh nya. Gadis cantik itu tengah
menunggangi penis raksasanya dengan bersusah payah. Namun wajahnya memancarkan
rona kenikmatan yang sangat dahsyat. Wajahnya mendongak ke atas, kedua matanya
terpejam, sedangkan mulutnya membuka lebar. Hal itu sungguh sangat membuat
mahluk itu terangsang. 15 menit menggenjot penis besar Gunderewo, vagina Gisti
pun mulai berdenyut menandakan dia akan segera mendapatkan orgasme kembali.
Gadis itu mempercepat goyangan pinggulnya, menghentak penis Gunderewo itu makin
keras. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat. Kuncir rambutnya telah terbuka
sehingga rambut panjangnya terurai bebas dan dahinya juga bercucuran
keringat “Aaaaaggghhh,, tuan,, kontol
tuan nikmat bangeett… Aaagghhhh,, hamba, orgasme lagi tuannnn… Agggghhhh…”
jerit Gisti sambil melepas orgasmenya yang kedua hari itu. Cairan hangat menyembur dengan sangat deras
di liang vaginanya. Gisti bahkan mengalami squirting. Vaginanya mengeluarkan
cairan dengan sangat derasnya. Seluruh tubuh Gisti mengejang untuk beberapa
saat, lalu ambruk menimpa tubuh besar Gunderewo. Gisti sangat menikmati
orgasmenya Kali itu, hingga dia lupa pada tugasnya untuk memuaskan Gunderewo.
Gunderewo itupun marah pada Gisti. Dia lalu mengeluarkan kembali cairan
precumnya didalam vagina Gisti dengan cukup banyak. Hal ini langsung membuat
vagina Gisti sangat gatal dibuatnya.
Gisti bahkan sampai menjerit kaget dibuatnya. Dan tanpa
menunggu lama lagi, dia pun kembali menggoyangkan pinggulnya menggesek penis
besar Gunderewo. Tak beberapa lama kemudian, Gisti mengalami orgasme nya
kembali. Lagi, seluruh otot di tubuhnya mengejang lalu ambruk tak bertenaga.
Hal ini kontan membuat Gunderewo itu sangat marah. Akhirnya mahluk besar ini
mengeluarkan precumnya yang sangat beracun di dalam vagina Gisti. Precum ini
mengandung bakteri yang sangat ganas.
Bakteri yang akan terus menggigiti dinding vagina Gisti, menimbulkan
rasa gatal yang teramat sangat. Bakteri ini takan berhenti menggigit seluruh rongga
di dalam liang vagina Gisti, meskipun dia telah mendapatkan orgasme. Bakteri
ini hanya bisa hilang oleh cairan sperma Gunderewo saja. Gisti sangat tersiksa
dibuatnya. Vaginanya makin terasa gatal
saja, padahal dia baru saja mendapatkan orgasme. Gisti pun mulai memaksakan
tubuhnya untuk bergerak, sehingga kelamin mereka saling bergesekan kembali.
Namun gesekan antara kelamin mereka itu hanya membuat vaginanya makin gatal
saja. Vagina Gisti sudah sangat membanjir dibuatnya. Peluh beserta keringat
bercucuran di seluruh tubuhnya. Ntah sudah berapa Kali dia mendapatkan orgasme
dan squirting hari itu. Namun rasa gatal di vaginanya tak pernah berhenti. Gisti sudah sangat lemah, seluruh tenaganya
sudah habis terkuras. Namun dia tetap memaksa pinggulnya tetap menggoyang,
meskipun tubuh bergetar hebat. Tak lama berselang, Gisti pun mendapatkan
orgasmenya kembali untuk yang kesekian kalinya. Tubuhnya mengejang dengan
sangat dahsyat, lalu dia pun jatuh pingsan kembali. Melihat mangsanya
tergeletak tak sadarkan kembali, Gunderewo itu hanya menatap puas. Dia mencabut
penisnya dengan satu tarikan kuat. Mahluk itu lalu merebahkan tubuh Gisti
mengangkang.
Dia lalu menjilati vagina gadis itu dengan sangat bernafsu.
Vagina Gisti yang sudah sangat membasah dijilatnya dengan sangat rakus. Lidahnya segera keluar masuk di dalam vagina
Gisti dengan sangat lincah. Mahluk itu memasukan lidah panjangnya sangat jauh
ke dalam vagina Gisti. Sehingga masuk kedalam rahim Gisti. Mahluk itu lalu
menjilatinya gemas. Gisti hanya bisa mendesah lemah dibuatnya. Dia sudah tak memiliki
tenaga sedikit pun hanya sekedar untuk membuka mata. Namun vaginanya tak pernah
berhenti mengalami orgasme. Cairan cintanya yang bercampur dengan air kencing
menyembur setiap kali dia orgasme. Muncrat membasahi lantai gua yang pengap dan
lembab itu. Setelah puas menjilati
vagina gadis tersebut, Gunderewo itu kembali memasukan penis besar nya itu ke
dalam liang vagina Gisti yang sudah sangat melar. Mahluk itu kembali menghentak
kan penisnya dengan sangat kuat dan keras di dalam vagina gadis itu, membuat
tubuh Gisti terlonjak-lonjak. Karena jepitan vagina Gisti sudah sangat melemah,
Gunderewo pun membalikan tubuh mangsanya tersebut. Mahluk itu mulai
memposisikan tubuh Gisti untuk menungging.
Lidah panjangnya segera menjilati dan mengoreki liang dubur Gisti.
Membuat Gisti kembali menggeliat. Sesekali dia masukan lidah panjangnya itu ke
dalam sana, mencoba membuat lubang itu sedikit melebar. Ketika dirasa sudah
cukup basah, Gunderewo pun memposisikan penis besarnya di depan lubang dubur
Gisti. Dan dengan satu sentakan keras, amblas lah seluruh penis besar nya itu
merobek anus Gisti. Gisti menjerit dengan sangat keras. Seluruh otot di
tubuhnya bergetar merasakan sakit yang amat sangat. Gisti pun pingsan
kembali. Cengkraman otot dubur Gisti
seakan mencekik penis Gunderewo itu. Mahluk itu kembali merasakan nikmat nya
tubuh gadis itu.
Sekarang Gunderewo itu sudah tak perduli lagi dengan keadaan
Gisti. Dia hanya ingin segera mencapai orgasmenya. Dia mulai menyetubuhi dubur Gisti dengan
sangat kasar. Tak lama berselang mahluk itu pun mendapat orgasme nya yang
pertama saat itu. Dia menggeram sambil menyembur kan sperma panasnya memenuhi
liang dubur Gisti. Tangan besarnya meremas kuat payudara Gisti, gigi-gigi
tajamnya menggeremet. Dan seluruh tubuhnya mengejang, lalu ambruk menimpa tubuh
kecil Gisti dengan penis yang masih menancap di liang dubur gadis itu. Setelah
mendapatkan orgasme nya itu, penis besar Gunderewo mengecil dengan sendiri nya.
Lalu benda itu keluar dari dalam dubur Gisti secara perlahan. Mahluk itu
tersenyum dengan sangat lebar. Rona
kepuasan tergambar jelas di wajahnya. Mahluk itu pun menghilang ntah kemana.
Meninggalkan Gisti sendirian dalam kondisi yang sangat mengenaskan di gua
tersebut. Tinggallah Gisti sendiri di gua lembab nan pengap itu. Tubuhnya sudah
sangat mengenaskan, dalam posisi yang menungging. Lubang vagina dan dubur nya
menganga sangat lebar, bercak darah masih jelas terlihat di kedua lubang
tersebut.
Gisti mati dengan kedua lubang yang sangat basah oleh lendir dan oleh cairan sperma Gunderewo yang berwarna hitam pekat. Namun roh Gisti dibawa oleh sang empunya sperma ke alam nya. Yaa, roh Gisti dijadikan gundik oleh sang Gunderewo itu di alamnya. Dan sejak hari itu, ketiga reporter tersebut tak pernah kembali dari desa tersebut. Di mulai hari itu, Sandra, Gisti, dan Gilang tak pernah terlihat keluar dari desa itu. Yaa, mereka bertiga telah tewas dengan sangat mengenakan di desa Cimani Gunderewo itu. Tanpa ada seorang pun yang mengetahui kejadian itu, kecuali para penduduk setempat. Rahasia dari desa Cimani Gunderewo pun masih terjaga dengan sangat rapat…. Demikianlah cerita seks panas TUMBAL PENGASIHAN GENDERUWO oleh cerita sex hot