Cerita Sex Hot | Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di selatan Jakarta. Salam kenal untuk warga
situs 17tahun. Awal cerita saya dimulai saat saya menghadiri sebuah acara pemberian penghargaan, di sana
saya datang bersama teman saya, sebut saja Hamdan. Saya diperkenalkan oleh teman saya kepada salah satu
tamu yang hadir di acara tersebut, dan ternyata setelah dipertegas, nama tamu tersebut adalah DB. Yang
belakangan saya ketahui dia adalah salah satu artis Indonesia.
Singkat cerita, malam itu berlalu begitu saja. Seminggu setelah perkenalan tersebut, saya ditawari untuk
menggarap sebuah proyek perayaan ultah oleh teman yang mengenalkan saya dengan DB, memang bidang saya
adalah entertaiment. Teman saya yang mengenalkan saya namanya Shebi. Singkat kata, saya terima proyek
yang diberikan oleh Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah DB, untuk perayaan ultahnya yang
ke 34.
Saya pun dipertemukan oleh Shebi dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup mewah. Saya dan Shebi
menunggu DB yang sedang mandi di ruang keluarga. Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan Shebi (yang
perlu pembaca ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan). Obrolan berlangsung santai dan sampai menyerempet ke
masalah kehidupan seks Shebi, ternyata Shebi yang memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini
memiliki libido seks yang cukup tinggi.
Shebi pun mulai merapatkan posisi duduknya mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa
panjang).
“Dra.. coba kamu pegang perutku, sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!” kata
Shebi.
“Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.
“Kalau nggak percaya, coba saja kamu pegang perutku ini..!” ujar Shebi yang kali ini memaksa tangan saya
untuk memegang perutnya yang sudah terlihat buncit.
Dan benar, sepertinya ada yang bergerak-gerak dari dalam perutnya.
“Dra.. kamu pernah ngerasain begituan dengan orang hamil..?” kata Shebi yang membuat saya kaget.
“Mmmmm.. mm, belum tuh Sheb..”
“Emangnya enak apa rasanya..?” tanya saya keheranan.
“Wah endiiaaang loh rasanya..”
“Itu kuketahui dari suami dan brondong-brondongku..” ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah
kaget.
“Mmm.. begitu..” kata saya agak sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.
“Kok jawabannya cuma segitu, apa kamu nggak mau nyobain..?” ucap Shebi yang sedikit kesal karena
tanggapan saya hanya sebatas itu, sedang posisi kami sudah semakin dekat.
Shebi menarik sedikit ke atas long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit
memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya pun terdiam sejenak, lalu saya
pegang kepala dan menatapnya serta meyakinkannya.
“Sheb.., bukannya aku tidak ingin mencoba tawaran yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini
dimana..?
Tetapi bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak akan menolak..!” kata saya mencoba
menenangkan suasana yang semakin panas itu.
Saya sadar bahwa kami datang ke tempatnya DB dalam rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang
menjunjung tinggi profesionalisme.
“Aku tau apa yang kamu khawatirkan Dra..” balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari telunjuknya.
“Kau harus tau bahwa DB itu penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan marah kalau kita bercinta di
sini, dan lagi pula di sini tidak ada orang lain selain DB..” kata Shebi mencoba meyakinkan saya sambil
perlahan mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan jarinya bermain di atas puting saya sambil
memainkan lidahnya sendiri membasahi bibirnya yang sudah basah.
Mendengar perkataannya yang meyakinkan dan juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang
birahi saya, saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk meraba dada Shebi
yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di tubuhnya. Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan
tangannya mencari batang kemaluan saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin putingnya tanpa
membuka pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke bawah sambil membiarkan tangan kanan saya untuk
tetap berada di atas dan Shebi pun mendesah.
Sampai di tempat yang saya tuju, tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang
basah dan lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan terjadi perciuman yang cukup lama.
Kami pun terlihat sudah semakin berkeringat. Kemudian tangan yang berada di daerah sensitif Shebi pun
sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam Shebi, dan saya merasakan sentuhan bulu-bulu lebat yang
sepertinya tertata rapih. Shebi pun telah sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan mengocok-
ngocoknya perlahan.
Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan orang hamil, lalu menghentikan ciuman kami dan turun
ke arah kemaluan Shebi yang duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang lebat
ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk merasakan bibir kewanitaan itu dengan
mulai mejilatinya secara lembut.
“Achh.., achh.. kamu pintar Dra..! Truuss.. Draa..!” Shebi pun terlihat sudah tidak dapat mengontrol
ucapan dan intensitas suaranya.
Shebi meluruskan tubuhnya di atas sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya. Mendapat perlawanan yang
demikian nafsunya, saya pun merubah posisi menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas. Ternyata benar
kata orang, kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya. 15 menit berlalu dalam posisi 69.
“Dra.. please..! Masukin sekarang Say..!” pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak
nafsunya.
Mendengar itu saya tidak langsung menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit, menjilat, meludahi liang
kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah mengkilap karena basah.
“Dra.., kamu jahat..!” teriak Shebi diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari
liang senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya.
Saya jilat habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa. Senjata kejantanan saya yang
terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi. Karena orgasmenya, Shebi mengulum kemaluan saya hingga menjadi
merah. Lalu dengan bantuan tangan, saya masukkan kembali senjata saya itu ke dalam mulut Shebi sambil
menaik-turunkan di dalam mulutnya.
“Aawww..!” saya berteriak karena batang kemaluan saya tergigit Shebi,
“Kamu nakal ya..?” kata saya sambil menarik batang kejantanan saya dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke
vagina Shebi.
Saya tidak langsung memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya sampai Shebi
sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya dapat langsung masuk, tetapi tetap saja saya
tahan agar tidak masuk.
“Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi kesal.
“Habis kamu duluan yang mulai..!” jawab saya.
Tanpa kami sadari, ternyata pertempuran kami dari tadi sudah ada yang mengawasi, yaitu DB yang entah
dari kapan dia sudah ada di dekat kami dengan mengunakan daster tanpa BH. Pemandangan itu kami ketahui
karena daster DB sudah ada di bawah kakinya. Karena saya merasa sudah tidak tahan, akhirnya saya mulai
memasukkan penis saya perlahan tapi pasti ke liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi karena
Shebi minta untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.
“Achh.. achh..!” teriak Shebi dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.
Ternyata liang kemaluan orang yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan kemaluan wanita normal.
Karena sempit dan hangatnya liang senggama Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan lama, meskipun
goyangan Shebi tidak terlalu
“hot”, tetapi tetap saja rasanya lebih asyik dari liang kemaluan wanita yang tidak hamil.
“Sheb.. aku mau keluar..!” kata saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.
“Aku.. keluarkan di mana Say..?” tanya saya menambahkan.
“Terserah kau saja Dra..!” jawab Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.
Akhirnya karena lebih enak, saya keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya,
“Cret.. cret.. cret..!” mungkin sampai tujuh kali air mani saya tersembur di dalam liang senggama Shebi.
“Ohh.., ternyata kalian di sini sudah nyolong start ya..?” ujar DB yang membuka pembicaraan.
“Abis kita udah nggak tahan Mba..!” jawab Shebi.
“Trus gimana proyek ultah-ku..?” tanya DB sambil memakai dasternya kembali yang tadi dilepaskan ke
bawah,
karena DB dari tadi menyaksikan pergulatan kami sambil bermasturbasi.
“Kalau masalah itu tenang, di sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah
Indra susun kok..!” jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan penis saya dari liang
senggamanya.
“Ooo.., ok aku percaya..” kata DB,
“Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu batang..!” jawab DB sambil mengambil
wine yang ada di mini bar, lalu duduk di sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami
masing-masing.
“Dra.., kamu besok bisa ambil dananya di sini..” kata DB. “Lo nggak mau nyobain punyanya Indra..?”
celetuk Shebi, “Ntar nyesel..?” tambahnya.
“Jangan sekarang deh, abis tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue..” jawab DB.
“Ooo..” jawab Shebi yang sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4
ronde saja. “Ya sudah, kami pamit dulu deh kalau gitu, biar besok si Indra saja yang datang ke sini
sendiri..” kata Shebi.
Saya yang dari tadi diam saja hanya manggut tanda setuju untuk datang lagi esok.
“Tapi besok kamu datangnya malam saja ya..!” pinta DB.
“Ooo.., sekalian kamu cobain ya..?” pancing Shebi sambil tersenyum.
“Apa kamu mau ikutan Sheb..?” tanya DB.
“Nggak ah, abis main sama lo harus lama, gue takut kandungan gue bermasalah lagi.”
“Kalau dokter gue bilang nggak apa-apa sich gue ok aja, tapi kalau kebanyakan digenjot nanti bocor
lagi..!” kata Shebi sambil tertawa.
“Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu pasti datang kan Dra..?” tanya DB.
“Ya..” jawab saya singkat.
“Ya sudah kita cabut ya..?” ujar Shebi ke DB.
“Ya, ok lah..”
“Bye, Dra jangan lupa ya atau kontrak kita batal nich..!” sambil mencubit dagu saya.
Begitulah kisah saya dengan Shebi, pembaca tunggu saja kisah saya dengan DB, artis ibu kota yang
terkenal sampai sekarang masih singgle di edisi selanjutnya. Terima kasih atas perhatian rekan pembaca
sekalian.- ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,