Nikmatnya Ngewe Bertiga Sama Kawan

Author:

CERITA MESUM aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya ’gaul abis’.Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Nia (19), Felicia (20), Felix (22), Felix (22), Adam (23) dan Paul (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Paul di Puncak.Nia walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Nia telah berpacaran cukup lama dengan Felix. Diantara kami bertiga Felicia yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Felix, sangat tergila-gila dengannya.Sementara aku, Paul dan Adam masih ’jomblo’. Paul yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.Acara ke Puncak kami mulai dengan ’hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Nia yang ada sementara Felicia entah kemana.Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap.Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Felix dan Felicia.

Baca juga cerita Porno : Aku Melepas Perawan ke Supir

Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.Adegan ciuman itu bertambah ’panas’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Felix menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Felicia mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.Disibakkannya t-shirt

Felicia dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Felicia. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup cd. Felix berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Felicia keberatan.Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.“Jangan Mas” tolak Felicia.“Kenapa sayang” tanya Felix.“Aku belum pernah.. gituan”“Makanya dicoba sayang” bujuk Felix.“Takut Mas” Felicia beralasan.“Ngga apa-apa kok” lanjut Felix membujuk“Tapi Mas”“Gini deh”, potong Felix, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”“Janji ya Mas” sahut Felicia ingin meyakinkan.“Janji” Felix meyakinkan Felicia.Felix tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Felicia yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun celana dalam Felicia.Dengan hati-hati Felix membuka kedua paha Felicia dan mulai mengecup kewNiataannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Felicia bergetar merasakan lidah Felix.“Agghh.. Mas.. oohh.. enakk.. mas”Mendengar desahan Felicia, Felix semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewNiataan Felicia dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Felicia, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Felix, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.Felicia semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Felix melahap kewNiataannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Felicia sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Felix tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CD nya dan merangkak naik keatas tubuh Felicia.Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi.

Sesekali Felix di atas sesekali dibawah disertai gerakan
erotis pinggulnya, Felicia tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama.
Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua
membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku
mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.Felix kemudian mengangkat
tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara

tangan lain memegang kejantannya.
Felix mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Felicia. “Jangan Mas,
katanya cuma cium aja” sergah Felicia.“Rileks San” bujuk Felix, sambil
mengosok-gosok ujung penisnya di kewNiataan Felicia.“Tapi.. Mas.. oohh.. aahh”
protes Felicia tenggelam dalam desahannya sendiri.“Nikmatin aja San”“Ehh..
akkhh.. mpphh” Felicia semakin mendesah“Gitu San.. rileks.. nanti lebih enak
lagi”“He eh Mas.. eesshh”“Enak San..?”“Ehh.. enaakk Mas”Aku benar-benar
ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang
sebenarnya, apalagi adegan ’live’ seperti itu.Tidak ada lagi protes apalagi
penolakan hanya desahan kenikmatan Felicia yang terdengar.“Aku masukin ya San”
pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.Felix langsung menekan pinggulnya,
ujung kejantanannya tenggelam dalam kewNiataan Felicia.“Aakhh.. Mas.. eengghh”
erang Felicia cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.Felix
lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak
turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Felicia.“Teruss.. Mas..
enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Felicia meracau.“Aku suka sekali
payudara kamu San.. mmhh”“Aku juga suka kamu isep Mas.. ahh” Felicia
menyorongkan dadanya membuat Felix bertambah mudah melumatnya.Bukan hanya Felicia
yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut
dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku
sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Felix tahu Felicia sudah pada situasi ’point of no return’,
ia merebahkan badannya menindih Felicia dan memeluknya seraya melumat mulut,
leher dan telinga Felicia dan.. kulihat Felix menekan pinggulnya, dapat
kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Felicia.“Auuwww..
Mas.. sakiitt” jerit Felicia.“Stop.. stop Mas”“Rileks San… supaya enak nanti”
bujuk Felix, sambil terus menekan lebih dalam lagi.“Sakit Mas.. pleasee..
jangan diterusin”Terlambat.. seluruh kejantanan Felix telah terbenam di dalam
rongga kenikmatan Felicia. Beberapa saat Felix tidak bergerak, ia
mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Felicia kembali jadi
bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Felix membuat birahi Felicia
terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin
menjadi-jadi. Bagian belakang

tubuh Felix yang mulai dari punggung, pinggang
sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Felicia.Felix
memahami sekali keadaan Felicia, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan
sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Felicia yang
dihiasi puting kecil kemerah-merahan.“Uhh.. ohh.. Mas” desah kenikmatan Felicia,
kakinya dibuka lebih melebar lagi.Felix tidak menyia-nyiakan kesempatan ini
dipercepat ritme gerakan pinggulnya.“Agghh.. ohh.. terus Masss” Felicia meracau
merasakan kejantanan Felix yang berputar-putar di kewNiataannya, kepalanya
tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya
mendapat respon Felix tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.“Aaauugghh..
sshh.. Mass.. ohh.. Mass” Felicia tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang
keluar begitu saja dari mulutnya.Pinggul Felix yang turun naik dan kaki Felicia
yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian
sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku
bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewNiataanku.“Ssshh.. sshh” desisku
tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah,
sesaat ’life show’ Felix dan Felicia terlupakan. Kesadaranku kembali begitu
mendengar pekikan Felicia.“Adduuhh.. Mas.. nikmat sekalii” Felicia terbuai
dalam birahinya yang menggebu-gebu.“Nikmati San.. nikmati sepuas-puasnya”“Ssshh..
ahh.. ohh.. ennaak Mas”“Punya kamu enaakk sekalii San.. uugghh”“Ohh.. Mass..
aku sayang kamu.. sshh” desah Felicia seraya memeluk, pujian Felix rupanya
membuat Felicia lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama
hentakan-hentakan turun-naik pantat Felix.“Enaak San.. terus goyang.. uhh..
eenngghh” merasakan goyangan Felicia Felix semakin mempercepat hujaman-hujaman
kejantanannya.“Ahh.. aahh.. Mass.. teruss.. sayaang” pekik Felicia.Semakin liar
keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.“Mass..
tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Felicia.Felix menekan
pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang.

Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan
kemudian keduanya.. terkulai lemas.Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian
yang baru saja kulihat, bayang-bayang Felix menyetubuhi Felicia begitu
menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap
seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Nia sangat mengganggu,

menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul
kembali hanya saja bukan Felicia yang sedang disetubuhi Felix tetapi diriku.Jam
10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli
makanan dan cemilan sementara Nia dan Felix menunggu villa. Belum lagi 15 menit
meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak
berhasil, bergegas aku kembali ke villa.Selesai dari kamar mandi aku mencari Nia
dan Felix, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku
mendapat suguhan ’live show’ yang spektakuler. Tubuh Nia setengah melonjor di
sofa dengan kaki menapak kelantai, Felix berlutut dilantai dengan badan berada
diantara kedua kaki Nia, Mulutnya mengulum-ngulum kewNiataan Nia, tak lama
kemudian Felix meletakan kedua tungkai kaki Nia dibahunya dan kembali menyantap
’segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Nia
berkelojotan diperlakukan seperti itu.“Ssshh.. sshh.. aahh” desis Nia.“Oohh..
Vin.. nikmat sekalii.. sayang”“Gigit.. Vin.. pleasee.. gigitt”“Auuwww.. pelan
sayang gigitnyaa”Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Nia
mencengkram kepala Felix, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri
serta memilin putingnya.Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Nia yang
berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Felix, kepalanya turun naik,
tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai
menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Nia sepertinya memberikan sensasi yang
luar biasa bagi Felix.“Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Felix.“Ohh..
sayangg.. enakk sekalii”Suara desahan dan erangan membuat Nia tambah bernafsu
melumat kejantanan Felix.“Ohh.. Niai.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Felix.Nia
menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Felix
berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Felix, diarahkan
kemulut kewNiataannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang
merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan
kedua tangan berpangku pada pahanya Nia mulai menggerakan pinggulnya mundur
maju, karuan saja Felix mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh
kewNiataan Nia. Sebaliknya, milik Felix yang menegang keras dirasakan
oleh Nia
mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan
lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan
duniawi.

Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku
untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam
kemaluanku. Kutinggalkan ’live show’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan
birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewNiataanku. Merasa tidak puas
kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai
bulu-bulu tipis di permukaan kewNiataanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.“Aaahh..
sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku
merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main
ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin
membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Nia! masih dengan pakaian kusut
menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku
tidak terlihat olehnya.“Ehh Sus.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang
lain?” sapa Nia terkejut.“Iya nii.. balik lagi.. perut mules”“Aku suruh Felix
beli obat ya”“Ngga usah Nia.. udah baikan kok”“Yakin Sus?”“Iya ngga apa-apa
kok” jawabku meyakinkan Nia yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah
mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.Malam
harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Paul langsung
memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama
kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Nia dan Felix
menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Felicia dan Felix. Tinggal aku, Adam
dan Paul, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat
adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak
dikewNiataanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin
memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Adam yang pertama melihat kegelisahanku.“Kenapa
Sus, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.“Ngga lagi, ngaco kamu Adam”
sanggahku.“Kalau horny bilang aja Sus.. hehehe.. kan ada kita-kita” Paul
menimpali.“Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.Adam
tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami

ia paling tinggi jam
terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Adam tidak
menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa
tendensi apa-apa.“Santai Sus, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu
artinya kamu normal” bisik Adam sambil meremas pundakku.Remasan dan terpaan
nafas Adam saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa
terasa tanganku meremas ujung rok.

Adam menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.“Remas aja paha aku Sus daripada rok” bisik Adam lagi.Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ’geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Adam dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.“Ngga usah malu Sus, santai aja” lanjutnya lagi.Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ’wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Adam melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Adam sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Adam yang semakin menjadi-jadi.“Sus gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Adam seraya mengecup pundakku.Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.“Jangan Adam” namun aku berusaha menolak.“Kenapa Sus, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Adam tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ’jaim’.“Adam.. ahh” desahku tak tertahan lagi.“Enjoy aja Sus” bisik Adam lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.“Ohh Sus” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ’live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Adam di leher dan telingaku.

Paul yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Adam semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewNiataanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewNiataanku, remasan Paul di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.“Agghh.. Adamnn..Rickkk… ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.Paul menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Adam juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewNiataanku yang sudah basah oleh cairan pelicin.

Baca Juga Cerita sex Indonesia : Ngewe Dengan Perawan

Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku
bergelinjang keras.“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi
erangan-erangan.Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku
dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Paul
melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku,
lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Adam
menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai
di kewNiataanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan
itu Paul pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi
bulan-bulanan bibir dan lidahnya.Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan
kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan
hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berNia punggung Paul kuremas-remas,
kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti
melakukannya.“Aaahh.. Adamnn.. Rickkk.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”“Nikmatin
Sus… nanti bakal lebih lagi” bisik Paul seraya menjilat dalam-dalam telingaku.Mendengar
kata ’lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul
kuangkat-angkat, ingin Adam melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami,
disantapnya kewNiataanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin
basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan
kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Paul-yang sedang
menikmati puting susu-dengan kuatnya.“Aaagghh.. Adamn.. Rickk.. akuu.. oohh”
jeritku

keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewNiataanku.
Tubuhku melemas.. lungai.Adam dan Paul menyudahi ’hidangan’ pembukanya,
dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata
kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Paul di payudara dan Adam
di kewNiataanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami
sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh
tubuhku.

Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang
menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa
tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Paul mulai lagi, tapi
kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Paul sudah polos
dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Adam
sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada
diantaranya.Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini
mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ’hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan
takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan
mulut Adam yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan
ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Adam menjalar dibibir kemaluanku,
ditambah lagi Paul yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat
tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif
tubuhku.“Aaahh.. Adamn.. Rickk… nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.Adam
kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi
terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya
sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan
dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali.
Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada
taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan
Paul! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Paul tidak
menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak
bergerak.“Jilat.. Sus” perintahnya tegas.Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat
batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Paul mendesah-desah merasakan
jilatanku.“Aaahh.. Suss.. jilat terus.. nngghh” desah Paul.“Jilat

kepalanya
Sus” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.Lama kelamaan aku
mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis
itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Paul mendesis desis.“Ssshh..
nikmat sekali Suss.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.Aku
tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film,
kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Paul meringis.“Jangan
pake gigi Suss.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Paul mendesis
nikmat.“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Sus”Melihat Paul saat itu membuatku
turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak
masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Adam yang
tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin
terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku
bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Paul yang separuhnya berada
dalam mulutku.Beberapa saat kemudian Paul mempercepat gerakan pinggulnya dan
menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju
masuknya kedalam mulutku.

Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak
melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku
membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Paul bertambah beringas
mengeluar-masukan batangnya dan..“Aaagghh.. nikmatt.. Sus… aku.. kkeelluaarr”
jerit Paul, air mNianya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku
tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari
mulutku.Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih
ada dimulutku. Adam tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup
dadaku dengan bantal sofa.“Gila Paul.. kira-kira dong” celetukku sambil
bersungut-sungut.“Sorry Sus.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Paul
dengan tersenyum.“Udah Sus jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga
bakal suka” sela Adam seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mNia
dari mulutku.Adam benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat
mimik Paul saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Adam
membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut.
Dikecupnya keningku, hidungku dan

bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku
lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang
semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Adam menerobos mulutku
meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar
biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku
sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari
mulutku.Adam merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini
dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin
oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewNiataanku,
dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat
merasakan kenakalan jari-jari Adam.“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak
tertahan.“Teruss.. Adamn.. aakkhh”Aku menjadi lebih menggila waktu Adam mulai
memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang
kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.“Ssshh.. nikmat Adamn…mmpphh”
desahanku semakin menjadi-jadi.Tak lama kemudian Adam merayap naik keatas
tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Adam membuka lebih lebar
kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewNiataanku
yang sudah basah oleh cairan cinta.“Aauugghh.. Adamn.. pelann” jeritku lirih,
saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.Adam
menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam
kehangatan liang kewNiataanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan
ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari
gesekan itu keseluruh tubuhku.

Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat
pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Adam.“Ooohh.. Adamn..
sshh.. aahh.. enakk Adamn” desahku lirih.Aku benar-benar tenggelam dalam
kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewNiataanku. Mataku
terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.“Enak.. Sus” tanya Adam
berbisik.“He ehh Adamn.. oohh enakk.. Adamn.. sshh”“Nikmatin Sus.. nanti lebih
enak lagi” bisiknya lagi.“Ooohh.. Jonn.. ngghh”Adam terus mengayunkan
pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang
semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Adam
menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewNiataanku.“Auuhh.. sakitt Adamn”
jeritku saat kejantanannya merobek selaput darahku, rasanya seperti

tersayat
silet, Adam menghentikan tekanannya.“Pertama sedikit sakit Sus.. nanti juga
hilang kok sakitnya” bisik Adam seraya menjilat dan menghisap telingaku.Entah
bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan
nikmatnya milik Adam yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.Adam
kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan
mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewNiataanku menimbulkan
sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku
menggelepar-gelepar.“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Adamn.. empphh” desahku tak
tertahan.“Ohh.. Sus.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Adam diantara
lenguhannya.“Agghh.. terus Adamn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan
nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Adam di kemaluanku.Peluh-peluh birahi
mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai
pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Adam menebar kenikmatan ditubuhku.
Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan
letupannya.“Adamn.. oohh.. tekan Adamnn.. agghh.. nikmat sekali Adamn” jeritan
dan erangan panjang terlepas dari mulutku.Tubuhku mengejang, kupeluk Adam
erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang
membanjiri relung-relung kewNiataanku.Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak
berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Adam mulai lagi memacu gairahku,
hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali
membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun
dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap
posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewNiataanku
berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Adam sepertinya belum ingin berhenti
menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Adam, Paul yang sedari tadi hanya
menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari
belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku.

Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Paul, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Paul kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Adam mengaduk-aduk seluruh

isi rongga kewNiataanku yang meminta lebih dan lebih lagi.“Aaargghh.. Sus.. enak banget.. terus Sus… goyang terus” erang Adam.Erangan Adam membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Paul.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.Paul yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Adam duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.“Isep Suss” pinta Adam, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.“Ooohh.. enak Sus… isep terus”Bersamaan dengan itu kurasakan Paul menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Paul-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Adam-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Paul serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Adam kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.“Sus.. terus Suss.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Adam.Aku tahu Adam akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Adam.“Aaagghh.. nikmat banget Sus.. isep teruss.. telan Sus” jerit Adam, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Adam, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Adam yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.Adam beranjak meninggalkan aku dan Paul, sepeninggal Adam aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Paul yang begitu bernafsu dalam posisi ’doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Paul bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewNiataanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.“Ssshh.. engghh.. yang keras Rickkk. mmpphh”“Enak banget Rickk..
aahh.. oohh”Mendengar eranganku Paul tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.Sedang asiknya menikmati, Paul mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.“Paulk… kenapa dicabutt” protesku.“Masukin lagi Rickk…. pleasee” pintaku menghiba.Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Paul berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak.

Baca Juga Cerita bokep : Tante Anti Pengen Ngentot

Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Paulkk mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.“Pauli.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Paul jangan melakukannya.Paul tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.“Aduhh sakitt Rick… akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Paul.“Rileks Sus… seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Paul yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.“Aaahh.. aauuhh.. oohh Rickkk”erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Paul yang besar itu.Paul dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Paul menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.Adam yang sudah pulih dari ’istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Adam kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Adam merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Paul

yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewNiataan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.Paul yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Adam langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Paul dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Adam melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Adam yang semakin buas dibarengi sodokan Paul, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewNiataanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.“Aaagghh.. ouuhh.. Adamnn.. Rickkk.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Adam kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.“Aduuhh.. Adamn.. Rickk.. nikmat sekalii”“Aaarrghh.. Suss… enakk bangeett”Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewNiataanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Paul dan Adam yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ’dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus. Demikian lah Cerita Bokep Nikmatnya Ngewe
Bertiga Sama Kawan oleh Cerita sex hot