Bergairah Sama Teman Punya Anak dan Kawannya

CERITA SKANDAL – Aku punya sahabat namanya Felicia kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar anaknya, orang tuanya dan lain sebagainya.Pada hari sabtu pagi Felicia menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya diamembawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku.Katanya Anaknya yang bernama Winarno akan menggantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar,Ah terimakasih Felicia sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makananmagelang, Aku pun tidak keluar menunggu kedatangan Winarno kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak pernah melihat Winarno.Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua oranganak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Winarno datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anakFelicia. Aku buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Winarno naik ke teras rumah“Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Dewi. Kenalin ini Febrianto teman saya, Tante”. Winarnomenyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Aku sambut gembira mereka.Oleh-oleh Felicia dan langsung Aku simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Aku terpesona saat melihatanak Felicia yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendysungguh keren anak sahabatku ini.

Baca Juga Cerita Hot : Teh Noni Atasan yang Kuentot

Demikian pula si Febrianto temannya, mereka berdua adalah
pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dansimpatik. Ah, anak jaman
sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadisubur.
Mereka Aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.Kuperhatikan
mata si Febrianto agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku.
Matanya mengikutiapapun yang sedang Aku lakukan, saat Aku jalan, saat Aku
ngomong, saat Aku mengambil sesuatu.Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat
perempuan yang agak melek, biar sudah tua macam Aku ini,tetap saja matanya
melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalahseksual.
Dan si Winarno sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga
suka nimbrung,nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.Kami jadi banyak
tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Aku senang dengan mereka berdua.
Dantiba-tiba Aku merasa berlaku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau
dasar genitku yang nggakpernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga
teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal.Dan kini naluri genit
macam itu tiba-tiba kembali hadirMungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Febrianto
yang seakan-akan memberikan celah padaku untukmengulangi peristiwa-peristiwa
masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh gairah yang selalu mendebarkanjantung dan
hatiku.Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku
sendiri. Tetapi gebu libidokuini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih
cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengapkemerahan menahan gejolak
gairah mengingat masa laluku itu.“Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena
ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakarWinarno. Dan kulihat
mata Febrianto terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih
mulusini.Dan Aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Febrianto dan Winarno
ini demen menikmati penampilanku.Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 36 Aku
tetap “fresh” dan “good looking”. Aku memang sukamerawat tubuhku sejak muda.
Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau
Aku jalan sama anak-anak muda ini,suamiku, banyak yang mengira Aku anaknya atau
bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.Dan suamiku sendiri sangat
membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakanistrinya,
seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Aku tersipu
walaupun dipenuhirasa bangga dalam hatiku.Beberapa teman suamiku nampak sering
tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Aku ada ide untukmenahan kedua
anak ini.“Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep
masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara Aku masak kamu bisa ngobrol,
baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si om. Kamubisa main game, internet
atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”,

Aku tawarkanmakan siang pada mereka.Tanpa konsultasi dengan temannya si Febrianto langsung iya saja. Aku tahu mata Febrianto ingin menikmatisensual tubuhku lebih lama lagi.Si Winarno ngikut saja apa kata Febrianto. Sementara mereka buka komputer Aku ke dapur mempersiapkanmasakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Febrianto sudah berada di belakangku. Diamenanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Winarno, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.“Apanya yang jauh?, Aku tahu maksud pertanyaan Febrianto.“Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.“Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Ded”.“Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Winarno”, lanjutnya sambil melototi pahaku.“Tante hobbynya apa?”.“Berenang di laut, skin care dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.“Ooo, pantesan”.“Apa yang pantesan?”, sergapku.“Pantesan body Tante masih mulus banget”.Kurang asem Febrianto ini, tanpa kusadari dia menggiring Aku untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Aku tak akan pernah menyesal akan giringanFebrianto ini.Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demisetapak Aku merasa ada yang bergerak maju. Febrianto sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke Akudan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.“Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.“Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.“Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.Ah, cerdasnya anak ini, kembali Aku merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.“Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.“Iya, dong, Tante. Aku belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.“Gitu-gituan gimana, sih, Febrianto sayang?”, jawabku lebih progresif.“Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Febrianto.“Habis kamu bawel, sih”, sergahku.“Sudah sana, temenin si Winarno tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.“Si Winarno, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.“Kalau kamu?”, sergahku kembali.“Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.“Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarkusambil memukulnya dengan manis.“Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saatkemudian Aku mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.“Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang miripbumbu?”.Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga diaaduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnyaitu.Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke mataku. Ah, pandangannya itumembuat Aku gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa Aku jugamerindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Gairahgairahku?Aku tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Febrianto sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudahberpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraihkepalanya serta mengelusi rambutnya.Dan tangan Febrianto mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-kuuntuk kemudian meremasi payudaraku. Dan Aku mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmatkerinduan gairah menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.“Tante, Aku gairah banget lihat body Tante. Aku pengin menciumi body Tante. Aku pengin menjilati body Tante.

Baca Juga Cerita Hot : Jadi Gigolo Buat Tante

Aku ingin menjilati kemaluan Tante. Aku ingin ngentot
Tante”.Ah, binalnya mulutnya. Kata-kata binal Febrianto melahirkan sebuah
sensasi erotik yang membuat Akumenggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku
mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolanpanas yang mengganjal.
Pasti kemaluan Febrianto sudah ngaceng banget. Kuputar-putar pinggulku untuk
merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Febrianto mengerang.Dengan tidaksabaran
dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalaku bibirnya
sudah mendaratke ketiakku.Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian
kanannya. Aku merasakan nikmat di sekujur urat-uratku.Febrianto menjadi sangat
liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak kedadaku.Dia
kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep
bukit dan pentilnyadengan penuh gairah. Suara-suara erangannya terus mengiringi
setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.Sementara itu tangannya mulai merambah
ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancingkemudian dia
perosotkan hotpants-ku. Aku tak mampu mengelak dan Aku memang tak akan
mengelak.Gairahku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat
gairahku telah melanda danmenghanyutkan Aku. Yang bisa kulakukan hanyalah
mendesah dan merintih menanggung derita dan siksanikmat gairahku.Begitu
hotpants-ku merosot ke kaki, Febrianto langsung setengah jongkok menciumi
celana dalamku. Diakenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan gairah
besarnya yang kurang sabaran tangannyamemerosotkan celana dalamku. Kini bibir
dan lidahnya menyergap kemaluan, bibir dan kelentitku. Aku jadiikutan tidak
sabar.“Febrianto, Tante udah gatal banget, nih”.“Copot dong celanamu, Aku
pengin menciumi kamu punya, kan”.Dan tanpa protes dia langsung berdiri
melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kemaluannyayang ngaceng
berat langsung mengayun seakan mau nonjok Aku. Kini Aku ganti yang setengah
jongkok,kukulum kemaluannya.Dengan sepenuh gairahku Aku jilati ujungnya yang
sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Akumerasakan precum asinnya saat Febrianto
menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Aku raih pahanya biar arahkemaluannya
tepat ke lubang mulutku.“Tante, Aku pengin sodok memek Tante sekarang”. Aku
tidak tahu maunya, belum juga Aku puas mengulumkemaluannya dia angkat tubuhku.
Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga kemaluanku terbuka. Kemudiandia
tusukkannya kemaluannya yang lumayan gede itu ke kemaluanku.Aku menjerit
tertahan, sudah lebih dari 3 bulan, suamiku nggak nyenggol-nyenggol Aku. Yangsibuklah,
yang rapatlah, yang golflah.

Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya
padaku.Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kemaluan Febrianto tanpa
kenal henti dan semakin cepat. Anakmuda ini maunya serba cepat. Aku rasa
sebentar lagi air maninya pasti muncrat, sementara Aku masih belumsepenuhnya
puas dengan entotannya.Aku harus menunda agar gairah Febrianto lebih terarah.
Aku cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, Akuberbalik sedikit nungging
dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Aku pengin dan mau Febrianto nembakkemaluanku
dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku.Biasanya Aku akan cepat orgasme
saat dientot suamiku dengan cara ini. Febrianto tidak perlu menunggupermintaanku
yang kedua. kemaluannya langsung di desakkan ke kemaluanku yang telah siap untuk
melahapkemaluannya itu.Nah, Aku merasakan enaknya kemaluan Febrianto sekarang.
Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yangterus mengimbangi dan
menjemput setiap tusukan kemaluannya. Ruang dapur jadi riuh rendah.Selintas
terpikir olehku, di mana si Winarno. Apakah dia masih berkutat dengan
komputernya? Atau diasedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan
kemaluannya yang sudah demikian keras danberirama Febrianto berteriak.“Dang, Winarno,
ayoo, bantuin Aku .., Dang..”.Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan
mereka memang melakukan konspirasi untuk menyetubuhiku saatada kesempatan
disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Winarno
dengan tenangnyamuncul menuju ke dapur dan berkata ke Febrianto“Aku kebagian
apanya Ded?’“Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.Duh, kata-kata binal
yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah Aku ini hanya obyek mereka. Dananehnya
ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang gairah gairahku,
sangat eksotikdalam khayalku. Aku langsung membayangkan seolah-olah Aku ini
anjing mereka yang siap melayani apapunkehendak pemiliknya.Aku melenguh
keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Winarno
mencopoticelananya sendiri dan lantas meraih kepalaku dengan tangan kirinya,
dijambaknya rambutku tanpamenunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman
mamanya itu.Untuk kemudian ditariknya mendekat ke kemaluannya yang telah siap
dalam genggaman tangan kanannya.kemaluan Winarno nampak kemerahan mengkilat.
Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.Saat bibirku disentuhkannya aroma
kemaluannya menyergap hidungku yang langsung membuat Aku kelimpunganuntuk
selekasnya mencaplok kemaluan itu. Dengan penuh kegilaan Aku lumati, jilati
kulum, gigitikepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya.Tangan Winarno
terus mengendalikan kepalaku mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju
mundur agarmulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kemaluannya menekankan
batangnya atau pelernya agar Akumenjilatinya.

Duh, Aku mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sanasi Febrianto terus menggenjotkan kemaluannya keluar masuk menembusi kemaluannya sambil jari-jarinya mengutik-utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah Aku mengalami cara macam itu. Oke,suamiku adalah lelaki konvensional.Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat Aku merasakan bagaimanaperbuatan teman dan anak sahabatku ini Aku merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebatmelanda Aku.Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh gairah gairah mereka. Aku benar-benar jadilupa segala-galanya. Aku mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kemaluan dan jari-jari tangan Febriantodan mengangguk-anggukkan kepalaku untuk memompa kemaluan Winarno.“Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kemaluanku. Enak, kan? Sama kemaluan Oom enak mana?N’tar Tante pasti minta lagi, nih”Dia percepat kendali tangannya pada kepalAaku. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kemaluan Winarnosudah sangat kuyup. Sesekali Aku berhenti sessat untuk menelan ludahku.Tiba-tiba Febrianto berteriak dari belakang, “Aku mau keluar nih, Tante. Keluarin di memek atau maudiisep, nih?”.Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Febrianto yang nampak sudahkebelet mau muncratkan air maninya,Aku buru-buru lepaskan kemaluan Winarno dari mulutku. Aku bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakanmulutku tepat di ujung kemaluan Febrianto yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kemaluannya untukmendorong agar air maninya cepat keluar.Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya,makan air maniku ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”.Air mani Febrianto muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir dibatang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung Aku kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh dibatang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum.Kemudian dengan jari-jarinya Febrianto mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutkuyang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Winarno menyaksikan apa yang dikerjakan Febrianto dianggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kemaluannya.Dan beberapa saat sesudah kemaluan Febrianto menyemprotkan air maninya, menyusul kemaluan Winarno memuntahkanbanyak air maninya ke mulutku.Aku menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Aku merasakan rasa yang berbeda,air mani Febrianto serasa madu manisnya, sementara air mani Winarno sangat gurih seperti air kelapa muda.Dasar anak muda, gairah mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat Aku istirahat mereka mengajakAku ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau Aku masih mengagungkan ranjang pengantinkuyang hanya suamiku boleh ngentot Aku di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang Aku memaksamenuju kamarku.Aku ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Winarno menjemput satutungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya.Dia tusukan kemaluannya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan air mani untukmenyesaki kemaluanku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawahdengan penuh irama.

Baca Juga Cerita Seks : Kuentot Dosenku yang Cantik

Aku merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan Aku
langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naikturun menjemput tusukan-tusukan
kemaluan legit si Winarno. Sementara itu Febrianto menarik tubuhku agarkepalaku
bisa menciumi dan mengisap kemaluannya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra
nikmatnyagairah yang nikmatnya tak terperi.Hidungku menikmati banget aroma yang
menyebar dari selangkangan Febrianto. Jilatan lidah dan kulumanbibirku liar
melata ke seluruh kemaluan Febrianto.Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang
amat sangat, paha Febrianto kuraih ke atas ranjang sehingga satukakinya
menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah
tangan Febriantomeraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.Sementara hidungku
setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkalkemaluannya
yang keras menggembung.Aku menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah
bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untukngocok kemaluan Febrianto.
Duh, Aku kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Aku menjadikesetanan
menjilati celah pantat Febrianto.Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin
membuat Aku liar tak terkendali. Sementara di bawah sanaWinarno yang rupanya
melihat bagaimana Aku begitu liar menjilati pantat Febrianto langsung dengan
buasnyamenggenjot kemaluanku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,“Tante,
kemaluanmu enak, Tante, kemaluanmu Aku entot, Tante, kemaluanmu Aku entot, ya,
enak, nggak?, Enakya, kemaluanku, enak Tante, kemaluanku?”. Aku juga membalas
erangan, desahan dan rintihan nikmat yangsangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang
demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.Aku tahu orgasmeku sedang
menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakincepat
dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kemaluan Febrianto semakin
kencang. Naik-naikpantatku menjemputi kemaluan Winarno semakin cepat, semakin
cepat, cepat, cepat, cepat.Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar
pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertaibobolnya pertahanan kemaluanku.
Cairan gairahku tumpah ruah membasah dan membusa mengikuti batangkemaluan yang
masih semakin kencang menusukki kemaluanku.

Dan Aku memang tahu bahwa Winarno juga hendak melepas air maninya yang kemudian dengan rintihan nikmatnyaakhirnya menyusul sedetik sesudah cairan gairahku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalampelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.Sementara Febrianto yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar Aku mempercepat kocokkankemaluannya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga Aku merasakan pedihnya. Dan saatpuncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kemaluannyadengan kecepatan tinggi hingga air maninya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.Aku yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isapcairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki air mani yang tercecer ditubuhku untuk Aku jilat dan isap guna mengurangi dahaga gairahku.Sore harinya, walaupun Aku belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari eskudengan penuh semangat dan terima kasih Aku menelepon Felicia.“Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya. Karena sudah lama Aku tidak merasakannya, huh, nikmatbanget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatanyang Aku raih dari Winarno anaknya dan Febrianto temannya.tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desadi utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu.N’tar deh kalau Aku pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.Aku tersedak dan terbatuk-batuk. Mati Aku, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukangetuk kesukaanku. Demikian lah Cerita Porno Bergairah Sama Teman Punya Anak dan Kawannya oleh Cerita sex hot

Author: admin