Cerita Dewasa Memuaskan Nafsu Birahi Sasha

Author:

Cerita Dewasa Memuaskan Nafsu Birahi Sasha – Aku adalah seorang lelaki yang berusia 23 tahun dan Aku baru saja selesai kontrakku dengan salah satu perusahaan pelayaran luar negeri. Sekarang Aku adalah pengangguran karena Aku tak punya rencana untuk kembali berlayar setelah 2 tahun lamanya. Semua yang Aku ceritakan dibawah ini adalah nyata.

Cerita ini berawal dari seringnya Aku pergi bolakbalik ke rumah sakit untuk menjaga Ayah Aku di rumah sakit swasta di daerah Jatinegara, Jakarta Timur. Pada hari Minggu siang tanggal 5 November 2009, Aku turun ke bawah tempat merokok di rumah sakit tersebut, tetapi di saat Aku menikmati rokokku itu, di dekat tempat dudukku ada seorang perempuan setengah baya yang kirakira berumur 30 tahun.

Ia tampak sibuk sekali menelepon sanasini dengan handphonenya untuk mencari jasa derek Mobil untuk Mobilnya. Entah karena Aku merasa terganggu atau ada keinginan untuk membantu perempuan itu, akhirnya Aku beranikan diri untuk menawarkan jasa Aku karena siapa tahu kerusakannya masih sepele. Setelah mengumpulkan semua keberanian untuk menawarkan jasa Aku akhirnya meluncur juga dari mulutku untuk membantu dia.

Eee.. maaf Sasha, kalo Aku boleh tau, Mobil Sasha rusak? tanya Aku dengan raguragu.

Iya Dik, jawabnya singkat sembari tetap menghubungi seseorang dengan handphonenya.

Eee.. kalo boleh tau, Sasha.. Mobil Sasha apa merknya? tanya Aku lagi.

Honda, Honda Maestro, jawabnya dan kali ini dia melihat Aku.

Kalo boleh, Aku coba bantu Sasha buat benerin Mobilnya Sasha, karena siapa tau Aku bisa, Sasha! kata Aku menawarkan pertolongan.

Eee.. bolehboleh.. Ayo ke Mobil Aku yuk, pintanya.

Setelah itu kita berdua jalan meninggalkan tempat itu untuk menuju ke Mobil perempuan itu, yang ternyata tak jauh dari tempat merokok. Setelah Aku dibukakan pintu, Aku coba starter Mobilnya tapi hasilnya nihil. dengan kasus seperti ini, Aku katakan pada perempuan itu bahwa ada kemungkinan bahwa ini masalah dinamonya dan Aku sarankan untuk mendorong Mobilnya karena tak ada masalah sesampai dia bisa tiba di rumahnya atau bengkel sebelum kesorean dan tak perlu memanggil jasa derek Mobil karena biayanya yang mahal. Dan sepertinya dia berpikir sejenak dan dia setuju dengan saran Aku, sampai akhirnya Aku memanggil salah satu satpam yang Aku temui untuk meminta pertolongannya untuk mendorong Mobil.

Agh, akhirnya Mobil perempuan itu nyala juga dan seperti dugaanku bahwa masalahnya cuma masalah dinamo. dengan posisi perempuan itu di dalam Mobil dan Aku di luar sembari memperhatikan dia untuk meninggalkan Aku, tibatiba dia memanggil Aku dengan membuka kaca jendelanya dan mengucapkan terima kasih kepada Aku sembari memberikan uang 2 lembar seratus ribu tapi Aku tolak karena pertolonganku adalah dari hati nuraniku bukan untuk meminta balasan tetapi dia tetap memaksa Aku dan akhirnya Aku ambil satu saja dan satunya lagi tetap di tangannya sembari mengucapkan bahwa itu saja sudah lebih dari cukup.

Akhirnya dia mengalah karena Aku tetap bertahan untuk tak mengambil sisanya tapi dia membuka tasnya dan mengambil kartu namanya dan diberikan buat Aku sembari menitip pesan bahwa kalau ada sesuatu atau Aku sedang senggang diminta menghubungi dia, dan Aku terima kartu namanya. Sebelum pergi, dia menanyakan nama Aku sembari menyodorkan tangannya dan Aku jawab bahwa nama Aku Niko dan dia mengatakan bahwa namanya Sasha. Dan akhirnya ia pergi dengan Mobilnya dan Aku tetap berdiri melihat Mobilnya sampai hilang ditelan sebuah tikungan ke kanan.

Dua hari setelah kejadian itu, Ayah Aku meninggal dan Aku sibuk menyelasaikan segala urusan yang berkaitan dengan Ayah Aku mulai dari rumah sakit, rumah duka, dikremasi sampai jadinya Akte Kematian. Setelah semuanya selesai dan Aku kembali pada kehidupanku yang cuma menghabiskan hari demi hari Aku dengan jalanjalan dengan kawankawan Aku ke sana ke mari. Sampai pada suatu hari di bulan Desember 2009, Aku teringat kembali dengan perempuan yang Aku kenal di rumah sakit dan Aku cari kartu namanya dan akhirnya ketemu. Akhirnya Aku hubungi Handphonenya meskipun di kartu nama itu ada nomor telepon rumah dan kantornya.

Hallooo?! terdengar jawaban seorang perempuan dari sana.

dengan Sashanya ada? ini Niko, jawab Aku lengkap.

Sejenak terdiam dan terdengar,

Iya ini Sasha sendiri dan Aku ingat kalo kamu yang nolong Aku waktu Aku di rumah sakit itu khan? tanyanya yang terkesan menebak.

Iya.. ini Aku Niko yang waktu itu, jawab Aku.

Eee.. gimana sekarang kamu, Nik? tanyanya.

Lagi senggang nich, jawab Aku.

Kayaknya untuk sekarang ini Aku nggak bisa lamalama ditelepon.. bagaimana kalau malam ini kita ketemu, Aku mau traktir kamu makan malem, apa bisa? sambungnya.

Iya bisa. Aku nggak ada acara, jawabku singkat.

Oke kalo gitu kita ketemu di restaurant Rasmus Romas deket Ratu Plaza aja jam 7 malam ini, Oke? kamu tau khan? jawabnya menjelaskan.

Iya Aku tau, Oke dech sampe nanti, jawabku.

Seperti janjiku dengan Sasha, Aku datang ke Restaurant Rasmus Romas dan Aku tiba 10 menit lebih awal. Dan pilih tempat duduk yang kirakira Aku bisa lihat kalau ada orang yang datang. Tepat jam 19.00, Sasha datang, dan Aku sangat terpana dengan pakaiannya yang begitu seksi. Dia mengenakan pakaian terusan warna merah dengan strip warna biru dengan model tali yang menggantung pada lehernya sesampai tampak dengan jelas punggungnya dan berarti dia tak memakai BH dan rambutnya yang sepanjang bahu dia ikat ke atas sedang rambut depannya dibuat poni rata dengan alis matanya tapi dengan tekukan ke atas.

Hi.. udah lama? katanya membuka pembicaraan sembari duduk dan merapikan pakaian terusannya sepanjang mata kaki.Dadanya yang lumayan besar dan bulat seakanakan mau keluar dari pakaian yang dia pakai. Wow, Aku begitu terpana dengan apa yang Aku lihat, tapi Aku tak terlalu terpana karena Aku harus memberitahu bahwa Aku ada. Aku mengangkat tangan mengisyaratkan siapa tahu dia melihat. Ternyata ada seorang waiter yang melihat dan sepertinya dia tahu bahwa Aku memanggil Sasha, dan waiter itu pun mengatakan sesuatu pada Sasha kemudian menunjuk pada arahku.

Belum, jawabku singkat.

Eee.. kamu udah pesen? kalo belum, kamu mau pesen apa? tanya dia.

Belum, Aku belum pesen apaapa,jawabku sembari membuka buku menu.

Setelah kita berdua memesan makanan, dan sembari menunggu makanan kami berbincangbincang sanasini dan akhirnya dia menanyakan bahwa mengapa Aku ada di rumah sakit saat itu, dan Aku jelaskan dan Aku katakan pula bahwa Ayah Aku sudah meninggal dan dia tampak terkejut dan minta maaf kalau dia membuat Aku sedih.

Acara makan malam Aku bersama Sasha berlangsung lancar dan kita berdua mau pulang, dia memaksa mengantar Aku pulang karena selain hemat biaya lagipula ternyata rumah Sasha searah dengan Aku, dia tinggal di daerah Kelapa Gading dan Aku yang menyetir dengan ijin dia terlebih dahulu. dalam perjalanan, tanpa Aku tanya, dia mengatakan bahwa dia sudah cerai dengan suaminya sejak anaknya berusia 6 bulan dengan alasan mantan suaminya itu punya simpanan.

Saat dia menceritakan itu, Aku tak tahu apa yang harus Aku lakukan karena rasanya kalau diterusteruskan mungkin akan membuat dia sedih dengan pengalaman pahitnya, sampai pada akhirnya mengatakan bahwa sebaiknya tak perlu diteruskan karena mungkin akan membuat dia ingat dengan masa kemudiannya itu tapi dia mengatakan bahwa dia ingin Aku tahu dengan siapa yang dia kenal (maksudnya dia sendiri). Dari ceritanya, bisa Aku simpulkan bahwa dia perempuan karier yang lumayan bagus dengan kariernya.

Setelah dia selesai menceritakan semuanya, kita terdiam sejenak dan cuma tembangtembang Ebiet G Ade yang kita dengar. Tapi dengan tibatiba dan membuat Aku terkejut, Sasha mendekatkan kepalanya dan menyandar diantara bahu dan ujung jok Mobil. Saat itu Aku tak tahu harus bagaimana, jadi Aku diam saja.

Tetapi yang menambah kurang konsentrasinya Aku dengan jalan adalah, setiap Aku mengganti persneling, lengan Aku bersentuhan dengan dadanya yang lumayan besar dan ini tak mengubah cara dia duduk, dia tetap dengan posisinya. Setiap kali bersentuhan Aku minta maaf padanya dan hati serta kemaluanku tegang. Rasanya Aku teramat salah tingkah karena selain menggangu pikiran Aku, Aku pun menikmati apa yang terjadi. Sampai pada akhirnya Sasha memecahkan kesepian pada saat itu dengan mengatakan,

Nik, kamu sudah pernah bercinta? Wah, rasanya seperti disambar geledek dengar pertanyaan Sasha. Setelah terdiam sebentar karena terkejut, Aku jawab pertanyaannya itu dengan jujur
bahwa Aku sudah pernah bercinta dan Aku jelaskan pula bahwa itu dengan pacar Aku. Kemudian dia bilang,

Eee.. kayaknya kamu sekarang sudah terangsang ya dengan posisiku kayak gini ini? sembari tangan kirinya dengan cepat meraba daerah kemaluan Aku. Aku benarbenar terhenyak dengan sikap Sasha dan Aku biarkan tangan kirinya merabaraba dengan halusnya kemaluan Aku dari celana panjang Aku karena selain inilah yang yang inginkan, Aku pun lagilagi dalam posisi sulit.

Aku tak tahu berapa lama dia merabaraba kemaluan Aku sampai pada akhirnya dia membuka reitsleting celana Aku dan makin berani sesampai sekarang dia merabarabanya di celana dalam Aku.
Sembari merabaraba dia bilang (dengan nada nakal dan manja),

Nik, punya kamu ini besar ya?! panjang lagi.. dan kayaknya udah pengen maen nich. Tetapi Aku tak memberi jawaban karena selain Aku tak tahu harus menjawab apa, Aku merasa sedang terbang.

Dan Aku pun tak tahu pasti berapa lama dia merabaraba kemaluan Aku dari atas celana dalam Aku. Sampai pada akhirnya dengan tibatiba kepalanya seperti terjatuh ke daerah kemaluan Aku dan dia menjilatjilat celana dalam Aku dengan tangan kirinya yang tetap merabaraba rambut kemaluan Aku yang mungkin sebagian keluar dari celana dalam. Aku yakin bahwa celana dalam Aku sudah basah dengan air liurnya karena rasanya sudah agak lama dia jilati. Tak berapa lama setelah Aku berpikir seperti ini, dia membuka celana dalam Aku dan langsung menelan semua kemaluan Aku.

Wah, rasanya benar benar nikmat dan Aku benarbenar harus membagi dua pikiran Aku antara kenikmatan yang sedang Aku rasakan juga jalanan. Karena Aku pun terangsang dengan kuluman Sasha, dengan berani Aku memegang dadanya dan meremas remas kecil.

Meskipun Aku tak melihat, tetapi Aku bisa membayangkan bagaimana rasanya apabila Aku menghisapnya. Wah, sulit dikatakan. Sampai pada saatnya, Aku mengatakan pada Sasha bahwa Aku rasa Aku akan klimaks, tapi buruburu dia menghentikan kulumannya dan mengambil posisi duduk normal. Dan dia bilang bahwa dia pun sudah terangsang dan ingin berhubungan seks.

Dia mengajak Aku menginap di salah satu hotel. Sebelum mengiyakan ajakan Sasha, Aku katakan bahwa Aku harus memberitahu sama orang rumah bahwa Aku tak pulang agar mereka tak perlu menunggu Aku. Setelah semuanya sudah beres, akhirnya Mobil yang kita tumpangi Aku arahkan ke daerah Sunter, karena Aku tahu bahwa di situ ada hotel, meskipun Aku belum pernah menginap di situ. Akhirnya kami tiba di hotel yang Aku maksud dan Aku beserta Sasha masuk dan mengurus urusanurusan di Front Office di hotel itu, dan setelah semua selesai dengan biaya yang ditanggung Sasha, kami pun diantar ke kamar yang sudah dipilih dengan Bellboy.

Sembari bermain lidah, tangan Sasha dan tangan Aku saling merabaraba bagian terlarang satu sama lain. Tangan kiri Aku tetap memegang bagian belakang kepala Sasha. Sedangkan tangan kanan Aku mengeluselus bagian punggung Sasha yang terbuka dan mulus putih tanpa cacat. Sesekali meraba ke bagian tekukan bawah buah dadanya. Sesekali tercium olehku aroma parfum yang dia gunakan. Sedangkan tangan kiri Sasha menelusup ke bagian belakang celana Aku. Sedangkan tangan kanannya merabanya dari depan mulai dari kemaluan Aku sampai ke daerah pusar.Setelah mengecek sanasini dalam kamar, akhirnya Bellboy meminta ijin untuk keluar setelah menghidupkan TV dengan Channel MTV. Dan setelah terdengar suara pintu kamar kami ditutup oleh Bellboy. Aku dan Sasha dengan cepat saling berpelukan dan berciuman sembari berdiri karena samasama sudah tak bisa menahan gairah seks masingmasing. Sasha memang kelihatan sudah terangsang berat dan pandai berciuman karena Aku bisa merasakan permainan lidahnya yang sangat Hot.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,