Cerita Dewasa Perselingkuhan Ketika Bertengkar Dengan Istri – Pada suatu hari terjadi pertengkaran dengan istriku dan hal tersebut tidak dapat lagi di cegah. Aku melulu mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali , dan meyakinkan itu melulu coba2 dan tidak bakal pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak dapat dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah family besar. #babi #gajah #kudanil
Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan laksana ini, aku pun berjuang mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di lokasi tinggal mereka.
Adalah teman kerjaku semenjak tahun 2018 kemarin, mempunyai nama kirana, seorang perempuan kelahiran berdarah Kirana ini seorang dengan kata lain keras kepala dan ingin egois. Awal awal kehadirannya saja telah langsung nyuruh2 orang beda jelasin SOP ke dia, sebenarnya jelas aku jauh lebih lama bekerja disini.
Kami telah setim nyaris 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun hal personal sudah tidak jarang kami bahas. Makanya saat dia tahu aku cekcok dengan Wulan, dia langsung bertanya,, “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya.
Akupun menjelaskan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun terbit dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya dapat tersenyum meringis, menginginkan bahwa teman kerja ku pun akan memusuhiku.
Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, mudah saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya guna tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, paling tidak teman kerjaku tidak memusuhiku.
Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi tersebut merepet dan memaki ku atas perbuatan ku untuk Wulan. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya hingga bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya dapat bilang maaf berulang kali. Siangnya, keadaan sudah mulai berubah sebab dia mulai bertanya di mana aku tinggal.
“Sesekali di kantor” jawabku.
“Hah, istirahat dimana kau?” tanya nya.
“Noh kursi kalo dijejer dapat buat lokasi tidur. Yang urgen punggung nyandar aja”.
Wanita teman kerjaku sekitar ini yang kuliat biasa saja, bahkan ingin tidak unik perhatianku, menciptakan insting pria ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya seraya tersenyum.
Dalam artian lain, sebetulnya aku telah di zona selamat karena sukses mengalihkan pembicaraan permasalahan ku ke mesumku. Namun, kini otakku diisi pikiran mesumku. Aku hendak bersetubuh. Tepatnya, aku hendak memasukkan perangkat kelaminku ke lubang kesenangan kirana. Kupandangi tubuhnya khususnya di unsur payudara. Sadar aku menyimak dirinya, Kiranabalas menatap tajam dan tidak banyak membentak “apa?”
Pikiranku langsung cepat bereaksi. Kiranaialah seorang alpha-type, dia ga bakal segampang tersebut peduli, meskipun untuk rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Kiranatelah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku mesti mencoba, batinku berkata.
Dengan tidak banyak tercekat, aku menerbitkan kata2 “Put, bantu aku put” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk mencungkil tangannya. Kiranamembalas tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Put, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan sarat harap seraya tetap
memegang tangannya.Kiranaterdiam sejenak. Disaat laksana ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin pun kau deh” seraya menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, tidak banyak membelai, bercita-cita semoga rangsangan ini sampai.
Kiranatidak berbicara apa2. Kiranadiam, laksana terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan mendekap Kiranaseraya berbicara “Makasih ya put”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang hendak segera kutuntaskan. Kiranaberbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode guna mengikutiku ke ruang kesehatan.
Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, melulu ada lokasi tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering digunakan untuk lokasi istirahat ataupun lokasi kongkow. Dan laksana biasa, kunci ruangan ini tidak jarang kali tertinggal di dalam. Mungkin memang terdapat pegawai atau pejabat beda yang menggunakan nya laksana yang bakal kulakukan. Tapi tersebut bukan urusanku.
Kiranajuga masuk. Aku langsung mengunci pintu dan memeluk dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku mengelus area perempuan nya dari luar celana hitamnya. Kali ini Kiranatidak dapat terdiam. Suara lirihan kecil mulai tersiar di telinga kiriku. Kiranalangsung mengembalikan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya.
Bibir kami beradu, aku berjuang memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau pun menginginkan urusan ini. Kau pun merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.
Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Kiranamulai tak tertata dan terlepas. Desahan tertahan terbit dari mulutnya, yang memancing ku guna meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, sampai Bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya.
Lidahku kini bergerak di leher kiri kirana, tangan kananku memilin dan meremas apa yang bisa di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku diisi dengan nafsu. Aku yakin Kiranatelah lupa dengan janji ku mainn
Aku menurunkan celanaku. Kuhisap pulang lidah Kiranasambil mencungkil Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?”. Kiranamenggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Kiranaakan menolong ku terbit kali ini.
Tangannya menggenggam Kontolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya tanpa kuminta. Aku mesti menolong Kiranajuga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku diisi kenikmatan keduniaan itu. Kudorong terus hingga melekat kelamin kami.
Aku tidak peduli. Kiranakini terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu pulang tempo tadi. Kiranasemakin belingsatan. Tangan kiriku mengurangi klitorisnya. Gerakan Kirana semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut. Kenikmatan ini ekstasi untuk kami. Kiranasepertinya keletihan setelah batangku dipijat vaginanya sejumlah kali.
Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya sambil kembali menghentakkan batangku. Aku nyaris keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. photomemek.com Makin cepat dan tak terkendali, Kiranasudah laksana kehabisan napas, deritan meja kian keras, aku mulai
teriak, teriak kesenangan yang kulepaskan mendadak cairanku memenuhi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kesenangan yang masih ada.Kiranabangkit duduk dan merangkul leher ku, menghirup ku, dan berbicara “Enak sayang”. Aku juga tersenyum dan membalas “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa”. Aku langsung memungut tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin kirana. Kiranatidak banyak merasa geli saat kusentuhkan tisu tersebut ke vaginanya.
“Padahal tadi niatnya hanya pake tangan. Aku justru mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot pun kita ya” Ujarnya seraya tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berbicara “Lain kali di tidur yok put. Mau?”. Kiranamelulu tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas menggunakan pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat empiris kesatu kami, dengan disertai rasa was was dan teliti supaya tidak terdapat bukti yang tertinggal.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,