Sudah seminggu ini aku tidak mencuci pakaianku. Sebagai mahasiswa yang merantau di luar negeri, laundry menjadi satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Aku mengemasi pakaian kotorku. Aku menuruni tangga apartemenku. Tidak seperti apartemen-apartemen mewah, apartemenku ini lebih mirip seperti rumah susun jika di Indonesia. Hanya saja dinding disini sudah dilapisi cat dan jauh dari kesan kumuh. Namun tetap saja, untuk fasilitas seperti laundry dan kolam renang jangan harap ada di apartemen ini. Untungnya ada salah seorang penghuni yang membuka jasa laundry. + a
Namun hari ini laundry tersebut benar-benar penuh. Aku memutuskan untuk melaundry pakaianku di tempat lain. Kunyalakan vespa s150 milikku dan mulai mengitari kota. Baru sekitar 2 blok, aku menemukan tempat laundry yang cukup sepi. Aku masuk ke dalamnya,dan menyerahkan pakaian- pakaian kotorku yang sudah kukemasi ke dalam satu kantung. Aku diminta untuk menuliskan nama dan alamatku. Dibutuhkan sekitar 3 jam untuk dapat mengambil pakaianku. + a
Aku memutuskan untuk mendatangi studio di kampusku. Mengambil beberapa lensa yang tertinggal. Aku merupakansalah satu mahasiswa jurusan fotografi. Tidak heran, lighting dan lensa merupakan teman akrabku. Baru bulan lalu aku selesai mengadakan pameran sebagai syarat tugas akhirku. Dan kalian tahu, sekarang adalah saat-saatnya mahasiswa mulai memikirkan pekerjaan. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selesai mengambil lensa tersebut, aku kembali ke tempat laundry. Kulihat sudah ada seorang pria berdiri untuk mengambil pakaian. Aku menyerahkan kartu laundry kepada petugas bersamaan dengan pria itu. Pria itu umurnya sekitar 50 tahun, mungkin lebih. Memiliki rambut berwarna putih. Rambutnya pendek dan memiliki brewok serta kumis yang dibiarkan tumbuh namun tetap rapi. Dari pakaiannya, tampaknya dia sehabis bekerja. Mengenakan setelan jas berwarna biru tua yang cukup ngepress di badannya. + a
Cukup lama aku memperhatikan pria itu. Pria itu tidak peduli sepertinya, karena dia sibuk menelepon. Petugas kemudian datang membawa dua bungkusan hitam dan meletakkannya diatas meja. Karena pria tua itu sambil menelepon dan aku sibuk memperhatikannya, kami tidak memperhatikan lagi bungkusan yang kami bawa. Sesampainya di apartemenku, baru kusadari ternyata pakaianku tertukar dengan pria itu. Aku sempat membongkar kantung pakaian itu, untuk memastikannya. Ada 1 setel jas, beberapa kemeja,beberapa kaos, beberapa boxer dan g-string. Tunggu dulu. G-string? Untuk apa pria seumuran dia mengenakan g-string. Ah sudahlah itu bukan urusanku, pikirku. 3 a
Lalu akhirnya kutemukan juga apa yang aku cari. Kartu bertuliskan nama dan alamat pria itu. Lucas Harlington, Foyld & Brancster street, Sprinckle Apartment 17th floor No.1723A. + a
Aku pun kembali turun ke bawah dan menghidupkan vespaku. Tidak lupa dengan bungkusan pakaian pria tersebut yang sudah kurapikan sebelumnya. Jarak dari apartemenku ke alamat pri tersebut sekitar 4 blok. Sesampainya di depan gedung apartemen pria itu, aku langsung mencari nomor apartemennya. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yo
Apartemen pria itu jauh lebih besar dari apartemenku. Memilliki kolam renang, gym, dan beberapa fasilitas lainnya. Akhirnya aku sampai di depan apartemennya. Aku menekan bel, 5 menit kutunggu, tidak ada respon. Aku menekannya berkali-kali, tapi tetap tidak ada respon. + a
Aku melihat jam di tanganku, waktu menunjukkan pukul 6.30 pm. Mungkin, dia sedang keluar. Aku pun memutuskan untuk pulang saja dan esok pagi akan kembali lagi. Ketika aku sedang melangkahkan kaki menuju lift, kudengar suara pintu terbuka dan seseorang setengah berteriak. + a
“Siapa yang membunyikan bel?” Aku pun membalikkan badan dan setengah berlari menghampiri pria itu. + a
Astaga, baru kusadari sekarang. Saat dia telah melepas jasnya, dan hanya mengenakan kemeja biru muda dan celana panjang berwarna krem. Dia benar- benar seksi. Kemejanya yang ketat dan sebagian basah karena keringat, tercetak jelas betapa indahnya tubuh pria itu. + a
Meskipun telah berumur, tubuh pria itu tidak buncit. Tidak ada lemak, Yang hanya ada otot dan rambut-rambut halus di tubuhnya. Aku sempat terdiam beberapa detik memperhatikan tubuh pria itu. + a
“Aku belum pernah melihatmu, ada perlu apa kau mencariku?” Aroma vodka sangat terasa keluar dari mulutnya. Dan tampaknya dia telah setengah mabuk. + a
1 a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Anda Lucas bukan, kita tadi melaundry pakaian di tempat yang sama. Dan kurasa kita telah tertukar.” Tanganku sedikit gemetar ketika menyerahkan bungkusan pakaiannya. + a
“Oh, aku belum sempat mengecek katung pakaian tadi. Untunglah kau sadar terlebih dahulu. Sebagai rasa terimakasihku maukah kau masuk dan temani aku minum?” Awalnya aku ingin menolak, tapi akan sangat rugi bagiku melewatkan kesempatan untuk melihat pria berumur yang sangat bergairah dan sedang mabuk. + a
“Tidak perlu, aku harus ke..” Aku berpura-pura membalikkan badan. + a
Lalu dia menggenggam pergelangan tanganku yang membuat langkahku berhenti. Oh tuhan, rasa genggamannya benar-benar hangat. + a
“Ayolah temani aku, aku butuh teman bicara saat ini. Bukankah kau juga butuh pakaianmu yang aku bawa.” Dia pun langsung menarik tanganku dan mengajakku masuk. + a
Ketika telah menutup pintu. Tanpa sengaja aku tersandung dan badanku menumbur dirinya, tuhan kurasakan aroma tubuhnya benar-benar membuatku bergairah. Nafsuku benar-benar meningkat. Mulai tergambar di otakku, bagaimana caranya aku harus mendapatkan tubuhnya. + a
1 a