Cerita Sex Dewasa – Murid Idola

Author:

Cerita Sex Dewasa – “Aaah.. aah.. oohh.. Vennyy..” begitulah suara saya setiap malam dengan mengocok-ngocok penis saya yang tegang sekali karena membayangkan seorang cewek kelas 2 SMP di sekolah saya (akan saya rahasiakan) yang juga menjadi idola satu sekolah.

Namanya adalah Venny (saya samarkan sedikit). Sebagai gambaran, orangnya sangat cantik (hampir sama seperti salah satu penyanyi Bening), kulitnya benar-benar putih mulus, proprosi tubuhnya bagus benar, tidak gemuk, dadanya ukuran sedang, dan pantatnya wuiihh.. menggiurkan deh.

Lalu tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu tinggi. Dan selain gambaran fisiknya itu, yang saya yakin setiap cowok yang melihat dia dan ngomong dekat-dekat dia, pasti langsung ‘ngaceng’ berat.

Si Venny ini juga sangat supel dan baik, dan kabarnya selalu dapat juara 1, kalau tidak 2, benar-benar cewek idola. Memang waktu pembagian raport, saya pernah coba lihat orangtuanya, bertampang galak, dan menurut info teman saya ini (saya sendiri waktu itu sudah kelas 1 SMA), orangtuanya sangat keras dan ketat.

Makanya, pernah si Venny ini coba didekati sama cowok-cowok seangkatannya yang lumayan berparas, tapi Venny dengan senyumnya yang manis sambil kedua tangannya dirapatkan ke bawah, bilang “Emm.. jangan dulu deh, kita temen aja.. ok..?”

Lalu dia langsung berbalik dengan gayanya yang benar-benar lincah, langsung berlari kecil ke arah teman-temannya lagi. Saya yakin cowok-cowok itu pasti langsung kecewa berat karena ‘ditolak’, dan hanya bisa ngaceng membayangkan kalau mereka dapat menyetubuhi Venny ini.

“Aaah.. nikmatnyaa..! Aaah.. oohh.. Vennyy.. mmh.. mhh..” kembali saya di ranjang mengocok terus penis saya, ngocok, ngocok sampai sperma saya muncrat keluar, nikmat.
“Crot.., crot.., croot..,” membayangkan seandainya saya mampu, tidak usah jauh-jauh, melihat saja tubuh Venny yang aduhai ini, alangkah bangganya saya.

Maka rencana busuk pun mulai terlintas di pikiran saya, dan ini sebenarnya sudah saya pikirkan dari dulu. Tapi kali ini beda, dan saya ada keyakinan dapat berhasil, kenapa..? karena kedua orangtuanya dikabarkan lagi pergi ke Singapore dengan urusan mereka sendiri.

Nahh, begini, rumah saya itu dekat sekali dengan sekolah kami (saya dan Venny, satu sekolah, hanya saya SMA, dia gedung SMP). Jadi tidak heran kalau banyak teman saya yang kalau sudah selesai ekskul, ada main ke rumah saya, atau sekedar istirahat atau ngobrol-ngobrol.

Dan saya tahu kalau si Venny ini sehabis sekolah, setiap Senin ada ekskul volley, biasa sampai jam 5 sore. Rencana saya, ajak Venny ke rumah saya, lalu.. hmmhh.. hahaha.. aah.. tak terpikirkan kenikmatannya.

Dan dengan agak ragu sedikit (lebih banyak yakinnya), saya mulai lancarkan serangan saya pada hari Senin depannya (tentu setelah mendapat info-info lebih lanjut yang mutlak, bahwa orangtuanya lagi tidak ada, dan tidak ada yang jemput dia pulang sekolah, seperti biasanya (jadi dia untuk sementara ini pulang naik angkutan umum).

Tepat sekitar jam 4.30 sore, Venny tersenyum sambil mengambil handuknya dan mengusap-usap keringatnya dengan handuk. Rupanya dia letih dan sudah capek dengan volley-nya, maka dia duduk, dan teman-teman dia yang lainnya masih tetap main.

Saya mengintip dari balik tembok utama, dan penis saya sudah keras sekali, ooh.. kuusap sedikit-sedikit, sambil membayangkan kalau rencana saya ini berhasil total. Lalu saya mulai memberanikan diri jalan sedikit demi sdikit ke tempat Venny duduk, kadang berhenti dikit.

Dan saya pegang jantung saya, oh.. berdetak kencang sekali. Penis saya juga semakin menegang. Lalu akhirnya sampailah saya ke tempat Venny. Venny lalu menoleh ke arah saya, dan sebentar dia terdiam, lalu tersenyum, “Ada apa..?”

Saya langsung mulai bertanya, “Venny kan..? Saya Agus dari gedung sebelah..” sambil menunjukkan ke gedung SMA.

“Ooh.. ada apa Ko..?” katanya lagi, duduknya kali ini agak tegak, sehingga menyembulkan dadanya yang montok agak ke depan, oohh.. dewa.
“Venny ada teman namanya Sinta kan..? Naah, dia ada pinjem buku perpustakaan Venny ya..?”

“Iya,” jawabnya halus.
“Naah, dia itu adiknya temen baik Koko, si Fredi. Makanya dia bilang suruh Koko entar kasih balik buku perpus-nya ke Venny..”
“Ooh.. gitu yahh, Ko. Aduh, makasih yaa..”

Memang benar, Sinta pinjam bukunya Venny, dan saya memang sudah rencana untuk langsung waktu hari Jumat lalu, pas pulang sekolah, pura-pura alasan mau minjam buku si Venny ini.

Lantas saja karena Sinta kenal lumayan baik sama saya (Kokonya si Freddy kan teman baik saya), dia pinjamkan deh tuh bukunya, langsung saya bilang ke Sinta tidak usah repot-repot, nanti saya yang mengembalikan ke orangnya langsung. Semuanya memang sudah direncanakan dengan matang, untuk hari kenikmatan ini.

“Tapi, Ven, bukunya sekarang ada di rumah Koko. Venny udah selesai kan ekskul-nya? Ke rumah Koko bentar yah, deket kok, hanya 5 menit jalan dari sini..” sambil saya tunjuk ke arah barat, yakni arah rumah saya.

“Mmm.. boleh sih, tapi ngga usah repot-repot deh Ko, besok aja Koko kasihnya di sekolah ini, gimana..?” tanyanya.

“Wah.. besok Koko engga tau sempet atau engga, mendingan hari ini aja, dan Koko tau Venny suka volley kan? Di rumah Koko ada lapangan gede tuh, kita ntar main bentar aja, ok..?”

Venny masih terlihat ragu, namun saya sudah deg-deg-an merasa rencana saya ini akan berhasil.

“Oh ya, ntar Koko skalian anterin pulang deh. Venny tunjukkin jalan ke rumah Venny ya..” balas saya, “Lagian udah sore, kan susah nungguin angkutan umum.”

Maka setelah beberapa lama dia agak terdiam sambil menggumam, “Mm.. mm..” gitu, keluarlah dari bibirnya yang basah dan menawan itu kata-kata yang saya selalu harapkan.
“Um.. engga apa-apa ya Ko..? Iya, boleh deh..”

“Yess..! Berhasil..!” pikirku senang sekali, penisku pun ikut senang.
“Ooohh.. Venny, hari ini juga akan kulihat seluruh tubuhmu yang putih bersih, akan kuhayati dan mmhh.. kubawa dalam kenikmatanku.”

Maka singkat cerita, akhirnya dia pun sudah masuk ke dalam rumah saya. Dan perlu pembaca ketahui, kedua orangtua saya pun kebetulan lagi ada urusan, pulangnya masih minggu depan. Jadi di rumah saya ya hanya ada pembantu. Sempat kaget dia melihat lapangan belakang rumah saya.

“Wuaah.. lapangannya luas ya Ko! Koko senang main volley juga..?” tanyanya sambil berjalan meloncat kecil, yang syuur membuat saya langsung terangsang lagi.
Dadanya sempat berguncang sedikit ketika dia loncat, aakkhh.. Venny.. cewek idola.

“Iya dong. Koko mah senang olahraga lagi. Ya volley kek, basket kek, buanyak dehh..”
“Wah hebat bener Ko. Venny aja engga bisa basket lhoo, bisanya volley doang, hihihi..” dia tertawa kecil.

“Naah, Ven, sementara Koko ambil bukunya, Venny mau main volley di luar? Boleh-boleh, nih bolanya..” saya langsung ambil bola volley saya di dalam lemari.
Dia tampak senang, lalu bertanya lagi, “Bener boleh kan, Ko?”

Saya mengangguk-angguk saja, dan dia tanpa aba-aba lagi langsung pergi ke lapangan belakang, dan mulai deh bermain-main sendiri.
“Bentar lagi Venny.. bentar lagi, maka tubuhmu yang putih ini bisa saya nikmatii.. oohh..” gumamku.

Lalu saya mulai siapkan minuman untuk saya dan dia. Dan dalam gelasnya, saya taruh obat tidur yang lumayan ampuh. Dengar-dengar dari teman saya, obat ini bakalan buat orang tidak sadar sekitar 2 jam. Lagi-lagi semua sudah terencanakan.

Saya pertama-tama agak gemetar menaruhnya, soalnya mungkin ini kejahatan pertama yang akan saya lakukan, namun.. kapan lagi dapat menikmati tubuh putih mulus cewek idola sekolah ini? Apalagi kalo orangtuanya sudah datang.

Entah kapan lagi ada kesempatan. Maka saya pun menaruh obat itu, dan saya sudah seperti bertanduk setan saja, tertawa kecil sambil mengusap-usap sedikit penis saya.
“Ooohh.. Vennyy..”

Karena melihat dia asyik main sendiri di luar, maka saya pun ikut menemaninya main volley di halaman belakang. Sewaktu main, ada dua tiga kali posisinya agak menunduk ketika mau mengambil bola, dan waktu itu saya sempat melihat dari balik seragam sekolahnya, oohh.. BH-nya yang putih berenda, dan sedikit bagian atas kedua dadanya.

Benar-benar pemandangan yang membuatku sangat-sangat terangsang. Tapi saya tetap tahan nafsu saya untuk yang tidak-tidak, disimpan untuk nanti.. hahaha.

Setelah main sekitar 10 menit, suasana jadi semakin akrab antara saya dan Venny. Namun saya lebih banyak diamnya dibanding Venny, yang memang supel dan pandai bicara.

Kadang dia keluarkan suaranya yang manja kalau bolanya jatuh (kami berdua bukan main volley betulan, hanya sekedar pukul-pikul bola ke atas udara dan bertanding siapa yang lebih tahan tidak jatuh duluan).

Dia bilang, “Aaahh.. jatuh lagi jatuh lagi..”
Aduhh.. mendengar suaranya seperti itu, saya semakin tidak tahan dengan cewek cantik ini.
“Aaah Venny.. engkau begitu supel dan menggairahkan, tunggu, tunggu saatnya..,” begitu pikir busukku.

5 menit kemudian, capailah kami berdua. Lalu saya mulai lagi rencana saya.
“Ven.., cape yahh..?”

“Iya nih, Ko, cape, tapi Koko jago juga ya volley-nya.. (beruntung saya bisa main volley)”
“Iya dong. Koko ini superman lho, bisa apa aja..”
“Aaah, Koko..” katanya sambil mukul kecil bahu saya.

Wowww.. tangannya yang putih halus itu menyentuh bahu saya. Oohh.. saya seperti tersengat, terangsang lagi, bayangkan yang tidak-tidak.
“Ven, yuk ke dalam. Koko udah buatin minuman.”
“Makasih ya Ko..!”

Yess! Dia tidak ragu-ragu, maklum, dia masih murni, sepertinya belum tahu niat baik seorang lelaki yang saat ini ada di sampingnya, mengamati dan menghayati setiap gerak-geriknya yang lincah sekali.

Dia sepertinya belum sadar ada seorang lelaki di sampingnya yang sudah sangat ‘on’ sekali, sebentar-sebentar memegang ‘benda’-nya itu, memikirkan yang jahat.

Dan dia langsung berlari ke dapur, saya pun mengikutinya. Lalu dia meminumnya, saya berhasil, rencana saya berhasil total. Saya juga meminum saya punya, dengan perasaan berdebar-debar melihat dia masih asyik minum.

“Ven, istirahat dulu aja sambil tuh nonton TV. Koko mau telpon temen Koko bentar yaa..!” sambil saya nyalakan TV di ruang keluarga.

Venny pun menurut, lalu dia mulai nonton dengan kedua tangannya memegangi dagunya. Saya pura-pura ke kamar saya untuk telepon, padahal bohong.

Lalu dengan terangsang, saya mulai bergegas mengambil handycam saya, sambil mengocok-ngocok sedikit penis saya.

Saya mulai menyalakan tombol ‘on’, dan saya melihat jam dinding saya, sudah lewat 10 menit. Saya berdebar-debar sekali, lalu perlahan saya buka pintu kamar saya, dan ternyata Venny sudah tertidur dengan lelap di sofa ruang keluarga saya. Dia tertidur!

Maka saya pun tanpa ragu lagi keluar dari kamar saya, saya berjalan kecil sampai pada tempat Venny tidur dengan TV masih menyala. photomemek.com Saya amati lagi wajahnya, cantik sekali, hidungnya yang mancung, bibirnya yang basah, kulitnya yang benar-benar mulus, dan tangannya yang telentang, sangat putih dan merangsang nafsu.

Saya lihat dia dalam keadaan berseragam, atas putih, bawah biru.. mmh.. saya bayangkan lagi wataknya yang sangat baik, pintar, supel, aah.. benar-benar cewek idola.

Dan akhirnya saya sudah tertawa senang, karena saya tahu, cewek cantik putih yang berseragam ini, pada hari ini saja akan menjadi tak berseragam dan telanjang bulat, dan saya akan menikmatinya sepuasnya. Saya akan merekam segala adegan saya ini, untuk saya hayati di hari-hari lain.

“Venny.. Venny..” saya pun pura-pura memanggil, yess, dia tidak menyahut.
“Venny.. Venny..” kali ini saya memanggilnya sambil menggoyang-goyangkan sedikit tangannya yang telentang di pinggir sofa, dan yess, dia tidak ada respon.
Maka, perbuatan biadab pun saya mulai.

“Ooh.. Venny.. oohh..” sambil berkata demikian, saya mulai gendong tubuhnya, dan saya gendong sampai ke kamar saya.

Waktu menggendongnya saja saya sudah terangsang berat merasakan pantatnya. Mmmhh.., maka saya baringkan tubuhnya di ranjang saya. Mulutnya terbuka menganga sedikit, tidak sadarkan diri. Handycam pun sudah on, dan saya kunci pintu. Inilah harinya!

Oh, Venny.. apakah yang akan terjadi dengan dirimu yang cantik ini? Saya sudah benar-benar tidak tahan lagi untuk segera melihat keindahan tubuh Venny, sang cewek idola sekolahku yang begitu cantik (mirip salah satu penyanyi Bening), putih bersih, hidung mancung, bibir basah dan menawan, dan belum lagi sifatnya yang sangat supel, baik, dan juga pintar.

Ooohh.., apakah ini suatu kenyataan? Sekarang, Venny, cewek yang didamba-dambakan hampir semua cowok di sekolah saya, baik SMP maupun SMA, sekarang ada di tempat tidur saya, tertidur tidak sadarkan diri!

“Deg.., deg.., deg.., ” begitulah jantung saya berdetak kencang, karena kejahatan pertama yang sudah terkuasai nafsu tidak terbilang akan terjadi.

Saya langsung saja pasang handycam saya dalam keadaan ‘on’, lalu menaruh pada sudut yang tepat, agar terekam semua kebiadaban ini. Saya langsung mulai buka celana saya, dan juga celana dalam saya, dan penis saya pun yang sudah tegang dari tadi langsung keluar. Langsung saya elus-elus sebentar.

Mmhh.., melihat Venny yang terbaring di ranjang saya dengan mulut basahnya yang sedikit terbuka benar-benar terlihat seperti orang yang tidak berdaya. Langsung saja saya lompat ke atas ranjang, dan saya benar-benar kaget atas apa yang akan saya lakukan ini.

Dan mungkin hanya untuk hari ini, karena saya tahu tidak akan ada kesempatan lain lagi (apalagi setelah orangtua saya dan orangtuanya nanti pulang), tapi saya sudah tidak perduli lagi. Akan saya puaskan nafsu saya yang sudah tidak terkontrol ini.

Wajah saya dan Venny sekarang sudah berhadapan dekat sekali, yang saya yakin sayalah cowok pertama yang benar-benar sedekat ini, dengan cara biadab ini. Venny yang tidak tersentuh sekarang akan disentuh oleh saya.

Saya dengan gemetar mengambil tangan kirinya yang putih mulus itu, lalu menaruhnya di penis saya, aah.. nikmat sekali, dan saya langsung gerakkan tangannya untuk mengocok penis saya.

Penis saya disentuh sang cewek idola ini, siapa yang tidak senang, mmhh.., saya sangat terangsang sekali. Langsung saya kulum mulutnya, saya kulum dengan penuh nafsu, saya jilat rongga mulutnya, saya hisap lagi bibirnya yang menawan sambil saya terus goyangkan tangannya yang tidak berdaya itu untuk memuaskan penis saya.

Setelah sekitar 2 menitan dengan kenikmatan mengulum, saya berhenti melihat wajahnya lagi, aah.. cantik sekali. Rambutnya yang hitam panjang terurai di ranjang saya, saya ciumi harum rambutnya yang semerbak. Mata saya sekarang mulai saya alihkan ke bawah rok seragam SMP-nya yang biru sangat menggoda.

Saya langsung mulai angkat perlahan demi perlahan.., perlahaan, ooh.. Venny.., perlahan pahanya yang putih sudah terlihat. Paha yang dari dulu ingin saya lihat, tapi tidak pernah ada kesempatan sebagus ini.

Paha putihnya, yang kalau di sekolah selalu ditutup rapat dengan posisi duduk yang benar, membuat setiap cowok hanya dapat membayangkannya saja dan memohon supaya posisi duduknya dapat terbuka agar terlihat pahanya, tapi permohonan itu tidak pernah terkabulkan, hanya saya saja yang hari ini berhasil melihatnya.

Aaah.., Venny yang cantik.., mmh.., tangannya yang sudah lemas saya gerakkan lagi mengocok penis saya, biadab memang.

Begitulah saya terus angkat sedikit demi sedikit roknya, sedikit mulai terlihat atas pahanya, oohh.. selangkangannya, dan kocokan saya makin cepat karena terangsang berat. Dan sampailah pada puncak rangsangan, yakni celana dalamnya yang berwarna putih berenda akan saya kerjai.

“Aaahh.. ooh.. Venny, maafkan saya, saya sudah sejauh ini berbuat yang tak senonoh..” kata saya dalam hati.
Keringat saya mulai keluar sedikit demi sedikit, saya melihat sebentar handycam saya, masih ‘on’, hahaha.. bagus.., semua adegan ini berarti sudah terekam.

Saya terus pandangi celana dalamnya dan juga pahanya selama 2 menit. Ohh.. Vennyy.., melihatnya saja sudah membuat saya mengocok agak cepat. Hampir saja keluar, apalagi dikocok dengan tangannya yang putih mulus.., tapi saya tahan, karena permainan ini masih panjang.

Sekarang posisi roknya sudah melintang diagonal ke atas, dengan terlihat sedikit celana dalamnya yang menawan. Jantung saya berdebar kencang sekali. Adegan selanjutnya, saya mulai dengan gemetar menggerakkan jari-jari setan saya ke arah baju seragamnya yang putih.

Lalu, saya buka kancing atasnya (kancing kerah), aah.. kulit putih lehernya sudah terlihat! Aah.., saya berhenti lagi sebentar, saya usap dikit keringat saya, lalu saya lihat lagi wajahnya yang cantik dan membawa rangsangan penis saya.

Saya kulum lagi bibirnya yang basah tidak berdaya itu, perlahan saya mulai gerakkan lagi tangannya untuk mengocok penis saya, nikmaat sekali, saya sampai hanya dapat mendesah dan mengerang sebentar-sebentar kenikmatan.

Saya mulai beranjak membuka kancing kedua, langsung sambung kancing ketiga, dan oohh.., terlihatlah sedikit bagian atas BH-nya yang putih berenda itu. fantasiku.com Langsung saja saya teruskan membuka kancing seragamnya, sampai akhirnya semua kancing terbuka, sehingga saya dapat melihat Venny sekarang dari atas leher sampai perutnya yang putih.

Saya benar-benar tidak tahan sekali, langsung saya remas-remas kedua belahan dadanya dengan kedua tangan saya (tangannya saya lepaskan), sambil saya kulum dan hisap lagi mulutnya. Aaah.. Vennyy.. kau.. milikku.

Dadanya masih ber-BH, langsung tangan kanan saya mulai menggerayangi belakang tubuhnya, dan dia masih berseragam, tapi dengan kancing terbuka sekarang (Dapat membayangkan kan? Memang saya suka sekali melihat cewek yang masih berseragam sedikit, merangsang sekali, daripada telanjang bulat langsung.).

Posisi saya sekarang naik sedikit agak membentuk busur, dan saya makin dahsyat menghisap dan mengulum mulutnya, tarik, sedot.. mmhh.. sambil mata saya terus melihat wajahnya yang tidak berdaya. Tangan kanan saya akhirnya berhasil menggerayangi punggungnya yang putih bersih, lalu tali BH itu terlepas sudah.

“Aaah, Venny.., kau benar-benar cantik, tercantik..!” begitu pikiran jorokku.
Saya langsung pindahkan lagi kedua tangan saya sekarang di atas bulatan dadanya lagi, hati saya berdegup kencang. Saya dengan perlahan dan penuh penghayatan, membuka BH-nya, sedikit demi sedikit. Melihat BH-nya saja saya sudah sangat terangsang.

Saya benar-benar tidak tahan lagi, apalagi setelah melihat putingnya sedikit, putingnya yang berwarna merah muda yang begitu menawan, puting sang cewek idola, aah.. nikmat! Saya langsung usap keringat saya, dan saya bimbing penis saya, dan saya gosok-gosokkan sekarang di antara kedua belahan dadanya yang sangat menawan.

Saya tekan kedua dadanya Venny dengan lembut sehingga menyentuh samping-samping penis saya, lalu saya mulai naik-turunkan. Setiap kali naik-turun, saya selalu mendesah, benar-benar kenikmatan yang tidak terbayangkan. Beda sekali dengan mengocok sendiri (masturbasi).

Saya naik-turunkan lagi kedua buah dadanya, aah.. turun, ooh.. Venny, naik.., dan saya akhirnya merasa ada sesuatu yang hampir keluar, suatu air kenikmatan. Langsung saja saya cium dan hisap lagi bibirnya, dan kali ini penis saya arahkan ke salah satu putingnya yang masih tertutup sedikit pinggir BH-nya.

Saya naik-turunkan dengan cepat penis saya di putingnya Venny, dan ciuman saya pun makin cepat.
“Aaahh, croott.. Vennyy.. croot.., croott..!” keluar banyak sekali air kenikmatan saya, yang sudah lama saya mimpi-mimpikan.

Dan itu belum selesai, kali ini saya lihat lagi wajahnya yang cantik sekali. Langsung tangan saya mengocok lagi penis saya dengan cepat, lalu saya melihat tubuhnya yang putih bersih sudah hampir telanjang dengan BH-nya yang putih berenda sudah hampir terbuka, langsung, “Croot.. croot..!” keluarlah lagi, dan nikmat sekali.

Keluarlah semua air sperma saya, yang saya yakin baru kali ini keluar sangat banyak! Ya terang saja, habis tepat di depan saya ada sang cewek idola, yang tiap malam saya biasa hanya dapat masturbasi memikirkan dia. Sekarang sudah saya sentuh-sentuh, jamah-jamah, mmh.. nikmat.

Apakah permainan sudah selesai? Ooo.., tentu saja belum, belum Venny, hahaha..! Sayang sekali Venny masih tidak sadarkan diri, kalau tidak, mmh.. pasti lebih nikmat.

Pokoknya hanya ada hari ini, tidak akan ada lagi kesempatan lain, harus kumanfaatkan semaksimal mungkin.

Sejenak saya ambil tissue untuk membersihkan sperma-sperma saya di atas tubuhnya yang putih, lalu selama 4-5 menit saya kembali melihat wajahnya yang sangat putih bersih dengan rambutnya yang hitam kelam. Saya ambil sedikit rambutnya, saya cium-ciumi terus, dan alhasil, penis saya tegang lagi, lalu permainan kembali saya lanjutkan.

Sambil terus mengocok penis saya sendiri dan sambil melihat kulit badan depannya yang putih, juga sedikit puting dan BH-nya, saya menjadi sangat terangsang lagi, nafsu saya mulai bergejolak, apalagi dengan cewek idola seperti ini, cewek yang selalu diinginkan cowok-cowok sekolah saya.

Saya langsung beralih ke roknya yang masih berposisi diagonal agak kusut, gara-gara goncangan saya ketika menaik-mundurkan penis saya di dadanya. Dan inilah kenikmatan kedua, saya mulai balikkan tubuh Venny yang tidak berdaya. Sebelumnya saya kulum dan hisap lagi mulutnya yang lemas menganga dan basah.

Lalu setelah tubuhnya terbalik, saya mulai angkat roknya lagi, dan kali ini roknya benar-benar terangkat sampai ke punggung, sehingga sekarang celana dalamnya terlihat jelas. Langsung saya mulai turunkan celana dalam putihnya, sedikit demi sedikit. Kedua belah pantatnya Venny yang putih bersih, terlihat sudah.

Aah.. aahh.., kocokan saya makin saya percepat, makin cepat, aah.., erangan semakin kencang, dan peluh keringat juga semakin keluar bercucuran.

Saya terangsang sekali. Maka tanpa banyak berpikir lagi, saya langsung sentuhkan penis saya tepat di antara kedua pantatnya, dengan celana dalam putih rendanya yang sekarang ada di bawah pantatnya sedikit.

Mmmhh.. aah.., posisi ini sudah sama seperti posisi bersenggama.

Saya sempat tidak percaya, aah.. nikmat sekali pantatmu Venny!

Saya gerakkan penis saya naik-turun di pantatnya yang menggemaskan itu, sambil memegangi celana dalam dan menghayatinya, dan satu tangan lagi menggerayangi dadanya (BH-nya yang menggemaskan itu masih melekat di badannya Venny, tapi hanya sedikit) begitulah penis saya terus naik-turun dengan urat-uratnya di antara kedua belah pantat Venny.

“Venny.. ohh.. tahukah kau, sudah lama saya ingin ngentotin kamu! Vennyy.. aah.. mmh.. dan sekarang ini saatnya.. Veen.. kamuu canttiikk.. pantatmu.. putih.. aah.. kulitmu putih mulus.. kau cantik.. aah.. pintar.. aah.. segala.. ah.. nyaa” saya ngomong sendiri, dan kejadian naik-turun ini berlangsung sekitar 8 menit.

Dan akhirnya, “Croott.. croott.. Veennyy.. aah.. nikkmaatt sekali..” keluarlah air sperma saya ronde kedua membasahi pantatnya yang menggemaskan dan seksi itu.

Saya naik-turunkan lagi penis saya dengan tempo tercepat, croott.. keluar lagi sisa-sisanya. Aaahh.. Vennyy..! Maka saya dengan lemas ambil lagi tissue di pinggir ranjang, langsung saya bersihkan sedikit pantatnya karena sisa-sisa sperma saya. Saya melihat jam dinding, wah ‘permainan’ biadab ini sudah berlangsung sekitar 40 menit.

“Aaah.. bentar lagi pengaruh obat bisa hilang..” begitu pikir saya.
Saya langsung berpikir saya akan coba menggunakan 30 menit lagi untuk memuaskan diri saya ini. 30 menit, saya lalu turunkan sedikit celana dalamnya ke bawah, lalu saya dengan cepat ambil handycam saya di sudut tembok, lalu kembali ke ranjang.

Saya mulai telusuri Venny dengan posisi ‘zoom’, dari ujung kaki, paha dengan celana dalam putihnya, berhenti sebentar, tangan kanan saya mengocok lagi penis saya karena saya benar-benar bisa gila melihat tubuh seksinya yang putih bersih.

Aaah.., saya teruskan lagi ke kedua pantatnya, lalu naik ke punggungnya yang putih, saya miringkan sedikit handycam saya ke arah baju seragam dan roknya yang terurai.

Kocokan saya pun semakin cepat, lalu sekarang ke bagian belakang kepalanya dengan rambut hitam semerbak. Saya dekatkan lagi wajah saya ke rambutnya, saya ciumi lagi rambutnya yang harum, rambut sang cewek idola! Aah.. penis saya langsung mulai tegang lagi.

Saya langsung balikkan tubuh Venny, dan saya mulai lagi rekaman saya, kali ini tampak depan, dan aah.., saya akhirnya dapat melihat kemaluan Venny, kemaluannya.. Vagina cewek cantik putih bersih ini..!

Tidaak, saya benar-benar tidak tahan, dengan gemetar saya terus rekam vaginanya, saya usap-usap keringat saya yang berjatuhan, saya larikan lagi kamera saya ke bawah sedikit menyorot celana dalamnya, untuk seakan menunjukkan bahwa saya telah berhasil melihat tahap paling dalam hal yang selalu berusaha dihindari setiap cewek.

Saya melihat vaginanya, bukan sekedar paha, atau celana dalam lagi! Siapa yang tidak terangsaang super berat..? Pengalaman yang takkan pernah terlupakan!

Kocokan penis saya makin lama makin cepat.
“Aah.. aah.. Venny.. yang caan.. aah.. tiik..,” desahanku semakin kencang.

Saya gerakkan lagi handycam saya, melanjutkan penelusuran tubuhnya lagi yang sangat ramping dan seksi putih. Saya kali ini sampai pada perutnya, mmhh.. dan dadanya.. dan putingnya, dengan sedikit pinggir BH putihnya yang sangat merangsang setiap nafsu cowok.

Aahh.. apalagi saya yang benar-benar seperti jomblo (loser) ini!
“Maaf, Frank (cowok terkeren di SMA saya, yang jelas juga tertarik sama si Venny ini), saya sudah melihat puas dan menggerayangi tubuh Venny duluan.. hahahaa!” begitu pikir jahatku.

Sambil keringat saya makin bercucuran, akhirnya saya sampai pada wajahnya, matanya yang masih terpejam seraya tidak berdosa, rambut panjang hitamnya yang terurai, hidungnya yang mancung, dan mulutnya yang menawan.

Langsung saya cepat sekali letakkan kembali handycam saya di sudut tembok. Setelah puas menelusuri tubuh putih Venny, langsung saya bergegas lagi ke ranjang dengan terangsang berat, saya tidak tahan.

Dan permainan terakhir pun terjadilah, saya langsung buka seragam sekolahnya keluar dari lengannya, saya letakkan di pinggir ranjang. Lalu saya turunkan rok birunya ke bawah sampai ke ujung kakinya.

Selanjutnya saya buka BH-nya, dan biarkan BH-nya masih melekat di punggung putih mulusnya, dengan depannya sudah terbuka total.

Saya langsung seperti kesetanan, saya turunkan sedikit lagi celana dalamnya hingga bagian lutut, maka dengan posisi yang sangat meranggsang seperti ini, saya langsung mulai menjilat-jilat puting susunya, dadanya, dan tangan kanan saya langsung mulai memasuki vaginanya.

Saya putar-putar, dan tangan kiri saya membimbing tangan kanan Venny untuk mengocok kembali penis saya yang sudah tegang berurat, dan pembaca, inilah kenapa saya sebut permainan ternikmat, Venny bersuara.

“Mmhh.. mmhh..” rintihannya yang sangat manja itu benar-benar menusuk telinga saya, dan tentu penis saya semakin menegang.

Ternyata obat itu bukan hanya untuk menidurkan saja fungsinya, tapi mungkin merangsang. Setelah 1 jam kemudian, oohh.. hebat, hebat.., saya malah jadi makin bersyukur dan bernafsu mendengar suaranya, sambil dengan mata terpejam tidak sadar.

Mungkin dia pikir ini semua mimpi.., pasti! tapii.. hahahaa.. ini bukan mimpi, Venny yang cantik! Saya sangat terangsang sekali mendengar lenguh nafasnya yang makin memburu.

“Mmhh.. mmh.. ah.. ah.. ah.. ah.. mmh..” begitu suara Venny yang kecil mungil tinggi dan nyaring itu membuat penis saya makin berat terangsang beserta urat-uratnya.
Saya makin ganas mengulum dan menghisap dada dan juga puting susunya Venny.

“Sslluurrpp.. sseepp.. aah.. aah..,” dan saya makin mempercepat permainan tangan kanan saya di vaginanya.

“Mmmhh.. ah.. ah.. ah.. mmhh..” desahan Venny lebih lanjut lagi, kali ini agak kencang sedikit, mengoyak kuping saya.
“Aaah.. Vennyy.. aah.. suaraammuu.. aah.. sekkssiihh..” saya juga ikut mendesah melihat bibirnya yang makin basah dan gerak mulutnya yang mendesah-desah.

Wajahnya semakin memerah, benar-benar mempercantik dewi ini saja. Saya benar-benar sudah tidak karuan nafsunya. Di dalam kamar saya ini sekarang hanya ada suara desahan nafsu saling bergantian satu sama lain. Satu desahan saya, desahan biadab.., satu lagi desahan Venny yang seakan-akan meronta minta ampun.

“Jangaan.. jangaann..!” begitulah pikirku, “Hahahaha.. terlambat, Venny!”
Satu hal yang perlu pembaca ketahui, saya benar-benar tidak berani untuk memasukkan dan menembuskan penis saya ke dalam vagina Venny, karena saya benar-benar takut akan resiko.

Jomblo (loser) macam saya ini, paling takut untuk berurusan dengan resiko, apalagi kalau nanti orangtuanya tahu, habis saya! Makanya, yang saya lakukan adalah terus memain-mainkan jari saya di dalam vaginanya.

“Mmhh.. ahh.. aahh..” pekikan Venny dan desahannya semakin manja dan tinggi, sehingga saya benar-benar terangsang habis.

Kocokan saya semakin lama semakin cepat, apalagi melihat wajahnya yang makin memerah, menambah kecantikan seorang yang sudah super cantik ini, dan suaranya itu benar-benar menambah nafsu setan.

“Aaah.. Veenny.. kamu.. cantt.. aah.. tiik.. suaaramu.. aah.. ahh..”
“Ah.. ah.. mmh.. aah.. aah.. aah.. ja.. jangaan..!” desah Venny, dan kali ini tambah lagi kata baru ‘jangan’, sepertinya dia lagi mimpi diperkosa.

Padahal memang benar kenyataanya Venny, kau lagi diperkosa oleh cowok gila ini. Cowok yang bagai pungguk merindukan bulan ini, tapi akhirnya berhasil memuaskan hasrat terdalamnya.

“Aaah.. Veenny.. aah.. aah..” tangan putih Venny yang mulus saya gerakkan mengocok batang penis saya makin sangat cepat.
“Aaah.. mmhh.. jaanngaann.. mmh.. aahh..” desah Venny sambil mulutnya bergerak-gerak.

Saya cepat-cepat hisap dan kulum bibirnya untuk terakhir kalinya, dan saya merasa penis saya akan memuncratkan air ternikmatnya.

Maka, sekaranglah puncaknya, saya dengan gila sekali seperti kesurupan, menggerayangi tubuh Venny, apa saja, dengan cepat!

Kedua tangan saya memegang-megangi dada Venny, puting, perut, punggung, balik lagi dada, dan posisi badan saya sudah tepat di atas Venny. Wajah saya dan si cewek idola ini sudah dekat sekali hingga hidung menyentuh hidung, yang saya rasakan hanya nafas harum Venny dan harum rambutnya.

Saya gerayangi makin cepat, dan penis saya sekarang sudah di bibir/pinggir vagina dan selangkangannya, saya gesek-gesekkan ke atas ke bawah sambil tangan saya pegang-pegangi lagi dada, puting (sambil diputar-putar).

“Aah.. mmhh.. ah.. ah.. ah.. ahh..” desah Venny.
“Mmh.. Venny.. sllupp (suara kuluman bibir), aah.. Veenny.. aah.. sslluupp.. mhh.. aahh..”
“Aaah.. aahh.. janngaann.. aah..” pekik Venny sedikit manja.

“Aaah.. aahH..” saya naik-turunkan penis saya yang sudah menindih vaginanya (tapi tidak menembus), “Aaah.. Vennyy..” tangan saya dua-duanya meremas kedua dadanya.
Saya ganti menjilat-jilat puting susunya, dan naik turun penis saya, mmhh.. langsung saya cepat ciumi vagina Venny, saya jilat-jilati.

“Aaah.. mmh.. ja.. janngaan.. aahh..!” desah Venny.
“Haha.. terllaambbaat, caantti.. aah.. iikk.., Venny..”

Saya jilat-jilati, lalu kembali saya tindihkan penis saya naik turun. Saya kulum dan hisap lagi bibirnya sampai dia hanya dapat berkata, “Mmh.. mmhh..”

“Vennyy.. Venny.. kau cantiikk.. kau mendessaah.. aahh.. sayaa.. aahh..!”
“Croott.. croott.. serr.. Vennyy.. Crroott.. aahh.. nikkmaatt..!”
Venny masih bersuara lagi, “Aah.. aah.. aah..”
“Terus, terus bersuara..!” pekikku.

“Aaah.. croott..” meledak lagi ‘hujan’ spermaku, saya langsung melihat lagi wajah cewek yang selama ini saya impi-impikan untuk memuaskan nafsu saya.
Dan sudah terwujud semua itu, maka berakhirlah sudah permainan biadab ini.

Saya kembali melihat jam dinding sambil terbaring lemas di atas tubuh Venny yang menggiurkan.

“Sudah 15 menit, gilee..! Cilaka, dia bentar lagi terbangun..!” pikir saya.
Langsung saya ambil tissue, rapihkan segalanya, dan akhirnya dengan handycam saya, saya rekam segalanya ketika saya kembali membetulkan celana dalamnya, memasang kembali tali BH-nya yang putih berenda, mengancing balik seragam sekolahnya, dan memakaikan rok sekolahnya. Rasanya sangat nikmat.

Jadi selama ini yang memakaikan pakaiannya akan ada 2 orang, Venny sendiri, dan cowok bejat ini, saya sendiri. Aaah.. nikmat.

Mata Venny pun terbuka, dan dia sempat bingung melihat kanan kiri, dan menemui dirinya sedang telentang di sofa ruang keluarga, dengan TV menyala. Saya pun keluar dari kamar saya.

“Venn, kamu ketiduran lama sekali lhoo, cape yaah..?”
“I.. iya yah, Ko..? Adduhh.. Koo, sorri yaah.. sori bener deh, engga maksud Venny buat tidur begini..” kata Venny dengan nada manja.

Sayang sekali dia tidak tahu apa yang sudah terjadi atas dirinya. Mengingat itu semua membuat saya mulai terangsang lagi.

“Nih bukunya, Venn..” kata saya dengan halus.
“Aduuh, makasih ya Ko. Mm.. Koo, minta anterin pulang.. boleh kan..?”
“Oh.. iyaa, boleh dong, boleh. Kan Koko udah janji..” senyum saya.

Maka saya pun mengantarkan dia pulang. Dan selama di mobil, meskipun cukup sebentar, saya tidak ada pikiran lain selain memikirkan apa yang sudah saya perbuat terhadap cewek cantik di samping saya ini. Aaah.. tegang tidak terkira.

Ingin saya lakukan lagi, tapi sudah habis keberanian saya. Saya jadi banyak diam, dan sedikit-sedikit melirik Venny, lalu kembali terlintas lagi pikiran gila itu, dan saya ada sedikit juga meladeni omongan Venny. Dan akhirnya dia dengan langkah gesit masuklah sudah ke gerbang rumahnya.

Pembaca, saya benar-benar merasa puas sekali atas apa yang sudah saya perbuat atas diri Venny. Saya puas sekali saya telah berbuat dalam waktu yang tepat.

Kenapa saya tekankan kata ‘tepat’ ini? Karena siang itu adalah siang pertama dan terakhir bagi saya untuk dapat memuaskan nafsu setan saya ini terhadap Venny. Karena tepat 3 hari sesudah kejadian terkutuk itu, orangtua Venny yang sangat keras itu sudah pulang balik dari Singapore, dan 4 hari kemudian disusul orangtua saya.

Anak-anak SMP maupun SMA tidak ada yang tahu mengenai kejadian nikmat ini, dan tidak pernah ada yang tahu.

Venny pun tampak ceria dan supel seperti biasa, dan tidak ada lagi kesempatan bagi saya, juga cowok-cowk lain untuk ngomong dengan Venny selain tentang pelajaran, karena setelah kelas bubar, langsung orangtua Venny sudah menunggu dan menjemput gadis cantik seksi idola sekolah ini.

Dan hampir semua cowok hanya dapat menyesalkan kenapa mereka tidak pernah tahu atas ketidakadaan orangtuanya minggu lalu, dan yang tahu pun juga menyesal karena tidak seuntung saya ini.

Dan apakah yang terjadi pada saya pada hari-hari selanjutnya? Sudah dapat ditebak, saya hanya dapat mengintip saja gerak-gerik Venny dari balik tembok.

Hanya sebentar setelah selesai sekolah, lalu setelah Venny dengan senyum manisnya melambaikan tangan ke teman-temannya (cewek-cewek), dan setelah dengan langkah gesit dia ketemu dengan kedua orangtuanya. Maka saya dengan penis berdenyut kencang, langsung segera pulang. Dan di dalam keremangan kamar saya, tiada yang tahu.

“Aaah.. aahh.. oohh.. Vennyy.. segalanya terlambat.. hahaa.. aah.. kau cantiik sekali.. mmhh.. aahh.. ahh..” erangku sambil mengocok penis saya yang benar-benar tegang, tentu saja dengan melihat kembali rekaman saya atas diri Venny 7 hari lalu di atas ranjang saya.
Nikmat sekali, dan jelas sekali rekamannya.

Saya terus lakukan masturbasi (onani) di kamar saya ini setiap hari, setelah mengintip Venny yang ceria sepulang sekolah dari balik tembok. Terus.. terus.. dan tidak terlupakan. Mungkin sepanjang masa kenikmatan sang cewek idola ini.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,