Cerita Sex Tante Yang Menangis

Author:

Cerita Sex Tante Yang Menangis – Melisa umur 31 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga, mempunyai dua orang anak yang satu umurnya 2 tahun dan yang satu umurnya 6 tahun. Sebut saja namaku Boby. Suami tanteku, Bagas umurnya 40 tahun, adalah karyawan di suatu perusahaan swasta di Bandung. Melisa sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan wanita. Tapi ada yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat aduhai sekali. Payudaranya sangat besar, sangat enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.

Waktu itu Melisa sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu berlari jauh dari rumah, maka Melisa langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak sesuatu sampai akhirnya Melisa terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah. Melisa langsung berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Boby, anak tetangga depan rumah Melisa kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Melisa sedang jongkok sambil meringis memegang lututnya, Boby langsung lari ke arah Melisa.

“Kenapa tante?” tanya Boby.
“Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Bob…” ujar Melisa sambil meringis.
“Bantu saya berdiri, Bob…” kata Melisa.
“Iya tante,” kata Boby sambil memegang tangan Melisa dan dibimbingnya bediri.
“Bob, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya…” kata Melisa.
“Iya tante,” kata Boby sambil segera menghampiri anak-anak Melisa.

Sementara Melisa segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Boby mengantarkan anak-anak Melisa ke rumahnya, Melisa sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.

“Ada obat merah tidak, tante?” tanya Boby.
“Ada di dalam, Bob,” kata Melisa.
“Kita ke dalam saja…” kata Melisa lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.
Boby dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.
“Mana obat merahnya, tante?” tanya Boby.
“Di atas sana, Bob…” kata Melisa sambil menunjuk kotak obat.
Boby segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama Boby segera kembali dan mulai mengobati lutut Melisa.
“Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Boby.
“Tidak apa-apa kok, Bob. Tante senang ada yang menolong,” kata Melisa sambil tersenyum.
Boby mulai memegang lutut Melisa dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.
“Aduh, perih…” kata Melisa sambil agak menggerakkan lututnya.

Secara bersamaan rok Melisa agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Boby. Boby terkesiap melihatnya. Tapi Boby pura-pura tak melihatnya. photomemek.com Tapi tetap saja paha mulus Melisa menggoda mata Boby untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Boby agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Melisa. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Melisa memakai celana pendek.

Boby biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Melisa sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Melisa sangat jelas terlihat. Melisa sepertinya sadar kalau mata Boby sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Melisa merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Bobypun sepertinya terkesima dengan sikap Melisa tersebut. Boby menjadi malu sendiri.

“Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Boby.
“Iya, terima kasih,” kata Melisa sambil tersenyum.
“Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Melisa lagi sambil tetap tersenyum.
“Kenapa kamu nunduk terus, Bob?” tanya Melisa.
“Tidak apa-apa, tante…” ujar Boby sambil sekilas menatap mata Melisa lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.
“Ayo, ada apa?” tanya Melisa lagi sambil tersenyum.
“Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Boby sambil tetap menunduk.
“Lihat apa?” tanya Melisa pura-pura tidak mengerti.
“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Boby sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Melisa tersenyum mendengarnya.
“Tidak apa-apa kok, Bob,” kata Melisa.
“Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Melisa lagi sambil tetap tersenyum.
“Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Melisa lagi sambil tetap tersenyum.

Ketika kaki Boby menyentuh kakinya, seperti terasa ada sesuatu yang berdesir dari kaki yang tersentuh sampai ke hati. Melisa merasakan sesuatu yang lain akan kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Melisa merasakan ada sesuatu keinginan tertentu muncul yang membuat perasaannya tidak menentu. Sentuhan kaki Boby terasa begitu hangat dan membangkitkan suatu perasaan aneh.

“Kamu sudah punya pacar, Bob?” tanya Melisa sambil menatap Boby.
“Belum tante,” kata Boby sambil tersenyum.
“Lagian saya tidak tahu caranya mendapatkan perempuan,” ujar Boby lagi sambil tetap tersenyum. Melisapun ikut tersenyum.

“Pernah tidak kamu punya keinginan tertentu terhadap perempuan?” tanya Melisa lagi.
“Keinginan apa tante?” tanya Boby. Melisa tersenyum.
“Kita habiskan dulu makannya. Nanti kita bicara…” kata Melisa.
Selesai makan, mereka duduk-duduk di ruang tengah.
“Kamu ada sesuatu yang harus diselesaikan di rumah tidak saat ini?” tanya Melisa.
“Tidak ada, tante,” kata Boby.
“Tadi tante mau tanya apa?” kata Boby penasaran.
“Begini, apakah kamu suka kepada Bobita tertentu? Maksud saya suka kepada tubuh Bobita?” tanya Melisa.

“Kita bicara jujur saja, ya.. Saya tidak akan bicara pada siapa-siapa kok,” kata Melisa lagi.
“Kamu juga mau kan jaga rahasia pembicaraan kita?” kata Melisa lagi.
“Iya, tante,” kata Boby.
“Kalau begitu jawablah pertanyaan tante tadi…” kata Melisa sambil tersenyum.
“Ya, saya suka melihat perempuan yang tubuhnya bagus. Saya juga suka tante karena tante cantik dan tubuhnya bagus,” kata Boby tanpa ragu.
“Maksudnya tubuh bagus apa,” tanya Melisa lagi. Boby agak ragu untuk menjawab.
“Ayolah…” kata Melisa sambil memegang tangan Boby. fantasiku.com Tangan Boby bergetar.. Melisa tersenyum.
“Mm.. Saya pernah.. Pernah lihat majalah Playboy, juga.. Juga.. Juga saya pernah lihat VCD porno.. Mm.. Mm.. Saya lihat banyak perempuan tubuhnya bagus…” kata Boby dengan nafas tersendat.
“Oh, ya? Tadi itu kamu lihat apa saja,” kata Melisa pura-pura tidak tahu, sambil terus menggenggam tangan Boby yang terus gemetar.

“Mm.. Lihat orang sedang begituan…” kata Boby.
“Begituan apa?” tanya Melisa lagi.
“Ya, lihat orang sedang bersetubuh…” kata Boby.
Melisa kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.
“Kamu suka tidak film begitu?” tanya Melisa.
“Iya suka, tante?” kata Boby sambil menunduk.
“Mau coba seperti di film, tidak?” kata Melisa.
Boby diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Melisa mendekatkan tubuhnya ke tubuh Boby. Wajahnya di dekatkan ke wajah Boby.
“Mau tidak?” tanya Melisa setengah berbisik.

Boby tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Melisa membelai pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Boby. Boby tetap diam dan makin gemetar. Melisa terus menciumi wajah Boby, lalu akhirnya dilumatnya bibir Boby.. Lama-lama Bobypun mulai terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Melisa.

“Masukkan tangan kamu ke sini…” kata Melisa dengan nafas memburu sambil memegang tangan Boby dan mengarahkannya ke dalam baju Melisa.
“Masukkan tangan kamu ke dalam bra saya, Bob.. Pegang payudara saya,” kata Melisa sambil tangannya meremas Penis Boby dari luar celana.

Sementara tangan Boby sudah masuk ke dalam Bra Melisa dan mulai meremas-remas payudara Melisa.

“Mmhh.. Terus sayang…” kata Melisa.
“Tangan saya pegal, tante…” kata Boby polos.
“Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk…” ajak Melisa sambil menarik tangan Boby. Sesampainya di dalam kamar..
“Buka pakaian kamu, Bob…” ujar Melisapun melepas seluruh pakaiannya sendiri.
“Iya, tante…” kata Boby.

Melisa setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Boby terkesima melihat tubuh telanjang Melisa. Seumur-umur Boby, baru kali ini dia melihat tubuh telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila onani. Penis Boby langsung tegang dan tegak.

“Naik sini, Bob…” kata Melisa.
“Iya, tante…” kata Boby.
“Sini naik ke atas tubuh saya…” kata Melisa sambil mengangkangkan pahanya.

Boby segera menaiki tubuh telanjang Melisa. Melisa langsung melumat bibir Boby dan Bobypun langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Boby meremas payudara Melisa yang tidak terlalu besar. Sementara Penis Boby sesekali mengenai belahan vagina Melisa.

“Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus…” desah Melisa sambil memegang tangan Boby yang sedang meremas payudaranya, dan tangan mereka bersamaan meremas payudaranya.
“Ohh.. Sshh…” kata Melisa. Bobypun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati payudara Melisa.
“Bob, jilati vagina ya, sayang…” pinta Melisa.
“Tapi saya tidak tahu caranya, tante,” kata Boby polos.
“Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke vagina, lalu kamu jilati belahannya…” kata Melisa setengah memaksa dengan menekan kepala Boby ke arah vaginanya.

Boby langsung menuruti permintaan Melisa. Dijilatinya belahan vagina Melisa sampai tubuh Melisa mengejang menahan nikmat.
“Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang…” desah Melisa sambil meremas kepala Boby.
“Bob, kamu jilati bagian atas sini…” kata Melisa sambil jarinya mengelus kelentitnya.
Lalu lidah Boby menjilati habis kelentit Melisa.. Melisa kembali menggelepar merasakan nikmat yang teramat sangat.
“Teruss.. Sshh.. Ohh…” desah Melisa sambil badannya semakin mengejang.

Pahanya rapat menjepit kepala Boby. Sementara tangannya semakin menekan kepala Boby ke vaginanya. Tak lama..

“Ohh…” desah Melisa panjang. Melisa orgasme.
“Sudah, Bob.. Naik sini,” kata Melisa.
Boby lalu menaiki tubuh Melisa. Melisa lalu mengelap mulut Boby yang basah oleh cairan vaginanya. Melisa tersenyum, lalu mengecup bibir Boby.
“Mau tidak Penis kamu saya hisap,” kata Melisa.
“Mau tante,” kata Boby bersemangat.
“Bangkitlah.. Sinikan Penis kamu,” kata Melisa sambil tangannya meraih Penis Boby yang tegang dan tegak.

Boby lalu mengangkangi wajah Melisa. Melisa segera mengulum Penis Boby. Tidak hanya itu, Penis Boby lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Boby tubuhnya mengejang menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.

“Ohh.. Tantee.. Enaakk…” jerit kecil Boby sambil memompa Penisnya di mulut Melisa.
“Masukkin ke vagina, sayang…” kata Melisa setelah dia beberapa lama menghisap Penis Boby.
Boby lalu mengangkangi Melisa. Sementara tangan Melisa memegang dan membimbing Penis Boby ke lubang vaginanya.

“Ayo tekan sedikit, sayang…” kata Melisa.

Boby berusaha menekan Penisnya ke lubang vagina Melisa sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless.. Penis Boby berhasil masuk dan mulai memompa vagina Melisa. Boby merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara pada batang Penisnya.

“Bagaimana rasanya, Bob?” tanya Melisa sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.
“Ohh.. Sangat enakk, tanttee…” kata Boby tersendat sambil memompa Penisnya keluar masuk vagina Melisa.

Melisa tersenyum.. Setelah sekian lama memompa Penisnya, tiba-tiba tubuh Boby mengejang. Gerakannya makin cepat. Melisa karena sudah mengerti langsung meremas pantat Boby dan menekankannya ke vaginanya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..

“Ohh.. Hohh…” desah Boby. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Melisa.
“Udah keluar? Bagaimana rasanya?” tanya tante Melisa sambil memeluk Boby.
“Sangat enak, tante…” kata Boby,,,,,,,,,,,,,,,,,,