Pengalaman Seks Dengan Mantan Muridku

Author:

Pengalaman Seks Dengan Mantan Muridku – Namaku Alin, tinggi 160 cm, berat 56 kg dengan lingkar pinggang 65 cm, Secara keseluruhan, sosokku terlihat kencang dan garis seksi tubuhku tampak jelas bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak, berusia 42 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota Semarang.Kata orang bentuk tubuhku mirip salah satu artis yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dan semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.Kira-kira 6 tahun yang lalu saat umurku masih 36 tahun salah seorang sahabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya.Nama nya Rendy, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Rendy seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Rendy ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi Guru SD.Rendy sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Rendy memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.Sekitar 4 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah keluar negeri selama 3 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex ku yang masih menggebu-gebu.Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 2 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.Awalnya biasa saja, tapi setelah 8 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan.

Seperti minggu pagi itu, aku masih belum juga bangun walau jam telah menunjukkan angka 9.Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu langsung kembali tidur-tiduran di kamarku. Tak lama terdengar suara pintu yang dibuka.“Bu Alin..?” Suara Rendy berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat, aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Rendy sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.“Bu Alin..?” Suara Rendy terdengar lebih keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyenyak atau tidak. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.Lalu kurasakan Rendy mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat.Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur. Kuatur napas selembut mungkin lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku.Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, dan aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.Sekarang tangan Rendy sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Rendy mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, namun aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil.

Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.Tangan kanan Rendy mulai menelusuri selangkanganku, kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Rendy menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Rendy mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.“Rendy!! Ngapain kamu?”Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Rendy menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Rendy mencium mulutku dengan cepat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Rendy makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang kekar dan berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu…” Rendy melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.“Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Alin.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Rendy.“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Rendy melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku.Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.Benarkah pemuda seperti Rendy terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak tertutup sehelai benangpun.“Body Ibu bagus banget…” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku.Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.“Ibu hebat…,” desisnya.“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mengacak-acak rambut Rendy yang panjang seleher.“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku.

Nikmat sekali.“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. Dibukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Rendy minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.Rendy tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya?” godanya.“Kamu juga sudah enggak kuat kan sebenarnya Ren, Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.Rendy tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Rendy pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Rendy yang besar.Berbeda dengan suamiku, Rendy nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.Rendy menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Rendy, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Pengalamanku Bercinta Dengan Riska Yang Seksi

Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak bercinta sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku.Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Rendy, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.Mataku terpejam rapat, seakan tidak dapat lagi membuka. Terasa nafas Rendy semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Rendy memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Rendy mulai memaju mundurkan roket rudalnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.Rendy tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar.

Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.“Oohh…, Saannn…!!!”Rendy malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”Rendy terus mengenjot-genjot. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Rendy sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget bercinta sama Ibu!” Rendy menyodok-nyodok semakin kencang.“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”“Oh, ah, uuugghhh… ”“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Rendy, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah beberapa bulan aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Rendy mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.Kuturuti permintaan Rendy. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Rendy mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar.

Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Rendy dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Rendy segera menunduk dan dikecupnya pipiku.“Ren.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Rendy mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.Rendy melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghujam-hujam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Renn!!”Rendy tidak bersuara, melainkan mengenjot-genjot semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Rendy pun kali ini segera akan mencapai klimaks.Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumaju mundurkan berlawanan dengan gerakan Rendy. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.Tiba-tiba Rendy menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat.

Lalu ku kangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkat. Rendy langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Rendy memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghujam mulut vaginaku yang menganga.“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.“Aku hampir keluar!” Rendy bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati genjotan-genjotan keras batang kemaluan Rendy. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak bercinta sama Ibu!” Erang Rendy“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan,aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Rendy menekan kuat-kuat, menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Pengalaman Seks Ku Dengan Suamiku Saat Malam Pertama

Rendy memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sibuk mengatur nafas.“Enak banget,” bisik Rendy beberapa saat kemudian.“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Rendy bergerak-gerak di dalam vaginaku.“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”Rendy bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Rendy menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.Rendy lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Rendy karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Rendy mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,“Aku bisa enggak puas-puas bercinta sama Ibu… Ibu juga suka kan?”Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Rendy sebagai jawaban.Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Rendy kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.Sudah seminggu Rendy menjadi suami ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Rendy benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Rendy selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikan bajuku lagi.Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Rendy meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah.Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan duduk di depan meja rias.

Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Rendy padaku.“Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.Lalu Rendy masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.“Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.“Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.Tapi Rendy menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sambil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.“Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”“Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Rendy berucap.“Dari sini bu..” Bisiknya.Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BH-ku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Rendy masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Rendy lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.“Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini. Lalu tangan Rendy menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya.Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Rendy dan menyedot dengan keras air liur Rendy, kulilitkan lidahku menyambut lidah Rendy dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”. Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya.Untuk lebih membuat Rendy lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai vagina yang menyembul mendesak CD-ku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.Rendy tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Rendy mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Rendy memilinnya secara halus dan menariknya perlahan.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Kehilangan Perjaka Oleh Seorang Polwan

Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman Rendy dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.Selepas tautan dengan bibir hangatku, Rendy lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.“Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”Rendy lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Rendy, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.Lalu Rendy menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras yang segar menantang ke atas. Rendy mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Rendy dan kulemparkan kekursi rias. Dengan penuh nafsu Rendy menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CD-ku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menantang segar ke atas.Lalu Rendy merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CD-ku yang sudah basah lembab, ia langsung menurunkannya, mendorong dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.Tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada vaginaku, dimana bagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat, dibagian belahan vagina bagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Rendy semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.“Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”Rendy segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras.

Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan gunung merapi yang ingin memuntahkan lahar nya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Rendy dan menekannya kebawah sambil mengerang.“Ssaann.. Aarghh..”Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, lahar pun meluap menyemprot ke atas hidung Rendy yang mancung.“Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” vaginaku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.“Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam vaginaku sayang.. Cium ibu sayang.”Rendy segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Rendy dalam rongga mulutku yang indah.Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Rendy pun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat.Setelah merasa aku cukup beristirahat Rendy mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan mendorong badan Rendy yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Rendy, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Rendy yang berambut, Kubelai dada Rendy yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang satunya lagi. Mengelinjang Rendy mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Rendy pun mengerang dan mendesah.Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Rendy ditekan kebawah dan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Rendy sampai akhirnya kekemaluan Rendy membesar dan mengeras. Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Rendy yang menantang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Rendy yang putih.Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala rudalnya Rendy dengan penuh gelora nafsu, kusapu kepala rudalnya dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Rendy memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan kenikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.“Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Rendy mengerang.Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu mata ke arah Rendy yang sedang kelenjotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala rudalnya tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.Sadar akan keadaan Rendy yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang.

Denyutan vaginaku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan rudalnya Rendy dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Rendy menghadap kekakinya.Kumasukkan rudalnya Rendy yang keras dan menegang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar dan kupompa naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakan pun kutambah sampai kecepatan maksimal.Rendy berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol Rendy yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang tidak bisa terlukis dengan kata-kata. Tangan Rendy pun tak tinggal diam, diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada rudalnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.“Buu Liinnaa.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung rudalku sudah tak tertahankan”“Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .Lalu Rendy memintaku untuk memutar badan menghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Rendy menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku.Sambil mengayun dan memompa rudalnya dengan cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Rendy yang tak tahan lagi akan denyutan diujung rudal yang semakin mendesak seakan mau meledak.“Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”“Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret… tak tertahankan lagi bendungan Rendy jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.Segera kusambar bibir Rendy, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Rendy. Kudekap badan Rendy yang mengejang, basah badan Rendy dengan peluh menyatu dengan peluhku. Demikian lah Cerita Seks Pengalaman Seks Dengan Mantan Muridku oleh Cerita sex hot