Pengalamanku Ngentot Dengan Kasir Swalayan

Author:

Pengalamanku ngentot Dengan Kasir Swalayan – Sarah yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi. Sarah lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Sarah bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.Sampai akhirnya pada suatu malam, Sarah mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Barong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Sarah yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.“Keluarin uangnya!” perintah si Barong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Sarah gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali.

Setelah beberapa saat, Sarah berhasil membuka laci itu dan memberikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Barong, Sarah tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Barong merampas uang itu, Sarah langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

“Masa cuma segini?!” bentak si Barong.“Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Sarah masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Sarah mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.“Cepat!” bentak si Kumis, Sarah merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Sarah berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu.

Untunglah, melihat mata Sarah yang ketakutan, mereka berdua percaya. “Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Sarah di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Sarah juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Sarah.“Beres! Ayo cabut!”“Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.“Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.“Gue pengen liat bentar aja!”.Mata Sarah terbelalak ketika si Barong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Sarah yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Sarah meronta-ronta dalam ikatannya.“Wow, oke banget!” si Barong berseru kagum.“Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Sarah karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.Tapi si Barong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Sarah lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Sarah. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Sarah ditariknya, tubuh Sarah ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Sarah terputus dan sekarang payudara Sarah bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

“Jangan!” teriak Sarah. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Sarah mulut si Barong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian

Sarah menjerit ketika si Barong mengigit puting susunya.“Diem! Jangan berisik!” si Barong menampar Sarah, hingga berkunang-kunang. Sarah hanya bisa menangis.“Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Barong menampar buah dada Sarah, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Sarah. Kemudian si Barong bergeser dan menampar yang sebelah kanan. Sarah terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Barong terus memukuli buah dada Sarah sampai akhirnya bulatan buah dada Sarah berwarna merah.“Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Barong.“Kita musti cepet minggat dari sini!” Sarah bersyukur ketika melihat si Barong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Sarah bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Sarah berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.“Hey, Roy! Tokonya kosong!”.“Masa, cepetan ambil permen!”.“Goblok lo, ambil bir tolol!”.Tubuh Sarah menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Sarah mengeluarkan suara minta tolong.“sstt! Lo denger nggak?!”.“Cepet kembaliin semua!”.“Lari, lari! Kita ketauan!”.Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Sarah, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.“Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.“Hei, liat nih! Ada kejutan!”Sarah berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Cerita Sex Suamiku Menjual Diriku Untuk Melunasi Hutang

Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Sarah, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.“Gila! Cewek nih!”.“Dia telanjang!”.“Tu liat susunya! susu!”.“Mana, mana gue pengen liat!”.“Gue pengen pegang!”.“Pasti alus tuh!”.“Bawahnya kayak apa ya?!”.Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Sarah yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Sarah, tangan-tangan meraih tubuh Sarah. Sarah tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Sarah.

“Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Sarah, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Sarah. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Sarah keluar menuju bagian depan toko. Sarah meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Sarah sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Sarah terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Sarah sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Sarah merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Sarah melihat salah seorang berandal tadi

memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!“Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Sarah. Sarah berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Sarah.“Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Sarah berusaha bangun tapi tidak berhasil.

Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Sarah berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”Langsung saja Sarah mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Sarah hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Sarah kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Sarah sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Sarah dan mengikatkan kaki-kaki Sarah ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Sarah berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.“Waktunya Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Sarah terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Sarah dan menariknya hingga mendekati pinggir meja.

Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.“Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Sarah. Sarah melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Sarah, membuat Sarah sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Sarah ditariknya hingga lepas. Sarah berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Sarah. Pandangan Sarah berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Sarah. Sarah terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.Berandal yang duduk di atas dada Sarah turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Sarah, membuat Sarah mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya.

Ia kemudian memegang buah dada Sarah sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks. Tangannya meremas dan menarik buah dada Sarah ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Sarah. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Sarah.Sarah tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas,

jika ada orang lewat di depan tokonya. Sarah meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang.

Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Sarah berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.Kisah Sex Seorang Kasir Swalayan “Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Sarah terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.“Tolong saya!” ratap Sarah.“Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”“Nama lu Sarah kan?” tanya laki-laki tadi.“Bagaimana bapak tahu nama saya?” Sarah bingung dan takut.“Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.

“Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.“Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.Sarah kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Sarah kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Sarah dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Sarah betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Sarah kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.“Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”“Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Ratih Wanita Cantik Yang Di Perkosa Oleh 3 Orang

Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Sarah sehingga sekarang Sarah duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Sarah. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Sarah, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Sarah. Rasa dingin juga menempel di buah dada Sarah, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Sarah bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.“Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Sarah yang mengeras kaku.“Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Sarah melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap.

“Jangaann!” Sarah berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Sarah sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Sarah menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.“Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.“Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Sarah. Sarah menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya

menghancurkan isi toko itu. Sarah berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Sarah bergerak lunglai jatuh.”“Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Sarah.“Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”Sarah meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Sarah, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Sarah. Sarah menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Sarah bercucuran di pipi.

Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Sarah merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.“Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”“Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Sarah menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Sarah berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Sarah melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Sarah, telanjang dengan buah dada mengacung.Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.Sarah berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya.

Sarah menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.Sarah tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Sarah merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Sarah menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.“Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”“Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.“Jangan!” Sarah meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari

penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Sarah. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Sarah.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Kisahku Ngentot Dengan Bella Wanita Asal Riau

Sarah menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Sarah tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Sarah bisa membesar.Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Sarah, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Sarah yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Sarah merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Sarah terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Sarah, membuat Sarah menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Sarah merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Sarah.“Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Sarah. Kemudian ia mendorong Sarah duduk dan kembali mengikat tangan Sarah ke belakang, kemudian mengikat kaki Sarah erat-erat. Kemudian tubuh Sarah didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Sarah terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Sarah jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi. Demikian lah Kisah Sex Pengalamanku Ngentot Dengan Kasir Swalayan oleh Cerita sex hot