Cerita Seks panas – Awal mula cerita dewasa ini adalah cerita seks yang aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.” Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah. Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu. Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua. Dadaku masih bergemuru.
Baca Juga Cerita Seks Panas : nasip malang Finalis Putri Indonesia yang di perkosa
Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka
lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring
erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku
menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku
sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah
cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku,
walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku,
matahari pagi sudah bersinar sangat terang. Aku mandi membersihkan diriku,
karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan
kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua
diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu
kepadaku, “Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.” Kusorongkan tangan
kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya, “Hai, cantik namaku Vera,
namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik,
membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab
dengan antusias juga, “Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi
malam.” Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan
Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja
makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante
Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku
juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu
dengan tatapannya. Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian, “Hari ini Tante
harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau
dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa
menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku
dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan
pertanyaan kepadanya, “Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.” Dan Vera pun
menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian,
asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila
perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.” Aku mengamati gaya
bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi
semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia
menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba
menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku
tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria
sudah merupakan hubungan percintaan. Aku pura-pura kaget, “Bagaimana mungkin
kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku. Vera menjawab,
“Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati
pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan
kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku,
karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.” Kini aku
baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku
aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya, “Mengapa
kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.” Dan Vera menjawab, “Karena aku
mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.” Aku sedikit kaget
walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan
Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan
berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh
daguku. Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu
bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu
bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya.
Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara
bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan
kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan
bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju
kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku
membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena
dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya. Kulihat Bra hitamnya
menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi
payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku
cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya
meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan
kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah
muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar
ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah
kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti
seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di
sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku
mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah
karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua
bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia
seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya. Ketika sedang asyik
kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami
berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di
depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua
berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua
baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa.
Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu. Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku.
Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku. Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu. Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai.
Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : ML Bersama Model Cantik dan Tante Girang Ngajari ku Ngentot
Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami
Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk
berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada
hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah. Hari-hari berlalu dan kami
bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih
banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada
ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan
ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar
hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa
nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam
pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami
bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah
malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok. Entah
mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan
mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi
kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun
aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran
kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku
di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang
hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku
selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.
Menikmati Jilatan Hana Si Gadis Imut
Pernah berkenalan dengan wanita yang namanya Hana saya tanya
tanya rupanya dia anak jawa, cewek yang supel dan enak di ajak ngobrol, kalau
saya tanya hal apa , dia pasti bisa menjawab seolah olah seperti orang yang
banyak pengetahuannya, dan setelah kami chat chat rupanya Hana juga ingin pergi
ke Bandung tempat tinggal ku juga. Dari
situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akhirnya kami berjanji untuk
saling bertemu di daerah K di Jakarta. Dari pertemuan itu saya mengenal Hana
lebih jauh. Hana kuliah di salah satu universitas terkemuka di kotanya. Hana
secara fisik biasa saja. Ukuran badannya kira-kira setinggi 160 cm. Tubuh agak
bungkuk udang, mempunyai rambut panjang terurai. Tapi ada yang menarik dari
penampilannya, toketnya! Toketnya terlihat unik & menantang. Saya hanya
menelan ludahku bila tanpa sengaja mengintip bagian yang menggunung itu. Hana
meminta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, sedangkan saya diangkatnya
sebagai “abang”! Sebab ia bilang, Hana tak mempunyai kakak. Saya setuju-setuju
saja. Pertemuan kedua & selanjutnya kami semakin ‘terbuka’. Aku-pun sudah
‘diizinkan’ untuk memegang toketnya yang unik itu. Hanya saja ia bilang “dasar,
abang nakal!!” saya hanya tersenyum… Kalau sudah dibilangin begitu, maka akupun
kadang lebih berani lagi. Tanganku menjelajah ke daerah terlarangnya…. Seminggu
yang lalu saya menjenguknya di daerah P. Walau dengan mengendarai motor
bututku, saya sampai juga ke rumahnya setelah berjalan selama beberapa jam dari
rumahku.
Kulihat kegembiraan yang amat sangat, saat ia tahu bahwa
saya yang datang. Memang sudah dua bulan saya tak main ke rumahnya. ia sudah
kangen, tampaknya… Pada saat membukakan pintu Hana memakai daster putih,
Terlihat cukup jelas, pepayanya yang unik menerawang dari balik sangkarnya.
Hana menyilahkanku duduk & berbalik sebentar ke dapur untuk kemudian
kembali lagi dengan membawakanku segelas minuman dingin. Setelah ngobrol ngalor
ngidul. Hana menyandarkan wajahnya ke dadaku… Saya menyambut dengan tenang.
Sebab memang tujuanku ingin mencoba menuntaskan hasratku yang ada selama ini,
dengannya. Kutundukkan muka saya untuk menjangkaunya. Saya menciumnya. Kususuri
dengan bibirku. Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat
teratur, ke hidung & sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin
bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin
memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan,
perlahan menuju ke toketnya yang cukup besar & unik. Unik sebab bentuk
toketnya yang memanjang & besar, mirip dengan buah pepaya. ‘Adikku’ ini
pintar juga memilih daster yang berkancing di depan & hanya 4 buah, mudah
bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tak lama kemudian kaitan
BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua
bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah.
Daster & BH itupun segera terlempar ke lantai. Sementara itu, Hana juga
telah berhasil membuka kancing celana jeanku, lalu berusaha melepas t-shirt
yang saya pakai. Saya tetap menjaga agar Hana tak memelorotkan celana jeanku.
Bukan apa-apa, ini kan di rental komputernya? hehehe… Kulepaskan ciumanku dari
bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu desahkan erangan-erangan lembut. ia
tersenyum & menatapku sambil terus melanjutkan pengembaraannya menelusuri
‘senjataku’. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan
amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya.
Kujilati & kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. Hana mulai mendesah & meracau tak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam & bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas & memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Saya tak ingin buru-buru, saya ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik & menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora. Apalagi suaranya yang meracau itu…. Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, Hana melepaskan celana jeanku. Saya tak menolak, sebab akupun ingin menuntaskan semuanya. Hana dengan bersemangat mengocok kontol ku, membuat semakin mengeras & mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara Hana rupanya sudah tak sabar, dibelai & digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama beberapa saat sejak saya berkenalan dengan Hana, tetapi kali ini rasanya lain.
Baca Juga Cerita Seks Panas : Perawan abg di jilat meki nya langsung licin dan Rejeki ngentot gratis dengan wanita kesepian
Pikiran & konsentrasiku tak lagi terpecah. Melalui paha
sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu
tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, & semakin memburu. Perlahan kubelai
rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai &
kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin
& basah. Tubuh Hana mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke
kanan, juga ke atas & ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari
tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, & mulai menggigit lidahku
yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di
kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang & melengkung,
kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang
pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya. Dipeluknya saya dengan keras
sambil berbisik, “Ohhh, nikmat sekali. terima kasih sayang.” Saya tak ingin
istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi
ia dari kening, ke bawah, ke bawah, & terus ke bawah. Deru nafasnya kembali
terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya.
Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin
basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas
pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, &
sesekali kukunya yang tak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi
nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal
menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat,
sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat. Beberapa saat kemudian,
ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya saya dengan gemas. Kutatap matanya
dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk memasukkan pusaka saya ke
liang kenikmatannya. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum
sangat manis, dianggukkannya kepalanya. Perlahan, dengan tangan kuarahkan
kemaluanku menuju ke kewanitaannya.
Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan & kudorong masuk. Terasa sekali kalau daerah terlarang itu sudah basah & mengeluarkan banyak cairan. Kudorong perlahan… & terasa ada yang menahan tongkat pusakaku. Wow…! Hana ini masih perawan rupanya. Kulihat ia meringis, mungkin kesakitan, tangannya tanpa kusangka mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Saya tak tega, saya kasihan! Kupeluk & kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga. Hana tahu saya kecewa. Sebab itu ia cepat mendekapku. & tiba-tiba dengan ganasnya, ia melumat & mengulum senjata saya yang mulai mengendur. “Argh… ” saya mendesis…! Ternyata sedotan demi sedotan dari Hana mendatangkan kenikmatan yang luar biasa… Saya membiarkan saja, apa yang dilakukan Hana. Kulihat Hana dengan rakusnya telah melahap & mengulum kemaluanku yang sudah kembali membesar & sangat keras. Nikmat tiada tara. Tapi, saya kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta ia telentang di tempat tidur, saya naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Saya pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan & elusan lidahnya yang hangat & kasar itu. Apalagi bila ia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya. Larva panas hampir tak tertahankan lagi, saya memberi isyarat padanya untuk menghentikan emutannya… Demikianlah cerita seks panas Pramugari Dengan Kemolekan Tubuhnya dan Menikmati Jilatan Hana Si Gadis Imut oleh cerita sex hot