One for all – 2

Author:

One for all – 2

Kami melakukan aktivitas ini selama 10 menit. Keringat, peluh, lenguhan dan bekas gigitan mewarnai aktivitas ini. Mungkin karena saya banyak baca cerita-cerita di Rumah Seks dan sering menonton VCD porno, maka tidak ada kekakuan dan kebingungan dalam menggarap mereka.

“Baik, budak-budakku, kalian berkesempatan untuk melepas keperjakaan gue” kataku layaknya seorang majikan.

“Hah? Jadi lo masih perjaka? Asik banget nih. Gue belom pernah dapet perjaka nih. Yang ada perawan gue yang diambil. Tapi baru kali ini gue yang ambil perjaka orang.” ujarnya sambil menatap teman-temannya. Dari wajah mereka, saya tahu kalau mereka sedang berpikir siapa yang bakal mengambil perjaka saya.

Akhirnya saya berkata,

“Gue di sini yang berkuasa, jadi gue yang menentukan siapa yang berhak atas perjaka gue.”

Saya kira mereka akan marah karena saya berkata begitu. Ternyata sebaliknya, mereka malah menatap saya dengan penuh kepatuhan dan memasang mimik muka yang sangat memohon untuk mendapatkan kesempatan ini.

“Lo yang berhak atas perjaka gue dan pilihan gue nggak mungkin berubah. Tapi gue tidak mau sperma gue berakhir di rahim lo, tapi di saluran pencernaan lo.” kataku seperti memberikan perintah sambil menunjuk salah seorang dari mereka.

Dia lalu tersenyum senang sementara yang lainnya mengeluh. Saya memang dari pertama ketemu sudah naksir sama dia. Diberi kesempatan seperti ini tentu saja tidak akan saya sia-siakan. Kalaupun dia tidak bisa jadi pacar saya, setidaknya saya udah bisa menikmati tubuhnya. Sebenarnya saya masih takut mereka marah karena sudah keenakan menganggap diri berkuasa penuh atas mereka. Namun jawaban yang saya terima adalah kata-kata yang menghapus perasaan itu semua.

“Terima kasih Tuan atas kesempatan ini. Sekarang saya milik tuan seutuhnya tanpa ada batas apapun. Saya akan memenuhi permintaan tuan dan meminum seluruh sperma yang akan tuan keluarkan.”

Tanpa banyak kata, saya langsung menyuruh yang lain menyingkir dari tempat tidur. Saya tarik dia untuk memeluk saya dan menindih saya dengan tubuhnya. Saya mulai dengan ciuman di bibirnya. Dan ia pun membalas dengan penuh nafsu. Tangannya merangkul leher saya seolah-olah majikannya ini tidak diizinkan melepaskannya.

Kami terus bergulat sambil berguling-gulingan. Lalu saya atur posisi saya di atas menindihnya. Saya melepaskan ciuman saya sambil tersenyum.

“Enjoy this, my slave..” kataku sambil meremas kedua payudaranya. Lalu lidah saya mencicipi tiap mili dari payudaranya. Nampak dia menikmati permainan lidah saya. Sambil menutup matanya dan menggigit bibir bawahnya sendiri, dia terus berkata dengan kacau.

“Oh.. yes master.. do it to me.. do it as you like.. oohh”

Lalu perlahan saya mulai turun ke pusarnya. Saya jilat melingkar dan dia pun makin melenguh. Perlu diketahui walaupun saya memang belum pernah berhubungan seks sebelumnya, namun VCD porno dan Rumah Seks telah menjadi sumber ilmu yang dapat diandalkan saat itu. Semua yang pernah saya baca, saya praktekkan.

Saya turun lagi menuju vaginanya. Saya mulai menjilat perlatan lapisan terluarnya.

“Ohh.., yeess.. I’m your bitch masteerr.. I’m your slavee..”

Kata-kata itu semakin meningkatkan birahiku. Gerakan lidah dan kedua tanganku sudah mulai liar dan tidak meperdulikan norma apapun. Kucari tonjolan kecil dalam vaginanya yang menurut referensi adalah vital spot seorang wanita. Kudapatkan dan kumainkan lidah dan

jariku di sekitarnya.

“Oohhohh.. yeess.. damn.. fuck.. it.. good..”

Dia terus mengacau dan mulai bergerak dengan liarnya. Rambutku pun dijambaknya dan kepalaku ditekannya seakan-akan saya tidak diijinkan untuk menghentikan ini. Saya keluar masukkan lidah saya di vaginanya yang dari ukuran dan bentuknya memberitahu saya kalau dia sudah tidak perawan.

Tak lama kemudian, cairan asin itu membasahi lidahku dan diiringi dengan teriakannya dan dia menjadi duduk dengan mendongkakkan kepalanya dan menatap langit-langit kamar sambil terus menjambakku.

Kulepaskan jambakannya dan merebahkan dia kembali. Saya menatap pada teman-temannya yang dari mimik muka mereka saya tahu kalau mereka menginginkan ini juga. Mereka sudah mulai merangsang diri sendiri dengan mempermainkan vagina mereka masing-masing dengan jari masing-masing. Saya kembali menatap mangsa saya yang masih terengah-engah dan bercucuran keringat. Rambutku dan rambutnya sudah tidak karuan lagi. Belum lagi aroma tubuhnya yang wangi menggoda.

Sambil terus menatapnya saya lalu berlutut menghampirinya. Saya jambak rambutnya sambil berkata,

“Puaskan kontolku dengan mulutmu, budak. Aku telah memuaskanmu, maka kau harus lebih memuaskanku.”

“Baik Tuan” jawabnya.

Kutuntun kepalanya untuk mendekati penisku dan melepaskannya. Dia pun langsung asyik melahap penis saya.

Gila banget nih cewe. Permainan mulunya di penisku sungguh lihai. Kenikmatan yang tiada tara menjangkiti seluruh tubuhku. Sambil menikmati semua perlakuan ini saya menutup mata dan menghadap langit-langit kamar.

“Ba.. bagus.. teruss.. kau memang budak yang hebat.. aahh..”

“Mmphh.. mmph..” hanya itu yang dapat kudengar dari mulutnya.

Tangannya pun ternyata tidak diam. Buah zakarku dia remas perlahan sambil sesekali dikulumnya seperti memakan buah anggur. Beberapa kali kami saling bertatapan. Saya pun memberikan senyum tanda kepuasan sambil bertolak pinggang dengan tangan kanan. Tangan kiriku membelai rambutnya seperti belaian seorang Ibu pada anaknya.

Dia sesekali meraba daging pantatku dan meremasnya. Yang membuat saya lebih menikmati ini adalah ketika dia mengusap-usap jari-jarinya di liang anus saya. Sungguh kenikmatan yang tiada tara. Apalagi ketika lubang kencing saya dia jilat dengan sangat perlahan seakan tidak ingin terlewati sedikit pun.

Lama-kelamaan saya pun rebahan menikmati semua ini. Gadis ini ternyata sangat lihai sehingga tidak satu detikpun mulunya melepas penis saya. Saat ini dia sedang bersujud melahap penis saya sedangkan saya sendiri terbaring menikmati ini semua. Tak lama saya merasa bahwa sperma saya sudah siap keluar. Saya hentikan kegiatannya dan berkata,

“Kontolku ini sudah siap menikmati vaginamu, budakku. Lakukanlah segera”

“Baik Tuan” jawabnya.

Iapun lalu bergerak menaiki tubuhku dan mencoba memasukan penisku ke dalam vaginanya. Karena sebelumnya dia telah bermain dengan pacar-pacarnya, penisku yang kecil ini tidak mengalami kesulitan untuk masuk ke vaginanya.

Baru sekali ini penis saya merasakan kehangatan vagina seorang gadis. Gerakan dalam tubuhnya yang memijat-mijat penis saya memang terasa sangat nikmat. Pantas saja banyak kaum lelaki yang merindukan saat-saat seperti ini.

Gerakannya memang saya akui benar-benar ahli. Bahkan saya merasa cewe-cewe sampah yang ada di VCD porno pun kalah dengan gerakannya. Tangan dan lidahnya tidak diam saja. Tubuhku pun habis dinikmati, digigit, dijilat dan dirabanya.

Karena baru pertama kali, rasa akan orgasme pun muncul dengan cepat. Maklum lah belum pengalaman. Tapi saya tidak ingin menyelesaikan ini terburu-buru. Saya hentikan gerakannya dan menarik nafas. Dia yang masih

terengah-engah merasa bingung.

“Sorry, gue tadi udah mau keluar jadi gue berhenti dulu. Gak seru, baru sebentar. Lo pasti nggak bakalan puas. Gue pengennya kita sama-sama puas. Sekarang kita ganti gaya ajah.”

“Baru kali ini gue ngentot ama cowo yang tidak egois dan memperhatikan kepuasan gue.” jawabnya. Lalu dia mendekati telinga saya dan berkata,

“Dan hal ini bikin gue sayang ama elo..”

Setelah itu dia menarik kembali kepalanya dan tersenyum sambil mengusap pipi saya.

Saya lalu berlutut dan membalikkannya. Dia pun mengerti bahwa chapter selanjutnya, adalah doggy style.

Tanpa kesulitan saya mulai menyodoknya dan mulai mempraktekkan gerakan-gerakan di VCD porno yang pernah saya tonton. Tangan kanan saya menjambaknya dan takan kiri saya meremas kedua payudaranya. Tak lama pun kami mulai menikmati kegiatan ini.

“Ahh.. ahh.. yess.. oh Vin.. i’m your dog.. i’m your bitch.. fuck me.. harder.. harder.. fuck me as you like..” kata-kata ini lah yang hanya keluar dari mulutnya menikmati semua ini.

“Aaahh.. bitch.. my slavee.. take this.. you’re mine.. you fucking bitch.. fuck you..” dan hanya kata-kata inilah yang keluar dari mulutku.

Kulihat cewe-cewe yang lainnya ternyata sudah orgasme. Mereka ternyata menjadikan kami sebagai live show untuk bahan orgasme mereka. Saya bergerak makin liar dan kasar. Dia pun nampak makin menikmatinya walaupun saya takut hal ini menyakitinya. Kami melakukan ini selama hampir 2 menit. Saat saya merasa sudah hampir puncak, saya pung kembali menghentikan gerakan saya. Dia sudah mengerti dan menarik nafas. Setelah tenang, kembali saya mainkan penis saya di liang vaginanya. Lebih liar dan kasar. Dan iapun lebih menikmatinya.

Setelah hampir 2 menit, terasa puncak kenikmatan ini sudah dekat. Saya kembali berhenti dan menarik nafas. Ia pun menarik nafas panjang. Lalu dengan segera saya ajak dia berdiri berhadapan. Masih dalam kondisi bingung, dia menyaksikan bagaimana saya menyodokkan kembali penis saya ke vaginanya sambil berdiri. Dia mulai mengerti dan merangkul leher saya dengan kuat. Kakinya saya angkat dan saya jepitkat ke pinggang saya. Dan mulailah genjotan demi genjotan penuh kenikmatan itu saya lakukan.

Nampak sekali dia menikmatinya. Bicaranya semakin kacau. Keringat kami berdua bercampur dan tidak ada batas lagi di antara kulit kami. Nampaknya kali ini agak cepat. Baru 1 menit lebih, ledakan itu sudah mendekati. Kembali kuhentikan gerakan ini. Lalu saya berjalan sendirian tanpa menariknya ke arah ranjang. Saya berbaring terlentang dan menantangnya untuk menggenjot penis saya.

“Dari tadi gue terus yang improv, sekarang giliran elo.”

“Baik sayang” jawabnya sambil tersenyum dan berjalan ke arah saya.

Kembali penisku menikmati hangatnya rongga mulut gadis cantik ini. Setelah beberapa saat dia mulai menaiki penisku. Dengan tanpa kesulitan yang berarti, penisku masuk seluruhnya. Diapun mulai bergerak dengan erotis. Sungguh kagum saya dibuatnya dengan gerakan yang ia lakukan. Walaupun saya belum pernah berhubungan seks, tetapi saya sudah bisa tahu kalau gadis ini sudah profesional.

Jarak 1,5 menit kembali terasa bahwa puncak sudah dekat. Saya menyuruhnya berhenti dan dia meminta puncak kenikmatan itu sekarang. Dia turun ke penis saya dan dilumatnya dengan penuh nafsu. Dalam hitungan detik, spermaku pun menyembur banyak sekali di mulutnya. Saya kagum karena tidak setetespun lolos keluar

dari mulutnya. Berarti seluruh sperma saya sekarang sudah ditelannya. Dia tersenyum puas.

“Sperma seorang perjaka. Mmphh.. Baru kali ini gue rasain.”

“Sekarang giliran kita dong.” kata salah seorang temannya.

Ternyata mereka dengan sabar menunggu giliran.

“Terus terang gue cape banget. Tapi kalian mau, terserah mau apa ajah. Gue sih terserah kalian mau improv bagaimana.” jawabku.

Mendengar jawaban itu, mereka terlihat senang. Mereka semua langsung menghampiriku dan menggarap diriku sesuka mereka.

Tak terasa kini sudah jam 9 malam. Kami masih asyik menikmati tubuh satu sama lain. Tepat jam 9.10 malam kamai akhiri semua ini dan tidur seranjang tanpa sehelai benangpun yang melekat.

Besoknya saya dibangunkan oleh kocokan halus dan jilatan di penis saya. Ternyata mereka belum puas. Pagi itu kami berlima main lagi beberapa ronde. Jam 11 kami semua mandi bersama dan kembali tubuhku menjadi mainan mereka. Sungguh nikmat rasanya dan saya masih bingung apakah ini mimpi, hayalan apa memang terjadi. Ah sudahlah kupikir semua ini memang nikmat.

Selesai mandi dan berpakaian kudekati salah seorang gadis yang semalam mendapat jatah pertama dari diriku.

“Gimana tadi malem?”

“Hebat lo. Untuk seorang perjaka yang baru bercinta permainan lo bagus. Lo nggak egois dan lo mikirin juga kepuasan gue. Jujur ajah gue semalem keluar 3 kali waktu maen ama elo. Kalo lo terus berlatih gue yakin permainan lo bakalan jadi dahsyat.”

“Tapi tau nggak lo kenapa tadi malem gue milih lo dulu?”

“Karena gue cantik yah. Atau karena gue seksi? Hihi..”

“Bukan. Tapi karena gue suka sama elo waktu pertama kali gue lihat elo. Gue pengen jadi cowo elo.”

Terus terang saya memang agak nekat berani nembak dia. Cuman daripada keburu diambil sama orang. Dan saat ini dia sedang berpikir panjang.

“OK. Gue juga suka sama elo. Gue mau jadi cewe elo asalkan lo belajar lebih baik biar bisa muasin gue. Gimana?”

“Baik. Gue bakal buat lo nggak sanggup lagi ngelayanin gue.”

“Gue tunggu saat-saat itu.” jawabnya sambil mencium bibirku dengan mesra.

“Ada yang baru jadian nih.”

“Kita-kita masih boleh maen ama dia nggak nih?” tanya seorang temannya.

“Boleh ajah.” jawab pacar baruku ini.

“Tapi seperti yang nggak enak deh maen ama cowo orang. Gimana kalo dia jadi milik kita bersama. Jadi tidak akan ada beban di antara kita.”

“Ide bagus tuh. OK sekarang kita berempat adalah cewenya Alvin dan berhak sepenuhnya atas Alvin.”

Sungguh kaget saya melihat semua ini. Mereka satu persatu menghampiriku dan memberikan ciuman mesra mereka. Dalam waktu semalam saya dapat 4 cewe sekaligus. Sungguh tidak saya duga kemujuran ini akan datang. Satu jam kemudian kamipun berjalan-jalan, bersenang-senang, dan bercinta lagi hingga besoknya.

*****

Sejak saat itu kami berlima menjadi sangat solid. Bahkan teman-temanku pun tidak percaya ketika pada suatu pesta saya bawa mereka semua dan mereka sendiri yang mengaku sebagai pacar saya. Di cerita yang lain nanti, saya akan ceritakan bagaimana kedahsyatan imajinasi saya dalam bercinta ketika saya telah belajar teknik bercinta yang hebat dari seorang sexolog. Buat teman-teman pembaca yang mau memberikan kritik, saran atau mungkin ingin berkenalan, silakan kontak e-mail saya. Saya pasti akan balas. Buat cewe-cewe yang

ingin tahu dahsyatnya foreplay saya, saya tunggu undangannya. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Tamat